Powered By Blogger

magelang

magelang
jalan-jalan truz

Jumat, 11 Desember 2009

laporan bedah buku

Judul buku: Kritik sastra kiriJudul resensi : Kritik Sastra Kiri: Sebuah Pengantar KomprehensifPengarang : Jiwa AtmajaPenerbit : UDAYANA UNIVERSITY PRESSTahun terbit : cetakan pertama, Mei 2009Tebal halaman: viii+176 halamanKota : Jakarta


KRITIK SASTRA KIRI (Sebuah Pengantar Komprehensif)
BAB I1.1 PENDAHULUAN
Kritik sastra, hal yang menjadi sikap atas permulaan dari semua gejolak yang ada dalam menyikapi berbagai kemungkinan dalam fenomena di masyarakat. Fenomena-fenomena yang hadir kemudian dianalisis menggunakan pendekatan sosiologi sastra yang mencoba mengaitkannya dengan latar pengarangnya. Bermula dari dalam pagar sosiologi sastra inilah muncul suatu kritik sastra kiri. Menelusuri kritik Marxis melalui Lukacs orang akan bertemu dengan tokoh Goldmann yang satu tipikal dan sangat dekat dengan George Lukascs muda. Goldmann mencoba untuk menjelaskan homologi ketimbang harus membuktikan hubungan yang erat antara kelompok social dengan perilaku kesusastraan. Teori Goldmann difokuskan dalam setiap teori-teori strukturalisme dan sosiologi serta filsafat yang mempengaruhi pandangannya. Pada teori Goldmann bukan model penelitian yang hendak penelitisn yang meneliti gaya hidup pengarang, namun hendak menemukan dan mengungkapkan pandangan dunianya. pandangan dunianya yang hendak dicapai lalu digunakan dalam menemukan suatu fungsi eksistensi dalam karya sastranya. Maka dari itu digunakanlah karya besar dari suatu pengarang dalam menemukan pandangan dunia baik secara individu atau kelompoknya.Kritik sastra telah mengembangkan suatu metode evaluasi yang baru (sehingga) tidak lagi bersifat lokal seperti negara Perancis dan Inggris, namun penelitian dalam perkembagan kritik sastra mempunyai kecendrungan yang asli dari jaman dahulu sampai sekarang. Tujuh kecendrungan itu adalah (1) kritik sastra Marxisme, (2) kritik sastra Psikoanalisis (3) Kritik Linguistik (4) kritik sastra Eksistensialisme(5) kritik formalisme baru (6) kritik srukturalisme (7) kritik mitos.Diantara kecendrungan itu, kritik Marxisme menjadi yang paling berkembang. Kritik tersebut berkembang luas pada abad ke-19. Hal ini disebabkan teori Marxis yang digunakan untuk berbagai kepentingan, mulai dari cara memberikan penjelasan fenomena sosial dalam sastra, lalu ada yang menggunakannya sebagai “senjata” dalam menghadapi berbagai polemik.Kritik sastra ini bermula dari hipotesis yang mengatakan bahwa hampir semua sifat yang mengalir dalam tubuh manusia budaya yang semua sifat kecenderungannya merupakan sistem pribadi di dalam upaya memberi jawaban bermakna dari situasi tertentu; dan cenderung pula menunjukkan upaya yang bersifat penyeimbangan antara dirinya dengan objek yang berada di dalam lingkungan sosialnya. Cikal –bakal Kritik Sastra KiriDalam hubungan logis, buku ini mencoba untuk memisahkan antara sosiologi isi dan sosiologi struktural. Perbedaan itu meliputi beberapa hal, di antaranya (1) suatu karya sastra dianggap merefleksikan kesadaran kelompok social, dan (2) mereka berbeda dalam hal melihat kepentingan elemen-elemen novel yang bertalian dengan kesadaran kelompok sosialnya. Dalam hal ini sosiologi isi dianggap lebih penting karena digunakan untuk membahas karya-karya sastra biografis, sedangkan kritik sastra kiri (genetik) lebih efektif digunakan untuk membahas hubungan social karya besar yang muncul di dalam dunia kesusastraan itu sendiri. Kritik sastra bermula dari hipotesis yag mengatakan hampir semua sifat kecendrungan manusia budaya sekaligus nerupakan sistem pribadi di dalam upaya memberi jawaban bermakna dari situasi tertentu; dan yang cenderung pula menunjukkan upaya yang bersifat penyeimbangan antara dirinya dengan objek yang berada di dalam lingkungan sosialnya. Adapun dalam buku ini menyebutkan bahwa kritik Marxis hanya menggunakan “Sosiologi sastra” yang mengkaji novel-novel dipublikasikan dan apakah karya-karya itu menyebutkan kelas pekerja? Namun, juga menyeret teks-teks sastra ke dalam bentuk ,gaya, dan makna. Namun ini juga berarti bentuk penyerapan bentuk, gaya,dan makna tersebut sebaai bentuk sejarah tertentu (Ealeto, 2002:4) hal.125
BAB II2.1 SINOPSIS
KE ARAH SOSIOLOGI NOVEL Pada bab ini penulis banyak menerangkan tentan sosiologi dan sastra. Dalam dunia sastra terdapat dua istilah yang berbeda, antara sosiologi sastra dan sosiologi dan sastra. istilah sosiologi sastra tidak termasuk ke dalam sosiologi dan sastra, meskipun perkataan sosiologi sastra terdiri dari kata sosiologi dan sastra. kemudian menurut Alan dan Diana Swingewood sosiologi [dari] sastra mengacu kepada unsur intrinsik yang memanfaatkan fakta. Sedangkan soiologi dan sastra adalah displin sosiologi yang digunakan untuk menelaah fakta sastra, antara lain (a) melihat sastra sebagai dokumen sosio-budaya yang mencerminkan zamannya, (b) yang melihat segi penghasil karya sastra dan (c) yang melihat segi penerimaan karya sastra. dari suatu karya sastra.
ASPEK METODOLOGIS KRITIK SASTRA KIRI
Bab yang menerangkan berbagai aspek metodologis yang mencakup dua hal, yakni metode positivistik dan metode dialektik. Metode positivistic tidak menilai terhadap karya sastra yang digunakan sebagai data. Karya sastra dianggap sebagai dokumen yang mencatat unsure-unsur sosio-budaya dan setiap unsur dalamnya dianggap secara langsung mewakili sebuah usnur sosio-budayanya (Junus,1986:2).Pendekatan dialektik hanya menilai karya sastra yang hanya bernilai sastra atau karya sastra yang kuat, karena keseluruhan karya sastra ini membentuk jaringan yang kohesif dari segala unsurnya. akan tetapi kedua metode ini, sama-sama bermula dana berakhir pada teks. Meskipun demikian perbedaaan yang mendasar adalah dialektik memperhitungkan persoalan koherensi struktural dalam karya sastra, sedangkan metode dialektik memperhitungkannya (Goldmann,1977:8). Koherensi structural mengenai fakta-fakta kemanusiaan yang tetap abstrak, apabila tidak dibuat konkret dengan mengintegrasikannya ke dalam keseluruhannya (Goldmann, 1977:7).Sosiologi sastra mungkin berkembang dengan pemusatan teks. hal sebab unsur nilai yang terkandung dalam sebuah novel bisa tidak tersampaikan di dalamnya, melainkan menyampaikan suatu kejadian-kejadian yang tentu masih harus integral dengan dunia ciptaannya.
KRITIK SASTRA KIRISELAYANG PANDANG
Dalam bab yang menenkankan pada hipotesis Goldmann yang menyebutkan bahwa kreasi budaya manusia itu sendiri mengandung substansi yang tidak jauh berbeda dengan watak manusia itu sendiri, yang tidak mungkin sepenuhnya melawan hokum alam, ataupun konvensi yang berlaku. Estetika dalam novel yang diabaikan teori sosiologi sastra menjadi hal yang menjadi pendukung keshahihan gagasan kritik sastra kiri.
KRITIK SASTRA KIRIINTERPRETASI LEBIH LANJUT
Interpretasi lebih lanjut bermaksud untuk menjelaskan tentang sosiologi sastra yang telah dijelaskan dalam Bab kedua, yakni menerangkan tentang struktural genetis. pengaruh-pengaruh dalam Bab ini memberikan beberapa interpretasi dari para tokoh sastra Nasional seperti, Sapardi Djoko Damono dan Umar Junus.Ciri-ciri Konseptual Kritik Sastra KiriUntuk memahami ciri-ciri konseptual pendekatan kritik sastra kiri diperlukan pemahaman latar belakang epistemologis (pemunculan) teori strukturalisme-genetik Goldmann. Dalam hubungan ini, beberapa komentar mengenai hal itu dapat direnungkan, antara lain seperti dikemukakan Eagleton, Umar Junu sebagai berikut.Eagleton mengatakan bahwa pendekatan strukturalisme-genetik menempati posisi antara strukturalisme yang ahistoris dan historis di satu pihak dan posisi antara dektum engels dan Hegelian (dialektika) di pihak yang lainnya. Umar junus juag mengatakan bahwa Goldmann menggunakan konsep dialektika yang bersumber dari Engels dan Hegelian. Lalu adanya pengaruh Marxisme pada pandangan teoretik Goldmann (Junus, 1982:42).
BAB IIIPENUTUP3.1 KESIMPULAN
Buku ini membahas ciri-ciri metodisnya yang dilakukan dengan maksud untuk menegaskan strukturalisme-genetik dengan kejelasan ciri konseptualnya. Hal ini dapat dibayangkan untuk aplikasi kalangan besar. Ciri ini berangkat dari sifat pembawaan pada teori pendekatan genetika itu sendiri yang berangkat dari gagasan untuk mengembankan model yang menyebutkan bahwa ada kecendrungan manusia menstrukturasikan diri sebagai cara menjawab situasi sosial.Buku ini lebih menekankan pada teori Goldmann dengan cakupan telaah yang mempengaruhi pandangannya. Dengan latar belakang teori Goldmann maka diketahui tipikalitas, ciri-ciri, serta pandangan-pandangannya tentang karya besar.
3.2 KELEMAHANKelemahan dari kritik sastra genetik adalah pada upaya penggagasnya untuk melihat unsur intrinsik novel, yang disebutnya dengan struktur bermakna (significant). Hal ini dimaksudkan untuk mengisi kekurangan sosiologi sastra isi yang umumnya hanya merenggut isi novel begitu saja, tanpa usaha untuk menempatka novel sebagai karya seni yang ada gilirannya adalah karya sastra. Teori yang diambil dari beberapa tokoh tentang pandangannya terhadap Marxis, membuat buku ini terkesan tumpang tindih untuk menghadirkan teori tersebut. karena masing-masing tokoh memiliki gaya pemikiran yang melandasi pandangan mereka akan pemikiran Marxis.
3.3 KELEBIHANBuku yang sarat akan isi dari ide Golmann yang mengungkap hubungan antar structural-genetisnya dengan pemikiran Marxis,membuat suatu kemajuan dalam bidang kritik sastra mutakhir, klasik dengan bebas. Hal ini didukung oleh adanya batasan data empiris yang jelas, yakni data empiris yang dianggap sebagai unsure penyumbang kepada struktur dan yang dapat disispkan ke dalam suatu karyabesar. Kedua struktur yang menurut pandangan sosiologi sastra lain dilihat berbeda namun Goldmann memandangnya sama, setidaknya berhubungan secara sistematis. Dari hasil pengamatan, nampaknya buku ini layak dimiliki oleh pemerhati ktirik sastra lalu para mahasiswa dan dosen yang ingin memperkaya khasanah ragam kritik sastra mutakhir pada jaman modern ini.

1 komentar: