Powered By Blogger

magelang

magelang
jalan-jalan truz

Jumat, 04 Desember 2009

identitas skripsi 1

BAB IIDENTITAS SKRIPSI NAMA : Heru Sasongko JUDUL SKRIPSI : Unsur-unsur sejarah dalam Novel Dyah Pitaloka, Korban Ambisi Politik Gajah Mada karangan Hermawan Aksan sert Implikasinya bagi pembelajaran Sastra Di SMA PROGRAM STUDI : Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaNOMOR REGISTRASI : 2115011543JUMLAH HALAMAN : 106 halamanTAHUN PEMBUATAN : tahun 2008

BAB IIISI SKRIPSIDalam bab I dalam skripsi ini membahasatentang keterkaitan antara hubungan novel sebagai refleksi kejadian pada zaman lampau. Novel sejarah khususnya, menceritakan tentang gambaran kehidupan dan perilaku nyata. Peristiwa-peristiwa yang berkembang dalam cerita sesuai dengan pernyataan yang muncul dalam buku-buku sejarah, hanya di poles dengan unsur-unsur penceritaan yang fiksionalitas namun tetap objek jkajiannya adalah peristiwa-peristiwa di masa lalu.Novel sejarah cukup mendapat bagian dalam dunia kesusastraan Indonesia, karena terkait asal-usul bangsa Indonesia. Seperti novel Novel Dyah Pitaloka, Korban Ambisi Politik Gajah Mada karangan Hermawan Aksan di dalamnya tergambagr dua kerajaan pada Masa Hindu-Bi\uddha di Indonesia salah satunya Majapahit yang berhasil menaklukan seluruh wilayah di Nusantara. Unsur sejarah dalam novel berguna untuk melengkapi unsur-usnur fiksi serta menambahkan nilai guna sebuah karya sastra dalam upaya mencerdaskan masyarakat. Di dalam novel karangan Hermawan Aksan ini, dapat ditemukan tokoh-tokoh nyata dan fksi, kejadian nyata dan tak nyata. Sehingga membentuk sebuah petualangan hebat yang membentuk narasi sejarah.Dari unsur sejarah yang ada pada novel Novel Dyah Pitaloka, Korban Ambisi Politik Gajah Mada karangan Hermawan Aksan dalam pembelajaran sastra di SMA.Bab II membahas tentang hakikat sejarah yaitu sejarah yang berarti pohon, pohon silsilah. Maksudnya adalah daftar keturunan manusia dari masa lalu. Jhal ini terkait dengan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada tokoh dan tempat tertentu. A. Teeuw menyatakan bahwa kata sejarah dalam bahasa Inggris yaitu history, diambil dari bahasaYunaniyang berarti cerita sejarah, penelusuran fakta atau peristiwa.Gambaran kehidupan di masa lalu ini bisa terekam dalam bentuk tulisan atau cerita dari mulut ke mulut. Rekaman kejadian yang tertulis atau pun tidak tertulis dinamakan sumber sejarah. Sejalan dengan hal itu Sumardjo menyebutkan bahwa sejarah adalah cerita tentang zaman lampau suatu masyarakat berdasarkan sumber tertulis atau tak tertulis. Penulisan sejarah umat manusia dari berbagai segi, baik segi politik, ekonomi, adat istiadat, dan lain-lain mau tak mau memiliki unsur-unsur seperti halnya dalam karya fiksi.Dalam penjelasan sastra sejarah tersebut. Dapat dilihat bahwa daam karya sastra, tidak jarang terdapat fakta-fakta sejarah yang justru di tampilkan dalam sudut yang lebih kaya. Fakta-fakta sejarah dikisahkan dengan perpauan peristiwa ataupun latar belakang berbentuk fiksi. Pemaparan nilai sejarah ini memiliki kesan yang lebih bagi pembaca untuk dapat diambil sari-sarinya.Ratnaningsih mendefinisikan novel sejarah. Dalam melukiskannya, pengarang harus sungguh-sungguh memperhatikan dan menyelidiki adat istiadat dan kebiasaan serta perkembangan masyarakat pada suatu zaman di lukiskan dengan menambahkan unsur-imajinatif, walaupun dasar certintanya diangkat dari fakta sejarah. Novel sejarah merupakan novel yang merupakan fakta sejarah sebagai bagian dari penceritannya fakta sejarah di sini di susun secara imajinatif, dipadukan dengan cerita-carita fiksi guna untuk memperkaya nilai keksusastraannya. Dalam menciptakan novel searah, pengarang harus terlebih dahulu melakukan penelitian cermat agar tidak terjadi keburaman sejarah. Salah satu novel yang kental dengan kondisi kemasyarakatan di masa lalu adalah novel sejarah. Dalam novel ini, peristiwa serta latar kahidupan di masa lalu tergambar dengan narasi yang bercampur baur dengan fiksi. Nilai fiksi di sini tetap harus dapat menjaga kondisi kesejarahan yang sesungguhnya, dalam arti apa yang dituangkan tetap berpedoman terhadap fakta-fakta sejarah. Dalam pengertian yang lebih spesifik, Dick Hartoko menyatakan, bahwa novel sejarah mengambil bahan dan tokoh-tokohnyanya dari masa lalu ,biasanya dengan maksud untuk menampilkan suasana pada suatu zaman tertentu. Bahan diterima dari penelitian sejarah, tetapi diolah dan diatur serta ditafsirkan menurut daya imajinasi sendiri. Dapat dibedakan menjadi tiga tipe.



Bab IIIMetodologi PeneltianPenelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui unsur-unsur sejarah yang terkandung dalam novel Dyah Pitaloka, korban Politik Gajah Mada karangan Hermawan Aksan serta implikasinya dalam pembelajaran sastra di SMA. Objek penelitian ini adalah novel Dyah Pitaloka, korban Ambisi Politik Gajah Mada karangan Hermawan Aksan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodedeskriptif kualitatif dengan analisis isi. Metode ini berusaha memecahkan masalah dan menjawab permasalahan tentang objek yang akan diteliti. Peneliti mendeskripsikan data berupa kutipan-kutipan yang terdapat dalam novel Dyah Pitaloka, korban ambisi Politik Gajah Mada karangan Hermawan Aksan. Hasil analisis memberikan gambaran yang utuh mengenai unsur-unsur sejarah dan implikasinya dalam pembelajaran apresiasi sastra di SMA. Dalam menentukan prosedur analisis data, unsur-nsur sejarah diidentifikasikan dari aspek peristiwa sejarah serta latar sejarah. Kutipankutipan kalimat atau paragraf yang menunjukkan cerita atau peristiwa bersejarah di kategorikan dalam aspek peristiwa sejarah. Kutipan-kutipan kalimat atau paragraf yang menunjukkan lingkungan sosial, tempat, dan waktu terjadinya suatu peristiwa bersejarah di masukkan dalam kateogori aspek latar sejarah. Insrumen yang digunakan untuk mencatat data yaitu berupa tabel hasil analisis data daru unsur-unsur sejarah:

Kriteria Analisis :Data yang telah terkumpul dianalisis berdasarkan kriteria analisis yaitu :a. aspek peristiwa sejarah merupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu dan selalu dikenang sepanjang masa. Peristiwa tersebut dapat mengubah kehidupan individu /masyarakatnya. Perkembangan dan perubahan babak peristiwa sejarah ini terjadi didasari oleh perubahan-perubahan kehidupan manusia yang meliputi kehidupan pada aspek politi, sosial, budaya, dan ekonomi. b. Aspek latar sejarah merupakan lingkungan sosial, tempat, dan waktu yang diciptakan pengarang guna memberikan kesan realistis kepada pembaca mengenai peristiwa yang diceritakan, secara terperinci latar meliputi pemggambaran kondisi sosial politik masyarakat, letak geografis, adat istiadat yang berlaku, aktivitas keseharian mereka, serta tempat dan waktu terjadinya suatu peristiwa.




BAB IIIKELEBIHAN DAN KEKURANGAN3.1 KelebihanDalam Novel Dyah Pitaloka, Korban Ambisi Politik Gajah Mada karangan Hermawan Aksan merupakan salah satu novel yang mengkaji objek kajiannya adalah konflik dari dua kerajaan ini Sunda. Dari latar dua kerajaan inilah kemudian yang menjadi objek kajiannya adalah konflik dari dua kerajaan ini, dimana kerajaan Majapahit yang dipimpin oleh Gajah Mada yang bersumpah akan mempersatukan seluruh pulau di Nusantara, namun terhalang oleh adanya kerajaan Sunda yang menolak untuk bersatu oleh Gajah Mada.Novel ini menggugah siapa saja yang ingin memperkaya aspek sejarah dalam kehidupan sehari-hari. Aspek sejarah yang ada dalam novel ini terdapat usnur sejarah secara tertulis. Dan data itu bisa dipertanggungjawabkan dalam penceriannya.
3.2 KekuranganBanyaknya aspek sejarah yang yang ada dalam novel Dyah Pitaloka, Korban Ambisi Politik Gajah Mada karangan Hermawan Aksan. Dalam novel yang mengangkat masalah politik ini banyak menengetengahkan pergulatan masalah dua kerajaan yaitu kerajaan sudan dan kerajaan dari Jawa.Unsur sejarah yang ada dikaji dalam skripsi ini di nilai kurang, karena referensi yang bercampur dengan fikis secara keseluruhan, cukup membuat pembaca menjadi berfikir lagi dalam menganalisis data yang ada.

BAB IVKESIMPULANNovel sejarah khususnya, menceritakan tentang gambaran kehidupan dan perilaku nyata. Peristiwa-peristiwa yang berkembang dalam cerita sesuai dengan pernyataan yang muncul dalam buku-buku sejarah, hanya di poles dengan unsur-unsur penceritaan yang fiksionalitas namun tetap objek jkajiannya adalah peristiwa-peristiwa di masa lalu.Novel sejarah merupakan novel yang merupakan fakta sejarah sebagai bagian dari penceritannya fakta sejarah di sini di susun secara imajinatif, dipadukan dengan cerita-carita fiksi guna untuk memperkaya nilai keksusastraannya. Dalam menciptakan novel searah, pengarang harus terlebih dahulu melakukan penelitian cermat agar tidak terjadi keburaman sejarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar