Powered By Blogger

magelang

magelang
jalan-jalan truz

Minggu, 17 Oktober 2010

tugas bab estetika

BAB I
PENDAHULUAN
A. Estetika sebagai Bagian dari Filsafat

Filsafat sebagai bagian dari bahasa Arab falsafah. Dalam bahasa Yunani philosophia (philos=cinta, Sophia= kebijaksanaan) jadi philosophia berarti cinta pada kebijaksanaan. Menurut Plato , filsafat itu muncul ketika manusia mempersoalkan tentang eksistensi diriny dan mengolah pikiran secara mendalam tentang hakikat diri dan alam sekelilingnya.

Sejak zaman Yunanai sa,pai aawl abad ke-18 para filsuf mendudukkan estetika (filsafat keindahan) sebagai bagian dari metafisika, bahkan juga bagian dari etika sebagaimana pandangan filsuf Immanuel Kant (1724-1804) “keindahan identik dengan kebaikan dan kebenaran.” Filsafat keindahan sebagai bagian dari metafisiska dapat dirumuskan sebagai renungan filsafat tentang seni atau filsafat seni dan estetika sebagai filsafat keindahan diperkenalkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714-1762) dalam buku Aesthetica.
Kajian estetika dalam Gie (1976) dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Nilai estetis
b. Pengalaman estetis
c. Perilaku pencipta seni
d. Seni itu sendiri
B. Filsafat Keindahan
Menurut Alexander Gottlieb Baumgarten pada tahun 1735 yang menguraikan bahwa rasa keindahan tidak dapat dipisahkan darri fungsi inderawi dan bukan hanya sebagai filsafat .
Beberapa pendapat para tokoh filsuf tentang rasa kaindahan adalah sebagai berikut.
a. Sokrates (459-399 SM)
Bahwa keindahan adalah sumber dari segala yang terindah adalah idea.
b. Plato (426-348)
Bahwa cinta kasih bersumber dari rasa keindahan.
c. Aristoteles
Keindahan adalah kesatuan, harmonisasi, da keuruhan suatu objek yang menimbulkan rasa kenyamanan dan kesenangan (pleasant).
d. Plotinus
Sumber keindahan abadi yang berasal dari yang Maha Sumber. Teori emanasi (mengalir kembali) dari Plato menjelaskan bahwa segala sesuatu yang berasal dari sang Pencipta akan mengalir kembali (emanasi) kepada Sang Pencipta.

C. Estetika sebagai Filsafat Seni
Filsafat seni adalah suatu cabang filsafat yang membahasa hal ikhwal tetang seni. Konsep pokok yang tercakup dalam seni meliputi bentuk dan isi pengungkapan. Sedangkan cara pengungkapan perasaan, ekspresi diri, ataupun hasi karya seni sebagai jelmaan hati nurani. Ada enam pembahasan filsafat seni yang meliputi: benda seni, pencipta seni, public seni, konteks seni, nilai-nilai seni, dan pengalaman seni (sumardjo,2000:29).

D. Estetika sebagai Filsafat Ilmu Pengetahuan
Dalam abad ke -19 estetka menjadi objek penelitian perkembangan imu karena para pakar mulai mengupas persoalan keindahan dengan metode-metode ilmiah. Istilah yang berkembng kemudian menjadi estetik ilmiah disebut juga estetik modern atau estetik pengetahuan untuk membedakan dengan estetik tradisional yang bersifat filsafati. Estetika yang ditelaah secara empiric dan logis ternyata tidak terlepas dari berbagai disiplin ilmu seperti: ilmu seni, sejarah, sosiologi seni, estetik, psikologis, psikologi seni, dan estetik matematis.


BAB II
PERIODISASI ESTETIKA
Perbedaan sudut pandang menghasilkan versi pengelompokkan atau periodisasi perkembangan estetika yang berbeda-beda. Sumardjo (2000) mengelompokkan perkembangan estetikayang terjadi di Barat menjadi delapan kelompok, yaitu:estetika Klasik Graceo-Roman, estetika abad pertengahan, estetika Renaisans, estetika pencerahan, estetikaromantik, estetika Positivisme Natural, estetika abad ke-20, estetika kontemporer, Modern,dan Postmodern.

A. Periode Klasik
a. Sokrates (469-399 SSNM)
Pada periode klasik ini estetika belum dikenal. Dalam dialog antara Sokrates dan Hippia dikaji hakikat dan perbedaan istilah keindahan dan cantik terkait dengan objek-objek keindahan, yaitu manusia, kuda, dara, gitar, lukisan, dan belanga. Dan pada suatu kesimpulan bahwa keidahan bersifat relative, sesuai dengan sifat dan cirri dari benda tersebut.
Selanjutnya Sokrates berpendapat bahwa ada konsep umum tentang keindahan yang menjadikan suatu benda indah. Suatu objek indah walaupun berbeda-beda nilainya, namun secara keseluruhan adalah sesuatu yag menyenangkan . kesimpulan ini akhirnya menjdi landasan dari teori keindahan dan seni (Anwar, 1985. 11-16).

b. Plato (428-348)
Bahwa keindahan terkandung dalam dunia ide-ide yang bersifat transidental sehingga ridak secara langsung terjangkau oleh pikiran manusia. Plato mengemukakkan kaitan antara keidahan dengan cinta. Menurutnya, sumber keindahan adalah cinta. Bukan cinta dalam pengertian umum, namun ‘cinta platonis’ dalam pengertian mengosongkan diri hingga subek benar-benar dapat mencintai benda yang indah.

c. Aristoteles (384-322)
Keindahan tidak terkait dengan unsure-unsru yang bersifat transedental. Ia menegaskan bahwa karya seni tidak lahir dari ‘kekosongan’, melainkan menggambarkan suatu realitas sebagaimana dipahami dan diinterpretasikan oleh seniman (Ratna, 2007:65).

B. Periode Kritik
Periode ini ditandai dengan fenomena berubahnya filsafat estetika dari objektivisme ke arah subjektivisme. Kritisisme adalah filsafat yang menyelidiki batas-batas rasio, sekaligus mempertentangkannya dengan dogmatis (Bertens dalam ratna, 2007:68). Periode ini dirintis oleh Rene Descartes (1596-1650) dengan ajaran Cartesian.

Tokoh dalam periode kritik
1. Alexander Gottlieb Baumgarten (1714-1762)
Dalam bidang seni Baumgarten berpendapat bahwa seni bersifat inderawi dan kebenarannya bersifat relative, ada kebenaran yang secara inderawi benar, namun secara intelektual tidak benar. Ada kebenaran menurut intelektual logis, namun secara estetik tidak benar )Sumardjo, 2000:288).
Sumbangan terbesar baumgarten adalah membedakan antara pengetahuan dengan intelektual sebagai pengetahuan konkrit dengan pengetahua abstrak.
2. Immanuel kant(1724-1804)
Menurut Kant, imajinasi yag mengarahkan piiran manusia pada rasa indah. Pikiran memiliki inderawi rasa dengan empat cirri khas, yakni: (1) tidak memiliki kepentingan (disinterestedness), yaitu dalam menikmati keindahan tidak dicampur keinginan-keinginan lain. (2) universalisme yakni dapat dinikmati oleh semua orang. (3) kemutlakan adanya perasaan keindahan dalam setiap manusia. (4) bertujuam, adanya kemampuan dalam diri manusia untuk mengenali bentuk yang spesifik dala ukurannya, proporsinya, dan penyusunan warna-warni yang saling terkait dan menyatu mengarah pada tuan tertentu sehingga dapat merangsang inderawi untuk menikmati keindahan suatu benda (Djelantik, 1999: 115-123).
3. Schiller (1758-1805)
Seni dihubungkan dengan naluri bermain dan estetika.
4. George Wilhelm friedrich Hegel (1770-1831)
5. Arthur Scopenhauer (1788-1860)
6. George Santayana (1863-1952)
C. Periode Modernisme
Para ahli filsafat pada era ini mengkaji hakikat keindaha, keindahan seni, dan seni tidak lagi denganmenggunaka pola piker metafisik, namun menggunakan pendekatan keiluan oleh karenanya era ini disebut dengan periode positivisme.
Menurut lement Greenberg sebagaimana dikutip oleh Yustiono (1995), modernism lahir dari doronganuntuk menjaa standar nilai stetik yang terancam oleh metode permasalaha seni. Dorongan itu memerlakukan seni sbagai satu-satunyatujua seni.sedangkna niali dari agama, tradisi, politik dan ekonomi bukan jadi urusannya.
Estetika dikeompokkan menjadi tiga unsure yaitu : estetika atas (von oben) adalah penyelidikan estetika dari segi filsafat murni, estetika bawah adalah penyelidikan estetika melalui eksperimen, dan estetika pada masa sekarang. Tokoh-tokohnya: Leo Tolstoy, Gustaf Teheodor Fechner, Edward Bullough, Susan K. Langer, Bell, George dickie, dan Beneditto croce.
D. Periode Posmoderisme
Periode Posmodernisme adalah nama gerakan kebudayaan, secara khusus dalam seni. Istilah Posmodernisme muncul pertama kali dikalangan seniman dan kritikus di New York pada 1960-an dan diambil alih oleh para teoretikuseropa pada tahun 1970-an. Posmodernisme muncul sebagai bentuk yang melengkapi tradisi sastra atau seniyang tertata rapid an menganut hokum-hukum tertentu. Posmodernisme lahir sebagai front perlawanan atas pandangan-pandangan modernisme yang mengklaim adanya kebenaran tunggal yang berperan sebagai pusat sekaligus mendekonstruksi atau mendobrak konstruksi yang telah mapan untuk menghasikan konstruksi baru. Terdapat beberapa peristiwa, pengungkapan dan fakta-fakta yang menandai kemunculan diskursus posmodernitas beserta objek-objek artikulasinya. Diantaranya adalah apa yang disebut dega dekonstruksi, dialogisme dan intertekstualitas, simulasi, hiper-realitas, dan bahasa estetik postmodern beserta tokoh yang mewakili yaitu, Jacques derrida dan Michael Foucault.



BAB III
KONSEP DASAR ESTETIKA
Bab ini memfokuskan pengkajian padsa prinsip-prinsip keindahan dalam kesenian dan konsep seni dalam arti luas dan fundamental. Hal pokok yang mendasar dalam estetika menjadi kajian dalam dalam bab ini untuk dapat dipahami dari berbagai sudut pandang yang bersifat holistik.
Pemahaman tentang konsep seni biasanya dilihat dari aspek persoalan estetika tertentu saja, misalnya hanya dengan pendekatan yang berpusat pda seniman atau karyaseni. Namun eksistensi seni dipahami dan diapresiasi bukan hanya sekedar hadirnya wujud atau benda seni, tetapi juga melibatkan pencipta karya seni, public seni akan mengalami pengalaman estetik dalam nenterap serta mengahayati nilai-nilai seni yang diapresiassikan oleh seniman atau seniwati melalui karyanta.
Definisi seni melibatkan tiga aspek, yakni: seniman?seniwati, karya seni, dan public seni. Pemikiran tentang seni kemudian dielaborasikan dengan pembahasan tentang institusi seni yang dikemukakan oleh Dickie (1979) melipti empat aspek :
1. Aspek seniman atau seniwati, membahas tentang pengertian seniman/ seniwati, ekspresi, dan kreativitas.
2. Aspek hakikat seni, membahas tentang pengertian seni, unsure-unsur karya seni, sifat dasar seni, ragam seni, bentuk, dan isi karya seni.
3. Aspek public seni, membahas tentang komunikasi seni, pengalaman estetik dan seni.
4. Aspek pranata seni atau institusional seni, membahas tentang apreasiasi seni, kewenangan atau peran institusi seni.

A. HAKIKAT SENI
1. Pengertian Seni
Membahas tentang seNi secara utuh mencakup pembahasan tentang pengertian seni, sifat dasar seni, unsure-unsur karya seni dan klasifikasi atau ragam seni.Pengertian seni adalah fenomena yang kompleks. Batasannya ditentukan oleh curator, kritikus, pasar, pranata-pranata, paradigm akademis, kosmologis kultural, perubahan jaman,dan aliran filsafat. Seni memiliki konsep majemuk, dinamis, bergerak bebas, dan mampu mengakomodasi berbagai kecendrungan individual yag khas, tidak lagi patuh pada klasifikasi historis dalam penciptaan karya seni. Konsep seni terus berkembang sejalan dengan perkembangan kebudayaan dan kehidupan masyarakat yang dinamis. Makna seni yang digunakan di Indonesia merupakan adaptasi definisi dari konsep seni Barat. Istilah l’arte ( Italia), I’art (Perancis), el’arte (Spanyol), art (inggris) berasal dari kata ars dalam bahasa Latin yang berarti kemahiran, ketangkasan, dan keahlian. Sedangkan kata artes memiliki arti orang-orang yang memiliki kemahiran atau ketangkasan. Bangsa Yunani kuno menggunakan istilah techne untuk pengertian kemahiran.
Seni atau keindahan adalah sesuatu yang menghasilkan kesenangan, tetapi berbeda dengan sekedar rasa gembira karena mempunyai unsure transedental atau spiritual (Joganatha dalam Bangun, 1997).
Seni oleh Aristoteles juga dipahami sebagai kamhiran membuat sesuatu dalam upaya mencapai tujuan yang ditentukan oleh rasio atau gagasan tertentu. Contohnya (a) seorang pematung Bali dan Jepara yang mahir membuat patung dan ukiran kayu yang berniali seni atau fungsional.
Peran seni dalam kehidupan manusia terus berkembang dan berubah. Seni yang semula menyatu dalam nilai-nilai kepercayaan dan agama kemudian berkembang menjadi kebutuhan pragmatis untuk memenuhi fungsi akar dan kebutuhan ekspresi. Dalam kaitannya dengan fungsi individual dipahami sebagai ungkapan pikiran dan pengalaman jiwa terdalam yang diekspresikan dan dikomunikasikan melalui media yang memiliki nila estetis, etis, dan kemanusiaan.
Dalam konteks fungsi social, seni dipahami sebagai aktivitas yang berakar kuat dalam kehidupan kolektif atau masyarkat. Kegiatan ini tidak hanya memenuhi kebutuha paragmatis dan ekspresi tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan spiritual dan ritual. Seni juga berperan sebagai alat penerangan, propaganda, sarana promosi, hiburan, pendidikan, dan terapi.

2. Unsur-unsur Karya Seni
Nilai seni dapat diapresiasikan melalui unsure-unsur didalamnya. Karya seni terbentuk dari berbagai unsure menjadi satu kesatuan yang utuh berupa wujud konkrit maupun kenyataan yang bersifat abstrak. Contoh wujud dari karya seni adalah (1) karya seni lukis, (2) Krya seni tari, (3) Karya seni music, (4) karya seni sastra.
Gie (1976:67-70) menjelaskan bahwa unsure-unsur yang membangun karya seni sebagai berikut:
Struktur seni merupakan tata hubungan sejumlah unsure-unsur yang memebagun karya seni sebagai berikut:
a. Struktur seni
merupakan tata hubungan sejumlah unsur-unsur seni yang membentuk suatu kesatuan karya seni yang utuh. Unsure-unsur pembentuk struktur bias seperti unsure-unsur rupa, unsur-unsur musik, dan unsur-unsur tari.

1. Tema, merupakan ide pokok dalamkarya seni
2. Medium adalah sarana yang digunakan dalam mewujudkan gagasan menjadi suatu karya seni melalui pemanfaatan material berupa bahan dan alat, serta penguasaan teknik berkarya
3. Gaya atau style dalam karya seni merupakan cirri ekspresi personal yang khas dari si seniman dalam menyajikan karyanya. Gaya adalah ciri bentuk luar yang melekat pada wujud karya seni, sedangkan aliranberkaitan dengan isi karya seni yang merefleksikan pandangan atau prinsip seniman dalam menanggapi sesuatu.

3. Ragam seni atau Klasifikasi Seni
Berdasarkan bentuk dan mediumnya, seni dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok:
SENI:
SENI RUPA:
- SENI MURNI
- SENI TERAPAN
@desain
@kriya
SENI PERTUNJUKKAN
- SENITARI
- SENI MUSIK
- SENI TEATER
- FILM
- PANTOMIM
SENI SASTRA :
- PROSA
- PUISI
MEDIA BARU:
- CYBER ART
- SENI INSTALASI
- HAPPENING ART

b. Nilai Seni
Dalam seni, keindahan atau estetik bersifat kontekstual dengan kebudayaan. Setiap kelompok, setiap zaman memiliki ukuran atau criteria nilai keindahan sendiri. Dalam hal ini penting dipahami bahwa seni dan keindahan bukanlah sebuah benda (artefak), melainkan suatu konsep nilai yang akan berubah seiring dengan perkembangan kebudayaan.
Karya Duchamp bukan keindahan dimensi fisik atau keindahan positif yang menjadi dasar penilaian, melainkan kreativitas konseptual dalam memeilih idiom estetik dan penyajian karya yang tak lazim (unconventional) dari seniman dalam mengkalkulasikan konsep karyanya. Realitas visual ini membuktikan bahwa konsep seni dan keindahan akan berubah dan relative sifatnya sejalan dengan perkembangan social dan budaya masyarakatnya.
1. Pengertian Nilai Seni
Dalam estetika nilai diartikan sebagai keberhargaan (worth) dan kebaikan (goodness). Nilai berarti suatu ide yang paling baik,yang menjunjung tinggi dan menjadi pedoman manusia?masyarakat dalam bertingkah laku, cinta keindahan, keadilan (Koentjaraningrat, 1984).
Nilai seni dipahami dalam pengertian kualitas yang melekat pada karya seni. Nilai-nilai yang dimiliki karya seni merupakan manifestasi dari nilai-niai yang dihayati oleh seniman?seniwati dalam lingkungan sosial budaya masyarakat yang kemudian diekspresikan dalam wujud karya seni dan dikomunikasikan kepada public seni.

2. Ragam Nilai Seni
Dalam perkembangannya karya seni dapat memberikan nilai-nilai lain yang diperlukan manusia, seperti perenungan, pemikiran, ajakan, penyadaran, pencerahan. Jenis nilaidalam seni mencakup: (1) nilai keindahan (aesthetic value), (2) (cognitive value),dan (3) nilai kehidupan (life value), masing-masing mempunyai pengertian sebagai berikut:
a. Nilai keindahan, merupakan salah satu persoalan yang dibedakan menurut luasnya pengertian, yakni (1) keindahan dalam arti luas (keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual), (2) keindahan dalam arti estetis murni, dan (3) keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Dalam arti luas keindahan memiliki persoalan filsafati yang memiliki banyak makna ganda untuk menyebut berbagai hal, bersifat longgar mencakup bermacam-macam ciri dan nilai subjektif untuk menyatakan penilaian pribadi terhadap sesuatu yang menyenangkan.
Dalam arti estetis muni adalah kesatuan atau keselarasan dari hubungan-hubungan bentukfisik dari suatu benda?karya seni yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan inderawi yang menimbulkan kesenangan dan kepuasan estetik pada manusia yang menikmati dan mengapresiasinya.
Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan pada prinsipnya mengkaji tentang hakikat keindahan dan criteria keindahan yang terdapat di alam, dalam karya seni dan benda-benda lainnya.
b. Nilai pengetahuan adalh kualitas sejumlah kognitif yan menyangkut persoalan nilai-nilai social, budaya, etika, psikologi, dan pendidikan yang dipersepsikan sebagai pengalaman estetik. Nilai pengetahuan berkaitan erat dengan kenyataan objektif sebagi pengalaman estetik.
c. Nilai kehidupan adalah nilai moral, religi, kemanusiaan yang merefleksikan cinta kasih, keadilan, kebebasan, perdamaian, dan toleransi yang terungkap secara eksplisit dan implisit melalui penghayatan dan apresiasi seni.
B. Pengalaman Seni
1. Pengertian
Adalah suatu emosi estetik yang khas berupa kesenangan dan kepuasan yang timbul ketika orang mengamati dan memproyeksikan perasaanya pada karya seni. Kegiatan ini merupakan aktivitas psokologis ketika seseorang berhadapan dan menikmati suatu karya seni (Gie, 1976:57).
Pengalaman estetik berlangsung dalam kualitas pengalaman yang tidak sama dengan pengalaman sehari-hari. Pengalaman estetik sejati tidak terjadi secara kebetulan, melainkan saat seseorang melakukan pegamatan inderawi yang melibatkan jiwa dan raga sehingga ia dapat merasakan kedahsyatan alam atau keindahan karya seni. Pengalaman estetik adalah pengalaman utuh yang bersumber yang melibatkan perasaan, pemikiran, penginderaan, dan intuisi manusia. Unsure perasaan merupakan kekuatan utama yang menggerakkan dan mendasari unsur potensi manusia (Sumardjo, 2000).
2. Sikap-sikap Estetik
Ada tiga pandangan tentang teori sikap estetik, yaitu: (a) teori jarak psikis (psychical-distance theory) , (b) teori perhatian tak acuh (disinterred attention theory), (c) teori persepsi.
Ada tiga sasaran utama yang hendak dicapai oleh teori-teori sikap estetik, yaitu: (1) teori-teori ini mengisolasi dan mendeskripsikan factor-faktor psikologis yang membentuk sikap estetik, (2) teori-teori ini mengembangkan suatu konsepsi tentang objek estetik sebagai objek dari estetik, (3) teori-teori ini menjelaskan pengalaman estetik dengan memandangnya sebaagi pengalaman yang didapat dari objek estetik, dibawah ini penjelasan versi teori sikap estetik:
(a) Teori Jarak Psikis
Teori ini dikemukakkan oleh Edward Bullough (1880-1934), pakar estetika abad ke-19 ang menggunakan teori introspeksi, yakni proses pengamatan diri melalui perenungan pengalaman-pengalaman sendiri.
Disckie menyampaikan pendapat bahwa jarak psikis adalah kondisi psikologis yang mengharuskan seseorang keluad dari diri sendiri dan membiarkannya tetap eksis di luar konteks kebutuhan dan tujuan personal dirinya (1979:45). Sebagai contoh, ketika membaca sebuah novel, pembaca hanya perlu memperhatikan nilai-nilai keindahannya saja meskipun novel tersebut mungkin memiliki unsure-sejarah atau social budaya agar perhatian pembaca tidak bercabang.
(b) Teori Kesadaran estetik: Sikap Tak Acuh
Teori ini dikemukakkan oleh Jerome Stolnitz (1960), merupakan perkembangan dari konsep disinteredness (pandangan mengenai ketidak-acuhan) dan konsep jarak psikis. Menurut Stolnitz, kesadaran estetik atau sikap estetik adalah perhatian yang sepenuhnya terfokus pada objek estetik itu saja (Stolnitz dalam Abdulhamid, 1995:91).
( c ) Teori Persepsi Estetik: Melihat Sebagai
Teori ini dikembangkan oleh Virgil Aldrich berdasarkan gambar ambigu: Kelinci-Itik yang dipoluerkan oleh Wittgenstein. Ia tidak sepenuhnya setuju dengan konsep jarak psikis yang disarankan oleh Bullogh.
Fenomena gambar Itik dan juga terlihat sebagai kepala seekor kelinci. Aldrich mengungkapkan bahwa fenomena yang sama dapat terjadi ketika menikmati karya seni (Abdulhamid, 1995:93). Untuk dapat menikmati keindahan dalam karya seni maka seseorang harus secara aktif dan sadar ,menciptakan persepsi estetik melalui panca inderanya.
3. Proses Pengalaman Estetik
Seseorang harus memiliki kesadaran, kepekaan indrawi dan perhatian yang sungguh-sungguh terhadapseni atau non-seni yang diamati dan dinikmati. Menurut Djalantik (1999) pengalaman seni estetik dalam objek seni dapat dicapai melalui beberapa tahap:
a. Proses pengamatan terhadap karya seni dengan pemusatanperhatian dan kesadaran inderawinya. Pada waktu seseorang memperoleh rangsangan dari luar maka muncul semacam getaran yang disebut dengan sensasi inderawi.
b. Proses pencerapan yakni tahap dimana sensasi telah menimbulkan kesan dan bermakna. Proses perubahan dari sensasi menjadi persepsi, terjadi pada diri seseorang yang berpengalaman dan memiliki kemampuan intelektual yang cukup.
c. Proses perenungan yakni kegiatan mepersepsi untuk membangun impresi atau kesan yang mendalam. Impresi yang terkait dengan perasaan disebut emosi, sedang impresi yang terkait dengan pemikiran dan kesadaran disebut interpretasi.
d. Proses penikmatan seni, yakni proses pengolahan factor emosi estetik intelektual untuk dapat merespon/menaggapi sesnsasi dari luar.
e. Proses menanggapi, yakni aktivitas intelek yang menjadikan penikmatan dalam seni memberikan kepuasan intelektual, mental dan spiritual
f. Mengalami suasana estetik yakni proses penikmatan dan apresiasi seni yang dilakukan dengan sikap yang tidak menghambat tercapainya pengalaman estetik.


BAB IV
PENDEKATAN ESTETIKA

A. STRUKTURAL-SEMIOTIK
Strukturalisme sebagai suatu paham memiliki rumusan yang bervariasai, namun terdapat satu kesamaan yang menitikberatkan pada struktur. Prinsip structural memandangn bahwa karya sastra merupakan sebuah struktur yang terdiri dari unsure-unsur yang berjalin erat. Unsur tersebut tidak memiliki fungsi atau makna sendiri terlepas dari yang lainnya, melainkan ditentkan oleh hubungan antarunsur dalam keseluruhannya (Hawkes, 1978:17-18).

B. Resepsi Sastra
Resepsi sastra berasal dari kata recipere (Latin) , reception (Inggris) yang berarti penerimaan pembaca atau estetika yang didasarkan pada tanggapan-tanggapan atau resepsi-resepsi pembaca terhadap karya sastra. Sejak tahun 1970-an resepsi sastra muncul sebagai teori dominan dengan pertimbangan : a) sebagai jalan keluar untuk mengatasi strukturalisme yang dianggap hanya berorientasi pada unsure-unsur,b) timbulnya kesadaran humanism universal;c) kesadaran bahwa nilai-nilai karya sastra dapar dikembangkan hanya melalui kompetensi pembaca; d)kesadaran bahwa keabadian nilai karya seni disebabkan oleh pembaca;e) kesadaran bahwa makna terkandung dalam hubungan ambiguitas antara karya sastra dengan pembaca (ratna,2004:166).
Estetika resepsi sastra adalah estetika (ilmu keindahan) yang didasarkan pada bagaimana pembaca memberikan tanggapan terhadap karya sastra yang dibacanya, sehingga dapat memberikan makna terhadap karya sastra. Metode estetika resepsi mendasarkan diri pada teori bahwa karya sastra sejak munculny sudah mendapat tanggapan dari pembacanya.
Dalampenilaian resepsi dibedakan menjadi dua bentuk yaitu: (a) resepsi secara sinkronik, dan (b) resepsi secara diakronik. Sinkronik adalah ara penelitian resepsi terhadap sebuah karya sastra dalam satu masa atau periode; yang idteliti adalah tanggapan-tanggapan satu periode atau satu kurun waktu.
Biasanya dalam kurun waktu ada norma-norma yang sama dalamm memahami karya sastra. Sedangkan makna diakronik lebih rumit karena melibatkan pembaca sepanjang sejarah. Penelitian secara diakroniklah yang akan lebih kuat menunjukkan nilai seni sebuah karya sastra sepanjang waktu yang telah dilaluinya (Pradopo,1995:211).

C. Feminisme
1.Sejarah
Feminisme muncul sebagai respon terhadap budaya patriaki yang selama ini memarjinalkan kaum perempuan di semua bidang. Budaya patriaki menempatkan kaum laki-laki sebagai sentral dalam kehidupan bermasyarakat, social, politik, dan budaya. Hirarki yang dibangun berdasarkan perbedaan gender tersebut mengkonstruksikan beberapa stereotype yang dibangun atas perbedaan fisik, dan generalisasi atas jender yang menyatakan bahwa laki-laki memiliki rasio yang lebi baik disbanding kaum perempuan.
Mendekati tahun 1940-an dan tahun 1950-an di Amerika Serikat, kaum wanita mulai mendapatkan kesempatan untuk ambil bagian di bidang pekerjaan sepeti kaum laki-laki. Pada tahun 1960-an isu mengenai feminis merupakan topic yang hanya dipahami oleh kalangan terbatas di Amerika. Sejak dicetuskannya National Organization for Women ( NOW) di Amerika oleh Bety Friedan, kaum perempuan mulai memberikan perhatian penuh terhadap agenda kesetaraan jender
2. Pembacaan Secara Perempuan
Penelitian sastra feminis merupakan salah satu unsure dalam bidang interdisipliner kajian perempuan dan sastra. Studi ini berpusat pada perempuan. Hal ini memiliki makna tertentu dan menjadi perbedaan jender disebabkan kondisi budaya, social,dan ekoomi.
Ferminisme bukan upaya untukmemberontak terhadapa laki-laki, upaya melawan pranata—pranata social seperti institusi rumah tangga dan perkawinan, maupun upaya perempuan untuk mengingkari kodratnya, melainkan merupkan upaya untuk mengakhiri penindasan dan ekspoitasi perempuan.
Adapun focus kajian antar lain:
1). Dalamkajian budaya, pengamatan terhadap bagaimana tokoh perempuan ditampilkan penulis perempuan dan penulis laki-laki dalamteks merupakan kajian yang menimbulkan pemikiran tentang relasi jender.
2) . Kedudukan dan peran tokoh perempuan yang tercermin dalam karya sastra dan hubungannya dengan relasi kuasa yang ada.
3) memperhatikan factor pembaca sastra, khususnya bagaimana tanggapan pembaca terhadapa kesadaran bahwa hak-hakperempuan sama dengan laki-laki.

1. Perkembangan Gerakan Feminis
Dalam perkembangannya kritik feminisa ada gelombang-gelombang tertentu yang menitikberatkan pada masalah-masalah tertentu:
(1) Feminism gelombang pertama lebih menitikberatkan pada peningkatan pendidikan kaum perempuan.
(2) Feminisme gelombang kedua oleh Betty Friedan dan Kate Millet. Peran tubuh dan sesualitas sangat penting dalam konsep ini yang disebut femini s radikal.
(3) Feminism gelombang ketia (Rebecca walker dan Jennifer Drake). Pemikiran feminis inklusif, mereka menerima dan mencari solusi. Dipengaruhi oleh posmodernisme. Isu-isu yang diangkat adalah merupakan sesuatu yang lebih dari kondisis inferioritas dan ketertindasan tetapi juga merupakan cara berada, cara berpikir, berbicara, keterbukaan, pluralitas, diveritas, dan perbedaan (Gadis Arivia,2003).
(4) Fase Posfeminisme (Naomi Wolf dan Ann Brooks). Menekankan pada cara melihat perepuan dan laki-laki yang sama-sama memiliki hak. Maka kesadaran tidak hanya distujukan pada posisi perempuan tetapi juga kepada posisi laki-laki. Dalam fase ini muncul feminism multicultural.

D. Hermeneutik
Adalah teori interporetasi atau filsafati interpretasi tentang makna (Bleicher,1990:1). Secara etimologi, hermeneutic berasal dari kata ‘hermeneuin’ yang berarti menafsirkan atau seni memberikan makna. Hermeneutic yang mengembangkan metode pemahaman makna berdasarkan penafsiran. Hermeneutic sudah ada sebelum semiotic, yaknisebagai seni penafsiran yang diterapkan sebagai filologi, teologi, dan yurisprudensi.

BAB V
KRITIK SENI
A. Kritik Seni
Adalah kumpulan teori sebagai hasil pengkajian yang teliti oleh para pakar estetika dan pakar teori seni. Hal ini mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan persyaratan dan metodologi yang diperlukan dalam kegiatan mengapresiasi dan menilai karya seni.
Tujuan kritik seni adalah evaluasi seni, apresiasi seni, dan pengembangan seni ke taraf yang lebih kreatif dan inovatif. Bagi masyarakat kritik seni berfungsi untuk memperluas wawasan seni. Bagi seniman kritik seni tampil sebagai ‘cambuk’ kreativitas suatu ketika kritik seni berperan memperkenalkan tokoh baru, pada saat laij juga memperkenalkan karakteristik seni baru.
1. Alat Kritik Seni
Seorang seniman harus mempunyai latar belakang keahlian dalam seni utnuk menilai dan mengkritik karya seni, antara kain:
1. Kritikus harus mempunyai cita rasa seni yang terbuka
2. Seorang kritikus seni harus berpengalaman dalam mengamati karya seni secara orisinil, baik di studio, gedung pertunjukkan, dan lain sebagainya.
3. Kritikus harus menempuh jalur formal.
4. Kritikus harus mampu secara imajinatif merekapitulasi factor tekik karya seni, sehingga mengetahui bagaimana proses pembuatan karya yang menjadi objek karya seninya.
5. Seorang kritikus perlu mengetahui benar peristilahan seni, style seni, fungsi seni, opini penting para seniman dan pakarestetika secara periodic.
6. Seorang kritikus harus paham betul perbedaan antara niat artistic dengan hasil atau pencapaian artistic, sehingga dia mampu melihat kesenjangan antarkeduanya.
7. Kritikus harus mampu melawan bias atau simpati terhadap karya seniman yang dikenalnya secara pribadi.
8. Seorang kritikus harus memiliki kesadaran kritis.
9. Kritikus harus professional dalam temperamen judicial, artinya mampu menilai karya seni dengan tidak tergesa-gesa.
2. Tipe Kritik Seni
Adalah suatu landasan kerja, prosedur, atau metode penilaian karya seni dari sudut pandang tertentu. Adapun menurut tipe Feldman yang meliputi:
A. Kritik Jurnalistik
Adalah kritik yang ditulis oleh para pembaca surat kabar dan majalah. Tujuannya memberikan informasi tentang berbagai peristiwa dalam dunia kesenian.
B. Kritik Pedagogik
Kritik yag dikembangkan oleh dosen dan guru kesenian, tujuannya mengembangkan bakat dan potensi artistic-artistik peserta didik, agar memiliki kemampuan mengenali bakat dan potensinya.
C. Kritik Ilmiah
Kritik ini berkembang di universitas atau akademi seni. Kritik ilmiah biasanya melakukan pengkajian nilai seni secara luas, mendalam, dan sistematis, baik dalam menganalisis, maupun dalam melakukan kaji banding kesejarahan dalam pembuatan critical judgement.
D. Kritik Populer
Ditulis oleh penulis yang tidak menuntut keahlian kritis.
3.Penyajian Kritik Seni
Menurut Feldman (1967:469) dalam teori kritik seni dikenal empat tahap meliputi: deskripsi analisis, interpretasi, dan evaluasi.
a. Deskripsi
Adalah suatu pengumpulan data karya seni yang tersaji langsung kepada pengamat. Dalam hal ini kritikus dituntut untuk menyajikan keterangan secara objektif yang bersumber pada fakta yang terdapat dalam karya seni.
b. Analisis
Tahap ini kritikus menguraikan kualiats elemen seni, pencahayaan, penataan figure,. Lokasi, ruang, dan volume. Jika seorang kritikus music memberikan penilaian terhadap penyanyi, maka disamping ia menafsirkan nilai penampilan sang artis, dia juga menganalisis segi tekniknya, misalnya, vocal, jangkauan suara, acting, kefasihan, dan kualitas bunyi yang diciptakan.
c. Interpretasi
Adalah proses mengemukakan arti atau makna karya seni dari hasil deskripsi dan analisis yang cermat. Kegiatan ini tidak bermaksud menemukan nilai verbal yang setara dengan pengalaman yang diberikan karya seni. Juga bukan dimaksudkan sebagai proses penilaian. Penilaian nanti akan dikemukakan dalam pembahasan sendiri.
d. Evaluasi
Adalah menetapkan rangking sebuah karya dalam hubungannya dengan karya lain yang sejenis, untuk menentukan kdar artistic dan faedah estetiknya. Dalam hal ini dikenal dengan studi komparatif historis.
4. Jenis Penilaian Kritik Seni
a. Pendekatan formalistic
Pada dasarnya, kritik seni formalis mengasumsikan bahwa kehidupan seni memiliki dunianya sendiri. Artinya, terlepas sama sekali dari realitas kehidupan keseharian yang kita alami. Clive Bell, tokoh kritikus formalis, mempertentangkan metode kritisisme formalis dengan teori seni imiasi yang menekankan pentingnya hubungan seni dengan pengalaman manusia di luar seni.
b. Pendekatan Ekspresivistik
Kritik seni ekspresivisme menentukan kadar keberhaislan seni atas kemampuannya membangkitkan emosi secara efektif, intensif, dan penuh gairah. Intensitas pengalaman mengandung makna, bahwa karya seni yang baik dapat menggetarkan perasaan yang jauh lebih kuat dari pada perasaan keseharian pada saat kita melihat realitas yang sama. Konsep ini berusaha untuk menghidupkan kembali vitailitas dan spontanitas dalamkarya seni.
c. Pendekatan Instrumentalistik
para seniman tidak dari kemampuan untuk mengolah material seni ataupun pada masalah internal karya seni. Eberhasilan karya seni tidak didasarkan pada criteria keinstensifan dan kejelasan ekspresi untuk mengkomunikasikan perasaan dan gagasan, melainkan berurusan dengan akibat dari gagasan yang diekspresikan lewat seni kepada masyarakat.

BAB VI
APRESIASI SASTRA DAN SENI
A. ESTETIKA SASTRA
Seorang pembaca sastra akan mampu memahami apa yang terkandung didalam karya sastra apabila dia sudah mampu membacanya dengan kritis. Proses pembacaan karya sastra yang dibedakan menjadi reading for pleasure, yakni membaca sastra hanya untuk kesenangan, dan critical reading, membaca karya sastra untuk melihat ideology yang terdapat di balik teks sastra tersebut.

AD/ART Zat 2010

ANGGARAN DASAR
TEATER ZAT
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Mukadimah
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Terdorong oleh rasa tanggung jawab yang luhur akan perkembangan seni budaya di Indonesia dan Universitas Negeri Jakarta khususnya, yaitu mengembangkan seni budaya Indonesia dengan memupuk potensi yang ada dalam rangka membentuk manusia seutuhnya, maka dengan ini kami Teater Zat Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta menyusun Anggaran Dasar sebagai berikut :

BAB I
Nama, Tempat dan Waktu
Pasal 1
Organisasi ini bernama Teater Zat.
Pasal 2
Teater Zat berkedudukan di Jurusan Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Jakarta.
Pasal 3
Teater Zat didirikan pada tanggal 3 Desember 1994 untuk batas waktu yang tidak ditentukan.

BAB II
Azas, Sifat dan Tujuan
Pasal 4
Teater Zat berasaskan Pancasila
Pasal 5
Teater Zat bersifat intrauniversiter.
Pasal 6
Teater Zat bertujuan membina kesadaran mahasiswa untuk bertanggung jawab dalam mengembangkan seni budaya di Indonesia guna meningkatkan pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa, bangsa, dan negara.
BAB III
Keanggotaan
Pasal 7
Anggota adalah orang yang terdaftar di Teater Zat dan dikukuhkan oleh Pengurus.
Pasal 8
Keanggotaan Teater Zat terdiri dari :
a. Dewan Syuro
b. Pemegang Mandat
c. Anggota Kehormatan

BAB IV
Struktur Organisasi
Pasal 9
Struktur organisasi Teater Zat terdiri dari :
a. Dosen Pembimbing
b. Dewan Syuro
c. Pengurus Harian
BAB V
Kepengurusan
Pasal 10
Masa bakti pengurus Teater Zat adalah dua tahun.
Pasal 11
Kepengurusan Teater Zat sedikitnya terdiri dari :
a. Seorang Ketua
b. Seorang Sekretaris
c. Seorang Bendahara
BAB VI
Lambang dan Atribut
Pasal 12
Lambang Teater Zat berbentuk tulisan Teater Zat.
Pasal 13
Atribut Teater Zat terdiri dari :
a. Stempel Teater Zat
b. Kertas amplop berkop Teater Zat



BAB VII
Keuangan
Pasal 14
Keuangan Teater Zat diperoleh dari :
a. Sumbangan anggota
b. Donasi dan usaha-usaha lain yang sifatnya tidak mengikat.

BAB VIII
Perubahan dan Pembubaran
Pasal 15
Perubahan Anggaran Dasar Teater Zat dilakukan pada saat Musyawarah Istimewa disingkat dengan Muis.
Pasal 16
Hal-hal yang menyangkut pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Istimewa disingkat dengan Muis.

BAB IX
Lain-lain
Pasal 17
Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini atau yang merupakan penjelasan Anggaran Dasar ini diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Teater Zat.
Ditetapkan di : Villa Abah, Sawangan Depok Jawa Barat
Hari, Tanggal : Sabtu, 16 Oktober 2010
Pukul : WIB

Pimpinan Sidang

Ketua I Ketua II


Dadi Zaim Muhtadi Shandy Fahri Azmie
Noreg. 2125012686 Noreg. 2115051234


ANGGARAN RUMAH TANGGA
TEATER ZAT
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA



BAB I
UMUM

Pasal 1 (Nama)
Organisasi ini bernama Teater Zat.

Pasal 2 (Tempat)
Teater Zat berkedudukan di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta, supaya mudah berhubungan dengan anggota dan pimpinan Universitas.

Pasal 3 (Waktu)
1. Teater Zat didirikan berdasarkan pertemuan beberapa mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia guna mengikuti Pekan Teater Mahasiswa Se-Jakarta di Teater Arena Taman Ismail Marzuki (TIM).
2. Organisasi ini dianggap didirikan pada tanggal 3 Desember 1994.
3. Teater Zat didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 4 (Azas)
1. Pancasila adalah azas Teater Zat.
2. Teater Zat dalam mengembangkan misinya harus sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila dan berwatak ke-Indonesiaan.

Pasal 5 ( Sifat)
1. Teater Zat adalah organisasi non struktural dibawah Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan bersifat semi-otonom.
2. Teater Zat independen terhadap ormawa lain di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Pasal 6 (Tujuan)
1. Teater Zat bertujuan membina kesadaran mahasiswa untuk bertanggungjawab dalam mengembangkan seni budaya di Indonesia, guna:
(a) Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan negara
(b) Memupuk Kreativitas dan mengembangkan kecintaan terhadap seni budaya Indonesia.
(c) Mewujudkan kreativitas mahasiswa yang mempunyai minat bakat dan seni.
2. Cara pelaksanaan anggota dan pengurus serta kondisi lingkungan yang arah pelaksanaan dilakukan dengan sistem kekeluargaan, non formal dan berjenjang sesuai dengan kemampuan yang memungkinkan.

BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 7 (Jenis Keanggotaan)
1. Anggota biasa adalah mahasiswa Universitas Negeri Jakarta yang masih terdaftar di sekretariat Teater Zat.
2. Anggota Luar Biasa adalah Anggota Biasa yang sudah tidak berstatus sebagai mahasiswa.
3. Anggota Kehormatan adalah seseorang yang karena keaktifan, kecakapan, dan loyalitasnya diperlukan Teater Zat.

Pasal 8 (Hak Anggota)
1. Anggota Biasa berhak :
(a) Menghadiri setiap bentuk musyawarah anggota dengan hak suara, bicara, dan hak dipilih.
(b) Dibela dan membela diri.
(c) Mendapat jaminan kesejahteraan yang sama.
(d) Mengikuti semua aktivitas Teater Zat
(e) Memasuki organisasi lain dengan tidak mengurangi nama baik Teater Zat.
(f) Menyumbangkan tenaga, pikiran dan finansial demi kemajuan organisasi.
2. Anggota Luar Biasa berhak :
(a) Menghadiri setiap musyawarah anggota dengan hak suara, hak bicara, dan hak memilih.
(b) Dibela dan membela diri.
(c) Mendapat jaminan kesejahteraan yang sama.
(d) Mengikuti semua aktivitas Teater Zat.
(e) Menyumbangkan tenaga, pikiran,dan finansial demi kemajuan organisasi.
3. Anggota Kehormatan berhak :
(a) Menghadiri setiap musyawarah anggota dengan hak suara dan hak bicara, namun tidak memiliki hak memilih.
(b) Dibela dan membela diri.
(c) Mendapat jaminan kesejahteraan yang sama.
(d) Mengikuti semua aktivitas Teater Zat.
(e) Menyumbangkan tenaga, pikiran, dan finansial demi kemajuan organisasi.

Pasal 9 (Kewajiban Anggota)
Kewajiban anggota adalah memahami dan mentaati Anggaran Dasar Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di Teater Zat.

Pasal 10 (Pemberhentian Anggota)
1. Keanggotaan Teater Zat berhenti apabila :
(a) Meninggal dunia.
(b) Mengundurkan diri sebagai anggota.
(c) Diberhentikan oleh Pengurus Teater Zat.
2. Permintaan pengunduran diri yang dimaksud pasal 10 ayat 1 butir (b) dilakukan secara tertulis ditunjukan kepada ketua Teater Zat.
3. Anggota diberhentikan apabila :
(a) Melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
(b) Melalaikan kewajibannya sebagai anggota Teater Zat.
(c) Merugikan Teater Zat.
(d) Pertimbangan administratif lain yang memungkinkan.

BAB III
PELANGGARAN DAN REHABILITASI

Pasal 11 (Sanksi)
1. Setiap pelanggaran yang dilakukan anggota diberikan sanksi berjenjang.
2. Sanksi berjenjang yang dimaksud pasal 11 ayat 1 berupa teguran lisan, teguran tertulis, pemecatan sementara dan pemecatan.
3. Jenjang sanksi tidak berlaku untuk hal-hal yang dianggap luar biasa.

Pasal 12 (Pembelaan)
Hal membela diri dan dibela terhadap sanksi pelanggaran hanya dapat dilakukan pada musyawarah yang dilakukan untuk itu.
Pasal 13 (Rehabilitasi)
1. Anggota yang diberhentikan berdasar pasal 10 ayat 3 Anggaran Rumah Tangga ini dapat mengajukan permohonan kembali menjadi anggota setelah memperbaiki kesalahannya.
2. Penerimaan kembali anggota yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini harus disetujui dalam musyawarah yang dilakukan untuk itu.

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 14 (Pelindung)
1. Pelindung Teater Zat adalah Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta.
2. Pelindung merupakan penanggungjawab tertinggi semua aktivitas Teater Zat.

Pasal 15 (Pembimbing)
1. Pembimbing adalah Dosen tetap Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta yang diminta organisasi untuk masa kepengurusan satu periode.
2. Pengukuhan Pembimbing Teater Zat dilaksanakan oleh Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta.
3. Pembimbing berkewajiban mengawasi dan memajukan semua kegiatan.

Pasal 16 (Dewan Syuro)
1. Dewan Syuro adalah anggota luar biasa yang bertugas sebagai penasehat pengurus selama satu periode kepengurusan.
2. Pengukuhan Dewan Syuro dilaksanakan oleh ketua Teater Zat.

Pasal 17 (Pengurus Teater Zat)
1. Pengurus Teater Zat adalah pengurus organisasi yang bertanggungjawab atas kepengurusan Teater Zat.
2. Pengurus Teater Zat terdiri atas Ketua Umum, Sekertaris, Bendahara, dan Ketua-Ketua divisi kegiatan.
3. Pengukuhan Pengurus Teater Zat dilaksanakan oleh Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta.
4. Hak dan Wewenang Pengurus Zat adalah :
(a) Membuat ketentuan-ketentuan yang tidak bertentangan dan sejalan dengan AD/ART Teater Zat.
(b) Meminta laporan periodik pengurus.
(c) Memberi saran kepada semua pengurus.
5. Kewajiban Pengurus Teater Zat adalah :
(a) Menjalankan organisasi sesuai dengan AD/ART, Job Deskription, dan hasil-hasil rapat.
(b) Memajukan organisasi berdasarkan program yang ditentukan

Pasal 18 (Pengurus Divisi)
1. Pengurus Divisi adalah pelaksana operasional kegiatan yang dalam tugasnya berada langsung di bawah Pengurus Teater Zat.
2. Pengukuhan Pengurus Divisi dilaksanakan oleh Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta.
BAB V
KEPENGURUSAN

Pasal 19 (Masa Kepengurusan)
Masa Bakti Kepengurusan adalah 1 tahun.

BAB VI
LAMBANG, BENDERA, DAN ATRIBUT

Pasal 21 (Lambang)
Lambang Teater Zat berbentuk Tulisan Teater Zat.

Pasal 22 (Bendera)
Bendera Teater Zat berbentuk persegi panjang dengan perbandingan 3:2, berwarna dasar hitam dengan memuat lambang bertuliskan Teater Zat dengan warna merah pada Teater dan putih pada Zat.

Pemakaian bendera Teater Zat diatur lebih lanjut dalam keputusan Pengurus Teater Zat.

Pasal 23 (Atribut)
1. Stempel Teater Zat berbentuk persegi panjang dan bertuliskan “Teater Zat”.
2. Kertas dan amplop berkop Teater Zat bertuliskan ”Teater Zat” beserta alamat dengan memuat lambang Teater Zat disebelah kiri.
BAB VII
RAPAT-RAPAT

Pasal 24 (Rapat Tahunan Anggota)
1. Rapat tahunan anggota adalah forum tertinggi organisasi.
2. Rapat tahunan anggota diadakan sekali dalam setahun.
3. Pada rapat tahunan anggota harus tercantum sekurang-kurangnya acara :
(a) Pertanggungjawaban pengurus selama satu tahun.
(b) Pemilihan ketua umum Teater Zat.

Pasal 25 (Rapat Pengurus)
1. Rapat pengurus adalah rapat operasional kegiatan, koordinasi divisi, dan evaluasi kegiatan yang hanya dihadiri pengurus teater zat dan pengurus divisi.
2. Rapat pengurus sedikitnya sekali dalam 6 bulan.


Pasal 26 (Rapat Kepanitiaan)
1. Rapat kepanitiaan merupakan rapat pelaksanaan kegiatan
2. Rapat kepanitiaan membahas masalah perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan mandataris.
3.
Pasal 27 (Rapat Istimewa)
Untuk hal yang luar biasa, pengurus bisa melaksanakan Rapat istimewa, baik yang bersifat terbuka maupun yang bersifat tertutup.
BAB VIII
USAHA

Pasal 28 (Pembinaan Mental Berkesenian)
Untuk memelihara dan mempertinggi mental spiritual anggota, dilakukan usaha :
(a) Memberikan pendidikan dan pengembangan pengetahuan tentang seni
(b) Mengadakan diskusi, ceramah atau Kegiatan lain sejenis yang berhubungan dengan seni.

Pasal 29 (Pengembangan Pengetahuan)
Untuk meningkatkan dharma bakti terhadap almamater bagi anggota dilakukan usaha :
(a) Pagelaran-pagelaran di dalam ataupun di luar kampus.
(b) Pengiriman anggota ke sanggar atau komunitas kesenian.
(c) Studi Komparatif dan studi kelayakan.

Pasal 30 (Kesejahteraan Anggota)
Untuk mengusahakan kesejahteraan anggota, dilakukan usaha :
(a) Fasilitas administratif.
(b) Pemberian penghargaan atau piagam
(c) Pembiayaan pengiriman anggota.
BAB IX
INVENTARISASI

Pasal 31 (Perlengkapan)
1. Semua peralatan dan perlengkapan yang dimiliki adalah milik organisasi.
2. Semua peralatan dan perlengkapan yang diusahakan, merupakan milik organisasi.
3. Perlengkapan yang diperoleh dari bantuan pemerintah atau bantuan pihak swasta, menjadi milik dan tanggungjawab organisasi.
4. Distribusi semua peralatan dan perlengkapan dilakukan oleh pengurus Teater Zat.

Pasal 32 (Laporan)
1. Semua kegiatan yang bersangkutan dengan Teater Zat harus melaporkan secara tertulis kepada Pengurus Teater Zat.
2. Setiap anggota yang menjadi utusan organisasi atau melakukan kegiatan mengatasnamakan organisasi, harus melaporakan secara tertulis kepada Pengurus Teater Zat.
3. Semua bentuk dan jenis laporan merupakan inventaris organisasi.

BAB X
KEUANGAN

Pasal 33 (Sumber Keuangan)
Sumber keuangan Teater Zat diperoleh dari sumbangan anggota, donasi, serta usaha-usaha lain yang bersifat tidak mengikat.

Pasal 34 (Distribusi Keuangan)
1. Keperluan dan kegiatan organisasi dibiayai oleh organisasi
2. Pembagian keuangan organisasi berdasarkan pertimbangan prioritas aktivitas kegiatan

Pasal 35 (Laporan Keuangan)
1. Penggunaan dana kas Organisasi dilaporkan kepada ketua Teater Zat.
2. Penggunaan sumber dana yang lain dilaporkan setelah kegiatan berakhir kepada ketua Teater Zat.





BAB XI
KEPUTUSAN PENGURUS

Pasal 36 (Keputusan Pengurus Teater Zat)
Hal-hal yang belum diatur dalam AD/ART, diatur lebih lanjut dalam bentuk keputusan.
1. Setiap keputusan ditetapkan oleh Pengurus Teater Zat.
2. Setiap keputusan yang dibuat tidak bertentangan dengan AD/ART.

BAB XII
PERUBAHAN DAN PEMBUBARAN

Pasal 37 (Perubahan)
1. Untuk mengubah AD/ART diperlukan keputusan Muktamar.
2. Usulan perubahan ART diterima oleh Muktamar dengan suara terbanyak sedikitnya 2/3 seluruh anggota Teater Zat.
3. Usulan perubahan Muktamar yang diadakan khusus untuk itu adalah sah jika disetujui oleh sekurang kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir

Pasal 38 (Pembubaran)
1. Organisasi Teater Zat hanya dapat dibubarkan dengan satu putusan Muktamar yang diadakah khusus untuk itu
2. Usulan pembubaran sah jika dihadiri sedikitnya 2/3 dari jumlah anggota Teater Zat.
3. Usulan pembubaran diterima Muktamar yang diadakan khusus untuk itu adalah sah jika disetujui sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir

Pasal 39 (Penyelesaian)
1. Jika pasal 39 Anggaran RumahTangga ini terlaksana, maka cara penyelesaian semua harta benda milik organisasi ditetapkan oleh Muktamar yang khusus diadakan untuk itu.
2. Pelaksanaan harta benda yang dimaksud ayat (1) pasal ini diselasaikan oleh suatu panitia khusus yang menangani masalah ini.

BAB XIII
PENUTUP

Pasal 40 (Penutup)
Anggaran Rumah Tangga ini merupakan penjabaran Anggaran Dasar dan merupakan hasil revisi ART Teater Zat Jakarta, 3 Desember 1994, dan berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Sarang Teater Zat
Hari, Tanggal : Jumat, 17 April 2009
Pukul : 21.30 WIB


Pimpinan Sidang



Dadi Zaim Muhtadi Shandy Fahri Azmie
Noreg. 2125012686 Noreg. 211505123




(Lampiran) Lambang Teater Zat

Kamis, 02 September 2010

pkm

pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 i
Didasari kesadaran penuh atas adanya kesenjangan antara teori yang diperoleh
mahasiswa dengan realita kebutuhan masyarakat. Disamping munculnya
tuntutan masyara kat atas mutu lulusan perguruan tinggi yang mandiri dan siap
mengantisipasi arah pe ngembangan bangsa, pada tahun 1997 DP2M merealisasikan
Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan di Perguruan Tinggi (PBKPT). Salah satu
komponen program kunci di dalamnya adalah Program Karya Alternatif Mahasiswa (KAM).
Program ini hanya dapat diakses dan dilaksanakan mahasiswa sedangkan program lainnya
seperti Kuliah Kewirausahaan (KWU), Kuliah Kerja Usaha (KKU), Magang Kewirausahaan (MKU),
Konsultasi Bisnis dan Penempatan Kerja (KBPK) dan Inkubator Wirausaha Baru (INWUB),
proposal diajukan kelompok dosen namun wajib menyertakan mahasiswa sebagai pelaku
lapangan. KAM merupakan wahana kreasi bagi mahasiswa dalam menciptakan produk
(barang atau jasa) yang akan menjadi komoditas usahanya kelak. Sedangkan pematangan
sebagai entrepreneur dilakukan pada program INWUB. Dengan demikian, PBKPT merupakan
satu kesatuan program pendorong Perguruan Tinggi (PT) dalam menghasilkan enter- ataupun
teknopreneur dari kampus.
Dalam perkembangannya, KAM terasa sangat membatasi ruang kreasi mahasiswa yang
memiliki minat, bakat dan intelektual beragam. Pada tahun 2001, DP2M kemudian meluaskan
KAM menjadi Program Kreativitas Mahasiswa yang membuka peluang maha siswa dalam
berkarya seluas para dosennya. Sejak saat itu dikenal berbagai jenis PKM yaitu: PKM-Penelitian
(PKM-P), PKM-Penerapan Teknologi (PKM-T), PKM-Kewirausaha an (PKM-K), PKM-Pengabdian
kepada Masyarakat (PKM-M) dan PKM-Penulisan Artikel Ilmiah (PKM-I). Pada tahun 2002, PKM
bergabung dengan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dan Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM)
ke dalam program Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) di Surabaya.
Atas kebijakan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, sejak tahun 2009 pelaksanaan Kom petisi
Karya Tulis Mahasiswa (KKTM) yang dahulunya bernama LKTM diintegrasikan pengelolaannya
ke dalam PKM. Mengingat sifatnya yang identik dengan PKM-I, maka program KKTM
dikelompokkan bersama PKM-I ke dalam PKM-Karya Tulis (PKM- KT). Untuk membedakannya,
PKM-I diberi nama baru PKM-Artikel Ilmiah (PKM-AI) dan KKTM menjadi PKM-Gagasan Tertulis
(PKM-GT) sesuai dengan sumber bahan pe nulis an nya. Sesuai dengan sifat artikel yang
dihasilkan, maka PKM-AI akan bermuara pada Jurnal Kreativitas Mahasiswa sedangkan PKM-
GT menggantikan posisi PKM-AI di PIMNAS.
Penilaian atas mutu usulan, proses pelaksanaan dan presentasi di PIMNAS, seluruhnya
dilakukan berdasar atas level kreativitas mahasiswa dan orisinalitas. Orisinalitas dalam hal ini
tidak hanya diartikan sebagai suatu temuan baru, akan tetapi ide yang akan direali sasi kan
murni berasal dari kelompok mahasiswa. Dengan demikian, Pembimbing PKM disarankan
agar berperan sebagai pendamping mahasiswa yang mengawasi apakah pelaksanaan PKM
agar sesuai dengan misi masing-masing program dan tidak menjadikan mahasiswa sebagai
bagian riset ataupun kegiatan akademik dosen lainnya.
KATA
PENGANTARii pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
Agar objektivitas pengelolaan PKM dan PIMNAS dapat terjaga dengan baik, DP2M memandang
perlu menerbitkan Buku Pedoman PKM 2010 ini sebagai acuan bagi semua pihak di Perguruan
Tinggi yang memerlukan informasi tentang sejarah, uraian umum, kriteria penulisan usulan,
teknik penilaian di setiap tahap pelaksanaan, teknik penyusun an laporan seluruh program
PKM yang ditawarkan Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DP2M) Ditjen
Dikti, juga bentuk apresiasi yang diberikan. Pedoman ini juga mengutip tanpa perubahan
sebagian informasi Pedoman KKTM yang diterbitkan Direktorat Akademik Ditjen Dikti guna
menghindari kesulitan realisasi PKM-GT di PT.
Tersusunnya Buku Pedoman PKM 2010 merupakan karya pikir banyak pihak yang menjadi
representasi berbagai institusi seperti Perguruan Tinggi, Badan Pengkajian dan Penerap-
an Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Kementri an Negara
Koperasi & UKM. Untuk itu, kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada semua pihak untuk semangat, pikiran dan kebersamaan yang ditunjukkan
melalui terbitnya Buku Pedoman PKM 2010.
Jakarta, Januari 2010
Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdiknas
Suryo Hapsoro Tri Utomo
NIP. 195609011985031003pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 iii
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR iv
PENJELASAN UMUM 1
PERSYARATAN DAN ATURAN PENYUSUNAN USULAN 7
A. Persyaratan Administratif 7
B. Aturan Penulisan Usulan 8
FORMAT DAN STRUKTUR USULAN PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M 9
3.1. Format 9
3.2. Format Halaman Pengesahan 12
3.3. Struktur 13
EVALUASI DAN PELAPORAN PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M 17
4.1. Tahap Penilaian Usulan 17
4.2. Tahap Penilaian Proses Pelaksanaan 22
A. Struktur Laporan Kemajuan 23
B. Format Penilaian Proses Pelaksanaan 23
4.3. Tahap Penilaian di Forum PIMNAS 28
4.3.1. Laporan Akhir PKM 28
4.3.2. Kriteria Penilaian Laporan Akhir dan Pimnas 33
4.3.3. Agenda Tahunan PKM 36
FORMAT DAN STRUKTUR USULAN PKM-KARYA TULIS 37
5.1. PKM-Artikel Ilmiah (PKM-AI) 37
5.1.1. Penjelasan Umum 37
5.1.2. Persyaratan Dan Petunjuk Penulisan PKM-AI 38
5.1.2.1. Persyaratan Administratif 38
5.1.2.2. Persyaratan Penulisan 39
5.1.2.3. Petunjuk Penulisan/Pengetikan 39
5.1.3. Format dan Struktur Penulisan 40
a. Format Kulit Muka 41
b. Format Halaman Pengesahan 42
c. Struktur Usulan PKM-AI 43
5.1.4. Jadwal PKM-AI dan PKM-GT 46
5.1.5. Penilaian PKM-AI 47iv pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
5.2. PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT) 49
5.2.1. Penjelasan Umum 49
5.2.2. Persyaratan dan Petunjuk Penulisan PKM-GT 50
5.2.2.1. Persyaratan Administratif 50
5.2.2.2. Sifat dan Isi Tulisan 51
5.2.2.3. Petunjuk Penulisan/Pengetikan 51
5.2.3. Rambu-Rambu Penulisan 51
5.2.3.1. Sistematika Penulisan 51
5.2.4. Penilaian dan Penghargaan 53
5.2.4.1. Kriteria Penilaian 53
a. Format Penilaian Karya Tulis 53
b. Format Penilaian Presentasi di PIMNAS 54
5.2.4.2. Bobot Penilaian PKM-GT 55
DAFTAR
TABEL
DAFTAR
GAMBAR
Kriteria Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2 1.
Rekapitulasi Usulan Proposal PKM 9 2.
Bidang PKM dan Muara Kegiatannya 5 1. pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 1
L
ulusan sebuah perguruan tinggi dituntut untuk memiliki academic knowledge, skill
of thinking, management skill dan communication skill. Kekurangan atas salah satu
dari ke empat keterampilan/kemahiran tersebut dapat menyebabkan berkurangnya
mutu lulusan. Sinergisme ke empatnya akan tercermin melalui kemampuan lulusan
dalam kecepatan menemukan solusi atas persoalan-persoalan atau tantangan-tantangan
yang dihadapinya. Perilaku dan pemikiran yang ditunjukkan akan bersifat konstruktif realistik,
artinya kreatif (unik dan bermanfaat) serta dapat diwujudkan. Kemampuan berpikir dan
bertindak kreatif pada hakekatnya dapat dilakukan setiap manusia apalagi yang menikmati
pendidikan tinggi. Oleh karena, kreativitas merupakan jelmaan integratif 3 (tiga) faktor utama
dalam diri manusia, yaitu: pikiran, perasaan dan keterampilan. Dalam faktor pikiran terdapat
imajinasi, pesepsi dan nalar. Faktor perasaan terdiri dari emosi, estetika dan harmonisasi.
Sedangkan faktor keterampilan mengandung bakat, faal tubuh dan pengalaman. Dengan
demikian, agar mahasiswa dapat mencapai level kreatif, ketiga faktor termaksud diupayakan
agar optimal dalam sebuah kegiatan yang diberi nama Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
PKM merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan Direktorat Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat (DP2M), Ditjen Dikti dalam meningkatkan kualitas peserta didik
(mahasiswa) di perguruan tinggi agar kelak dapat menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademis dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan
meyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta memperkaya budaya
nasional. PKM dilaksanakan pertama kali pada tahun 2001, yaitu setelah dilaksanakannya
program restrukturisasi di lingkungan Ditjen Dikti. Kegiatan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat yang selama ini sarat dengan partisipasi aktif mahasiswa,
diintegrasikan ke dalam satu wahana yang diberi nama Program Kreativitas Mahasiswa.
PKM dikembangkan untuk mengantarkan mahasiswa mencapai taraf pencerahan kreativitas
dan inovasi berlandaskan penguasaan sains dan teknologi serta keimanan yang tinggi. Dalam
rangka mempersiapkan diri menjadi pemimpin yang cendekiawan, wirausahawan serta
berjiwa mandiri dan arif, mahasiswa diberi peluang untuk mengimplementasikan kemampuan,
keahlian, sikap tanggungjawab, membangun kerjasama tim maupun mengembangkan
kemandirian melalui kegiatan yang kreatif dalam bidang ilmu yang ditekuni
Pada awalnya, dikenal 5 (lima) jenis kegiatan yang ditawarkan dalam PKM, yaitu PKM-
Penelitian (PKM-P), PKM-Penerapan Teknologi (PKM-T), PKM-Kewirausahaan (PKM-K), dan
PKM-Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M) dan PKM-Penulisan Ilmiah (PKM-I).
Sejak Januari 2009, DP2M mengelola 6 (enam) PKM. Kompetisi Karya Tulis Mahasis wa (KKTM)
yang semula menjadi tugas Direktorat Akademik dalam pengelolaannya, dilimpahkan kepada
DP2M. Karena sifatnya yang identik dengan PKM-I, KKTM selanjutnya dikelola bersama-sama
PKM-I dalam PKM-Karya Tulis (PKM-KT). Dengan demikian, di dalam PKM-KT terkandung 2
(dua) program penulisan, yaitu: PKM-Artikel Ilmiah (PKM-AI) dan PKM-Gagasan Tertulis (PKM-
1 PENJELASAN
UMUM2 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
penjelasan umum
GT). PKM-I atau selanjutnya disebut PKM-AI yang merupakan artikel hasil kegiatan, tidak lagi
ditampilkan dalam PIMNAS, namun dimuarakan pada Jurnal Ilmiah. Sedangkan PKM-GT yang
berpeluang didiskusi kan dalam forum terbuka, diposisikan sebagai pengganti PKM-AI di
PIMNAS.
Program Kreativitas Mahasiswa dialokasikan di Direktorat P2M Ditjen Dikti bagi seluruh
perguruan tinggi melalui penyediaan dana yang bersifat kompetitif, akuntabel dan transparan.
Kriteria yang meliputi inti kegiatan seperti materi kegiatan, strata pendidik an, jumlah anggota,
dosen pendamping, alokasi biaya, laporan akhir, dan luaran dari keenam kegiatan PKM
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kriteria Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)
No KRITERIA
JENIS KEGIATAN
PKMP *) PKMT*) PKMK*) PKMM*) PKM-AI PKM-GT*)
1 Inti
Kegiatan
Karya
krea tif,
inovatif
dalam
peneliti an
Karya
krea tif,
inovatif
dalam
men-
ciptakan
kar ya
teknologi
Karya
krea tif,
inovatif
dalam
mem-
buka
pelu ang
usaha
Karya
krea tif,
inovatif
dalam
mem-
bantu
masyara-
kat
Karya
krea tif,
dalam
penulisan
artikel
ilmiah
Karya tulis
dalam pe-
nuangan
gagasan/
ide kreatif
2 Materi
kegiatan
Sesuai
bi dang il-
mu, lintas
bidang
di-
anjurkan
Sesuai
bi dang
ilmu, lintas
bidang
dianjurkan
Semua
bi dang
ilmu
atau
yang
relevan
Semua bi-
dang ilmu
atau yang
relevan
Karya
ke lom pok
yang telah
dilaksana-
kan
Karya
ke lompok
3 Strata
Pendidikan
Diploma,
S1
Diploma,
S1
Diploma,
S1
Diploma,
Si
Diploma,
S1
Diploma,
S1
4 Jumlah
Anggota
3-5 orang 3-5 orang 3-5
orang
3-5 orang 3-5 orang 2-3 orang
5 Alokasi
Pendanaan
Biaya
maks Rp
10 juta
Biaya maks
Rp 10 juta
Biaya
maks Rp
10 juta
Biaya
maks Rp
10 juta
Insentif
Rp 3 juta
Insentif
Rp 3 juta
6 Laporan
Akhir
Hasil
Kerja
Hasil Kerja Hasil
Kerja
Hasil Kerja Artikel Artikel
7 Luaran Artikel,
paten
Paten, mo-
del desain,
piranti
lu nak, jasa
Barang
dan jasa
komer-
sial
Jasa,
desain,
barang
Artikel
Ilmiah
Gagasan
kreatif
yang ter-
tulis.
*) Program yang bermuara di Pimnas
Catatan : khusus untuk tahun anggaran 2010, mengingat keterbatasan anggaran, dana
maksimum yang dialokasikan adalah Rp. 7 (tujuh) juta per proposalpedoman program kreativitas mahasiswa 2010 3
penjelasan umum
Ke enam jenis kegiatan PKM memiliki tuntutan teknis pelaksanaan yang berbeda. Perbedaan
tersebut ditunjukkan melalui karakteristik masing-masing PKM yang berlainan sebagai
berikut:
Jenis
PKM Penjelasan Umum
PKM-P merupakan program penelitian yang bertujuan antara lain: untuk
mengidentifikasi faktor penentu mutu produk, menemukan hubungan
sebab-akibat antara dua atau lebih faktor, menguji cobakan sebuah bentuk
atau peralatan, merumuskan metode pembelajaran, melakukan inventarisasi
sumber daya, memodifikasi produk eksisting, mengidentifi kasi senyawa kimia
di dalam tanaman, menguji khasiat ekstrak tanaman, merumuskan teknik
pemasaran, survei kesehatan anak jalanan, metode pembelajaran aksara Bali di
siswa sekolah dasar, laju pertumbuhan ekonomi di sentra kerajinan Kasongan,
faktor penyebab tahayul yang mewarnai perilaku masyarakat Jawa dan lain-
lain kegiatan yang memiliki tujuan semacam itu
PKM-T merupakan program bantuan teknologi (mutu bahan baku, prototipe, model,
peralatan atau proses produksi, pengolahan limbah, sistem jaminan mutu dan
lain-lain) atau manajemen (pemasaran, pembukuan, status usaha dan lain-
lain) atau lainnya bagi industri berskala mikro atau kecil (industri rumahan,
pedagang kecil atau koperasi) sesuai kebutuhan calon mitra program. Mitra
program yang dimaksud dalam hal ini adalah kelompok masyarakat yang
dinilai produktif.
PKMT mewajibkan mahasiswa bertukar pikiran dengan mitra terlebih dahulu,
karena produk PKMT merupakan solusi atas persoalan yang diprioritaskan mitra.
Dengan demikian, di dalam usul program harus dilampirkan Surat Pernyataan
Kesediaan Bekerjasama dari Mitra pada kertas bermaterai Rp 6.000,- .
PKM-K merupakan program pengembangan ketrampilan mahasiswa dalam
berwirausaha dan berorientasi pada profit. Komoditas usaha yang dihasilkan
dapat berupa barang atau jasa yang selanjutnya merupakan salah satu modal
dasar mahasiswa berwirausaha dan memasuki pasar. Jadi pemeran utama
berwirausaha dalam hal ini adalah mahasiswa, bukan masyarakat, ataupun
mitra lainnya.
PKM-M merupakan program bantuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam
upaya peningkatan kinerja, membangun keterampilan usaha, penataan
dan perbaikan lingkungan, penguatan kelembagaan masyarakat, sosialisasi
penggunaan obat secara rasional, pengenalan dan pemahaman aspek hukum
adat, upaya penyembuhan buta aksara dan lain-lain bagi masyarakat baik formal
maupun non-formal, yang sementara ini dinilai kurang produktif. Disyaratkan
dalam usulan program ini adanya komitmen bekerjasama secara tertulis dari
komponen masyarakat yang akan dibantu/menjadi khalayak sasaran.4 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
penjelasan umum
PKM-AI merupakan program penulisan artikel ilmiah yang bersumber dari suatu
kegiatan mahasiswa dalam pendidikan, penelitian atau pengabdian kepada
masyarakat yang telah dilakukannya sendiri (studi kasus, praktek lapang, KKN,
PKM, magang, dan lain-lain).
PKM-
GT
merupakan program penulisan artikel ilmiah yang bersumber dari ide atau
gagasan kelompok mahasiswa. Gagasan yang dituliskan mengacu kepada isu
aktual yang dapat ditemukan di masyarakat dan memerlukan solusi hasil karya
pikir yang cerdas dan realistik.
Catatan : Kesemua program ini menyaratkan ide kreatif mahasiswa sebagai salah satu untur
penilaian utamanya
Dalam upaya mengefisiensikan proses penilaian dan penyediaan reviewer, maka seluruh
usulan akan dikelompokkan ke dalam masing-masing bidang PKM yang dituju (-P, -T, -K, -M,
KT). Selanjutnya setiap usulan dalam setiap bidang PKM dikelompokkan lagi ke dalam tujuh
kelompok bidang ilmu, yaitu:
Bidang Kesehatan, yang meliputi: Farmasi, Gizi, Kebidanan, Kedokteran, Kedokteran •
Gigi, Keperawatan, Kesehatan Masyarakat, Psikologi.
Bidang Pertanian, yang meliputi: Kedokteran Hewan, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, •
Pertanian, Peternakan, Teknologi Pertanian.
Bidang MIPA, yang meliputi: Astronomi, Biologi, Geografi, Fisika, Kimia, Matematika. •
Bidang Teknologi dan Rekayasa, yang meliputi: Informatika, Teknik, Teknologi Pertanian. •
Bidang Sosial Ekonomi, yang meliputi : Agribisnis (Pertanian), Ekonomi, Ilmu Sosial dan •
Ilmu Politik.
Bidang Humaniora, yang meliputi : Agama, Bahasa, Budaya, Filsafat, Hukum, Sastra, Seni. •
Bidang Pendidikan, yang meliputi Program Studi Ilmu-Ilmu Pendidikan di bawah •
Fakultas Kependidikan.
Untuk bidang ilmu lain yang belum termasuk dalam pengelompokan bidang ilmu di atas,
pengusul dapat memilih kelompok bidang ilmu yang terdekat. Perlu diketahui bahwa
pengelompokan bidang ilmu tersebut tidak ada hubungannya dengan kuota jumlah
proposal yang didanai per kelompok bidang tetapi akan digunakan sebagai salah satu dasar
pertimbangan kedekatan bidang reviewer dengan usulan yang akan dievaluasi baik dalam
seleksi proposal, pelaksanaan PKM maupun penjurian PIMNAS.
Secara ringkas alur awal perjalanan setiap bidang PKM dan muaranya dapat dilihat pada
Gambar 1 berikut:pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 5
penjelasan umum
JENIS BIDANG PKM
- PKM-P
- PKM-T
- PKM-K
- PKM-M
- PKM-GT
PKM-AI
PIMNAS
JURNAL KREATIVITAS
MAHASISWA
JURNAL ILMIAH
TERAKREDITASI Rekomendasi DP2M
KREATIVITAS

MAHASISWA
Gambar 1. Bidang PKM dan Muara Kegiatannya
Kecuali PKM-AI yang dahulunya dikenal sebagai PKM-I, seluruh bidang PKM bermuara di
PIMNAS. PKM-AI yang telah berwujud artikel ilmiah dinilai kurang relevan di diskusi kan dalam
PIMNAS karena sifatnya sudah siap dipublikasikan. Sedangkan rincian tahapan proses serta
waktu penyampaian usulan sampai penyusunan laporan akhir PKM dan presentasi di PIMNAS
dapat dipelajari pada butir 4.3.3. di halaman 36. pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 7
Persyaratan Administratif A.
Peserta PKM adalah kelompok mahasiswa yang sedang aktif dan resmi terdaftar mengikuti 1.
program pendidikan S1 atau Diploma. Mahasiswa pengusul dapat berasal dari berbagai
program studi yang berbeda atau dari satu program studi yang sama, bergantung pada
bidang kegiatan dan topik yang akan dilaksanakan, namun masih dalam satu perguruan
tinggi yang sama. Keanggotaan mahasiswa dalam kelompok disarankan berasal dari
minimal 2 (dua) angkatan yang berbeda agar proses re generasi pelaksana PKM dapat
berlangsung dengan baik.
Seorang mahasiswa hanya dibenarkan masuk dalam satu kelompok pengusul PKM 2.
yang disetujui untuk didanai. Hal ini didasarkan pada kewajaran alokasi waktu bagi
pelaksanaan kegiatan PKM dan kegiatan belajar mahasiswa. Di samping memberi
kesempatan sebanyak mungkin mahasiswa yang terlibat.
Seorang dosen pembimbing/pendamping hanya diperkenankan diusulkan sebagai 3.
pembimbing maksimum 3 (tiga) judul/kelompok pelaksana PKM.
Usulan PKM diberi sampul sesuai dengan ketentuan yang tertulis dalam butir 3.1. di 4.
halaman 6.
Menyertakan halaman pengesahan institusi pengusul sesuai format pada butir 3.2. 5.
halaman 8.
Pengajuan usulan dilakukan perguruan tinggi secara kolektif, menggunakan format 6.
standar yang ditetapkan DP2M. Bagi mahasiswa yang berasal dari PTS, harus memberikan
surat tembusan pada Kopertis.
Setiap usulan yang mencantumkan dana dari pihak lain harus menyertakan Surat 7.
Pernyataan Pembiayaan (dengan meterai yang berlaku) dari instansi yang menyediakan
dana tersebut.
Setiap usulan 8. PKM-T dan PKM-M wajib menyertakan SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN
BEKERJASAMA (dengan meterai yang berlaku) dari pihak mitra yang disebutkan.
Usulan yang dinyatakan didanai akan diumumkan di Situs Web Dikti dan melalui surat 9.
yang dikirimkan ke setiap perguruan tinggi. Dalam surat pemberitahuan akan diberikan
keterangan/saran perbaikan yang harus dilakukan bagi setiap usulan yang dinyatakan
lolos. Bagi pengusul yang usulannya memerlukan perbaikan, pengusul diwajibkan untuk
memperbaiki usulan sesuai saran dan mengirimkan usulan yang telah diperbaiki paling
lambat 3 (tiga) minggu setelah diumumkan (lihat butir 4.3.3. di halaman 26). Usulan
yang telah direvisi dijilid dengan kulit muka sebagaimana usulan awal dan diberi tulisan
“REVISI” pada sudut kiri atas.
DP2M akan mengirimkan daftar PKM yang belum lolos seleksi disertai alasan pe nolak­ 10.
an, dengan tujuan agar pada kesempatan lainnya mahasiswa dapat me nyempurna kan
proposalnya.
2 PERSYARATAN DAN
ATURAN PENYUSUNAN
USULAN8 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
persyaratan dan aturan penyusunan usulan
Aturan Penulisan Usulan B.
Usulan ditulis mengikuti sistematika penulisan sesuai kriteria yang tercantum dalam 1.
buku Pedoman ini. Perhatikan perbedaan mendasar dari masing­masing PKM. Pengusul
disarankan untuk mencermati perbedaan mendasar dari masing ­masing jenis PKM.
Bahasa Indonesia yang digunakan hendaknya baku dengan tata bahasa dan ejaan yang 2.
disempurnakan, sederhana, dan jelas.
Bagian kelengkapan administratif yang meliputi halaman judul, nama/daftar anggota 3.
kelompok, halaman pengesahan, diberi nomor halaman menggunakan angka Romawi
kecil dan diketik di sebelah kanan bawah (i, ii, dan seterusnya).
Bagian utama (naskah artikel) diberi nomor halaman menggunakan angka arab yang 4.
dimulai dengan nomor halaman 1 (satu) dan diketik di sebelah kanan atas.
Tabel diberi judul dengan penomoran tabel sesuai dengan urutan kemunculannya dalam 5.
naskah. Judul tabel ditulis di atas tabel dengan nomor tabel menggunakan angka Arab.
Gambar, baik dalam bentuk grafik maupun foto diberi judul dengan penomoran gambar 6.
sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah. Judul gambar ditulis di bawah
gambar dengan nomor gambar menggunakan angka Arab.
Khusus PKMP, PKMT, dan PKM­GT, penyebutan sumber pustaka dalam naskah serta 7.
penulisan daftar pustaka hendaknya mengikuti aturan penulisan yang berlaku, yaitu
mengikuti sistem HARDVARD (contoh bisa dilihat dalam bagian khusus PKM­AI), atau
sistem lainnya yang berlaku universal. Khusus PKM­AI ditulis dengan VANCOUVER STYLE.pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 9
Tanpa mengurangi kreativitas pengusul, usulan hendaknya ditulis dengan mengikuti format
dan sistematika sebagai berikut:
Format 3.1.
Setiap PT pengusul diwajibkan membuat Rekapitulasi Proposal Program Kreativitas
Mahasiswa (PKM) dan Rekapitulasi Proposal Program Kreativitas Mahasiswa Karya Tulis
(PKM-KT). Kedua Rekapitulasi tersebut selanjutnya dikirimkan berupa softcopy dan hardcopy
(dua eksemplar) ke DP2M Ditjen Dikti. Rekapitulasi Usulan PKM Perguruan Tinggi diwajibkan
mengikuti format berikut:
Tabel 2. Rekapitulasi Usulan Proposal PKM diwajibkan memuat komponen
data berikut (realitanya, tabel dibuat berbentuk row dan tidak
column):
PKMP, PKMK, PKMT, PKMM PKMKT
No Data No Data
1 Kode Perguruan Tinggi 1 Kode Perguruan Tinggi
2 Judul Kegiatan 2 Judul Kegiatan
3 Bidang PKM 3 Bidang PKM
4 Bidang Ilmu 4 Bidang Ilmu
5 Nama Ketua Pelaksana 5 Nama Ketua Pelaksana
6 NIM Ketua Pelaksana 6 NIM Ketua Pelaksana
7 Tahun Angkatan 7 Tahun Angkatan
8 Jurusan 8 Jurusan
9 Universitas/Institut/Sekolah
Tinggi/ Politeknik
9 Universitas/Institut/Sekolah
Tinggi/ Politeknik
10 Alamat Universitas/Institut/
Sekolah Tinggi/Politeknik
10 Alamat Universitas/Institut/
Sekolah Tinggi/Politeknik
3 FORMAT DAN STRUKTUR
USULAN PKM-P, PKM-T,
PKM-K, PKM-M10 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
format dan struktur usulan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
11 Alamat Rumah 11 Alamat Rumah
12 No. Telpon Rumah 12 No. Telpon Rumah
13 No. HP 13 No. HP
14 E-mail 14 E-mail
15 Nama Anggota 1 15 Nama Anggota 1
16 NIM Anggota 1 16 NIM Anggota 1
17 Nama Anggota 2 17 Nama Anggota 2
18 NIM Anggota 2 18 NIM Anggota 2
19 Nama Anggota 3 19 Nama Anggota 3
20 NIM Anggota 3 20 NIM Anggota 3
21 Nama Anggota 4 21 Nama Anggota 4
22 NIM Anggota 4 22 NIM Anggota 4
23 Nama Dosen Pendamping 23 Nama Dosen Pendamping
24 Gelar Depan 24 Gelar Depan
25 Gelar Belakang 25 Gelar Belakang
26 NIP Dosen Pendamping 26 NIP Dosen Pendamping
27 Alamat Rumah 27 Alamat Rumah
28 No. Telpon Rumah 28 No. Telpon Rumah
29 No. HP 29 No. HP
30 Biaya Usul 30 Sumber Penulisan
Usulan PKM diwajibkan mengikuti Format Kulit Muka dan Format Halaman Pengesah an
berikut:pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 11
format dan struktur usulan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
FORMAT KULIT MUKA USULAN PKM
PKM-P warna Putih
PKM-T warna Biru
PKM-K warna Kuning
PKM-M warna Merah

(ukuran A-4)
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
…………………………………………………………………………
BIDANG KEGIATAN:*
PKM . . . . . . . . . . . . .

Diusulkan oleh:
________________ (Nama Ketua Kelompok)
________________ (Nama-nama Anggota Kelompok)
________________ (Penulisan Nama Ketua maupun Anggota harus
________________ menyertakan NIM dan tahun angkatan)
NAMA PERGURUAN TINGGI
KOTA
TAHUN
* Pilih salah satu bidang kegiatan (PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M)
logo
perguruan
tinggi12 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
format dan struktur usulan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
Format Halaman Pengesahan 3.2.
Judul Kegiatan : 1
Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P ( ) PKM-K 2
(Pilih salah satu) ( ) PKM-T ( ) PKM-M
Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian 3
(Pilih salah satu) ( ) MIPA ( ) Teknologi dan
Rekayasa ( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama Lengkap : a.
NIM : b.
Jurusan : c.
Universitas/Institut/Politeknik : d.
Alamat Rumah dan No Tel./HP : e.
Alamat email : f.
Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : orang 5.
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIP :
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :
6. Biaya Kegiatan Total :
a. Dikti : Rp
b. Sumber lain (sebutkan . . . ) : Rp
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : bulan

__________, ______________
Menyetujui
Ketua Jurusan/Program Studi/Departemen/ Ketua Pelaksana Kegiatan
Pembimbing Unit Kegiatan mahasiswa
(__________________________) (_________________________)
NIP. NIM.
Pembantu atau Wakil Rektor Bidang Dosen Pendamping
Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/
Ketua Sekolah Tinggi,
(__________________________) (_________________________)
NIP. NIP.pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 13
format dan struktur usulan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
Struktur 3.3.
Struktur usulan PKM terdiri dari komponen berikut:
JUDUL A.
LATARBELAKANG MASALAH B.
PERUMUSAN MASALAH C.
TUJUAN D.
LUARAN YANG DIHARAPKAN E.
KEGUNAAN F.
TINJAUAN PUSTAKA (untuk PKM-P dan PKM-T), GAMBARAN UMUM RENCANA G.
USAHA (ulasan mengenai hasil survai pasar atau survai kelayakan usaha untuk
kegiatan kewirausahaan yang direncanakan dalam PKM-K), GAMBARAN UMUM
MASYARAKAT SASARAN (untuk PKM-M)
METODE PELAKSANAAN H.
JADWAL KEGIATAN I.
RANCANGAN BIAYA J.
DAFTAR PUSTAKA (untuk PKM-P dan PKM-T) K.
LAMPIRAN L.
BIODATA KETUA serta ANGGOTA KELOMPOK 1)
BIODATA DOSEN PENDAMPING 2)
LAIN-LAIN 3)
PENJELASAN SISTEMATIKA USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL Judul kegiatan PKM hendaklah singkat dan spesifik, tetapi cukup jelas
mem beri gambaran mengenai kegiatan PKM yang diusulkan
LATAR
BELAKANG
MASALAH
Kegiatan PKM-P dilakukan untuk menjawab keingintahuan
mahasiswa untuk mengungkapkan suatu gejala/konsep/dugaan atau
menerapkannya untuk suatu tujuan. Kemukakan unsur kreativitas
yang diusulkan, hal-hal yang mendorong atau argumentasi penting-
nya dilakukan kegiatan yang diusulkan. Uraikan proses dalam
mengidentifika si masalah yang akan dicari solusinya. Khusus PKM-K,
uraikan proses dalam mengidentifikasi peluang usaha. Untuk
PKM-P dan PKM-T, dengan merujuk dari berbagai sumber pustaka,
pandangan singkat dari para penulis/peneliti lain yang pernah
melakukan pembahasan topik terkait dapat dikemukakan di sini.
Gambarkan secara kuantitatif potret, profil dan kondisi khalayak
sasaran yang akan dilibatkan dalam kegiatan PKM-T, PKM-K maupun
PKM-M. Gambar kan pula kondisi dan potensi wilayah dari segi fisik,
sosial, ekonomi maupun lingkungan yang relevan dengan kegiatan
yang akan dilakukan14 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
format dan struktur usulan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
PERUMUSAN
MASALAH
Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti atau
diselesaikan. Uraikan pendekatan dan konsep untuk menjawab
masalah yang diteliti, hipo tesis yang akan diuji, dugaan yang akan
dibuktikan, masalah yang akan dicari penyelesaiannya, atau peluang
usaha yang akan diraih. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan
definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan kegiatan PKM.
Uraian perumusan masalah tidak harus dalam bentuk per tanyaan
TUJUAN Berikan pernyataan singkat mengenai tujuan kegiatan PKM-P.
Kegiatan PKM- P dapat bertujuan untuk menjajagi, menguraikan,
menerangkan, membukti kan atau menerapkan suatu gejala, konsep
atau dugaan, atau membuat suatu model. Rumuskan tujuan yang
akan dicapai secara spesifik yang me rupakan kondisi baru yang
diharapkan terwujud setelah kegiatan PKM-T, PKM-K maupun PKM-M
selesai. Rumusan tujuan hendaknya jelas dan dapat diukur
LUARAN YANG
DIHARAPKAN
Luaran kegiatan PKM mengacu pada Tabel 1
KEGUNAAN Sebutkan manfaat yang akan diperoleh bagi khalayak sasaran, dari sisi
ekonomi maupun Ipteks, padasaat atau setelah kegiatan PKM selesai
TINJAUAN
PUSTAKA
Usahakan pustaka terbaru, relevan dan asli dari jurnal ilmiah.
Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan
dan mendasari kegiatan PKM yang akan dilakukan. Tinjauan Pustaka
menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang diperoleh
dari pustaka acuan serta menjadi landas an usulan kegiatan PKM.
Tinjauan Pustaka mengacu pada Daftar Pustaka.
Jadi, Tinjauan Pustaka bukan kumpulan teori, namun merupakan
rangkaian teori yang mempunyai sebuah atau beberapa alur pikir
tentang terjadinya suatu peristiwa ilmiah (mechanism of action) dari
suatu topik ilmiah yang dikaji.
GAMBARAN
UMUM
RENCANA
USAHA
Uraikan kondisi umum lingkungan yang menimbulkan gagasan
menciptakan kegiatan usaha. Gambaran mengenai potensi
sumberdaya dan peluang pasar termasuk analisis ekonomi usaha yang
direncanakan disajikan secara singkat untuk menunjukkan kelayakan
usaha. Gambaran usaha yang direncanakan harus menjanjikan
perolehan profit untuk menjamin peluang keberlanjutan usaha
setelah kegiatan PKM-K selesai dilaksanakan
GAMBARAN
UMUM
MASYARAKAT
SASARAN
Penjelasan mengenai kondisi masyarakat sasaran yang akan
menerima kegiatan pengabdian agar diuraikan secara faktual. Uraikan
permasalahan yang dihadapi masyarakat yang membutuhkan bantuan
penyelesaiannya, dan berikan gambaran solusi yang ditawarkan
termasuk teknologi yang akan digunakan. Hindari adanya kegiatan
percobaan/penelitian dalam usulan PKM-Mpedoman program kreativitas mahasiswa 2010 15
format dan struktur usulan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
METODE
PELAKSANAAN
Uraikan metode yang digunakan dalam pelaksanaan program secara
rinci. Khusus untuk PKM-P digunakan Metode Penelitian. Uraian
untuk PKM-P dapat meliputi variable dalam penelitian, model yang
digunakan, rancangan penelitian, teknik pengumpulan data dan
analisis data, cara penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian.
Sedangkan metode untuk PKM-T, PKM-K dan PKM-M merupakan
teknik atau cara menyelesaikan permasalahan (butir C) dan sekaligus
untuk mencapai tujuan program (butir D).
Untuk semua proposal PKM yang didanai wajib mencantumkan
Indikator Keberhasilan Jangka Pendek (IKJP) dan membuat LogBook
(setiap tahap ditandatangani Pembimbing) untuk memudahkan
monitoring.
JADWAL
KEGIATAN
PROGRAM
Buatlah jadwal kegiatan PKM yang meliputi rinci kegiatan persiapan,
pelaksana an dan penyusunan laporan dalam bentuk Bar-chart. Bar-
chart memberikan rincian kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan
tersebut. Jadwal pelaksanaan mengacu pada Metode Pelaksanaan
Program (h). Untuk menghindari keterikatan waktu pelaksanaan
dengan periode waktu tertentu, usahakan tidak menggunakan nama
bulan secara eksplisit dalam penjadwal an rencana kegiatan. Sebagai
contoh, untuk menggambarkan urutan waktu pelaksanaan, gunakan
kata “bulan ke-1, bulan ke-2”, dan seterusnya, bukan bulan Maret,
bulan April, dan seterusnya. Catatan : lama pelaksanaan PKM maksimal
5 bulan
RANCANGAN
BIAYA
Berikan rincian biaya PKM baik yang didanai Depdiknas, maksimum
Rp 10 (sepuluh) juta*)
, maupun pihak lain yang bersedia berkontribusi.
Usulan yang melampaui pagu biaya tersebut, tidak akan dinilai.
Rekapitulasi biaya terdiri atas:
Bahan habis pakai •
Peralatan penunjang PKM •
Perjalanan •
Lain-lain •
Rincian biaya harus lengkap, wajar dan jelas peruntukannya.
Honorarium (tim pelaksana, dosen pendamping ataupun tenaga
pembantu lainnya) tidak diperkenankan bagi pihak manapun (tim
pelaksana, dosen pendamping ataupun tenaga pembantu lainnya).
*)
besarannya untuk setiap tahun anggaran akan diinformasikan oleh
DP2M16 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
format dan struktur usulan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
DAFTAR
PUSTAKA
Daftar pustaka berisi informasi tentang sumber pustaka yang telah
dirujuk dalam tubuh tulisan. Untuk setiap pustaka yang dirujuk dalam
naskah harus muncul dalam daftar pustaka, begitu juga sebaliknya,
setiap pustaka yang muncul dalam daftar pustaka harus pernah dirujuk
dalam tubuh tulisan (lihat Pedoman khusus PKM-KT untuk detil dan
contoh). Khusus PKM-AI ditulis dengan mengacu VANCOUVER STYLE,
untuk PKM yang lain mengacu HARVARD STYLE.
LAMPIRAN Daftar Biodata singkat Ketua dan Anggota Kelompok serta 1.
Dosen Pembimbing (harus ditandatangani)
Gambaran teknologi yang akan diterapkembangkan (untuk 2.
PKM-T, PKM-K, PKM-M)
Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari Pengusaha Mikro/ 3.
Kecil (untuk PKM-T), Koperasi atau Kelompok Tani (PKM-M)
Denah detil Lokasi Pengusaha Kecil atau Mitra Kerja (untuk 4.
PKM-T, PKM-M)
Hal-hal lain yang dianggap perlu 5.
Catatan : jumlah halaman maksimum yang diperkenankan untuk setiap usulan adalah 20 (dua
puluh) (termasuk lampiran)pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 17
Evaluasi terhadap usulan dan pelaksanaan PKM yang dilakukan Tim Pakar terbagi ke dalam 3
(tiga) tahapan, yaitu:
1) Tahap Penilaian Usulan,
2) Tahap Penilaian Proses Pelaksanaan dan
3) Tahap Penilaian di forum PIMNAS.
Tim Pakar yang dibentuk Dirjen Dikti ditugasi untuk melaksanakan penilaian dalam ketiga
tahapan tersebut.
Tahap Penilaian Usulan 4.1.
Pada tahap ini sistem penilaian yang digunakan diformulasikan sedemikian rupa sehingga
pertimbangan mutu dan pemerataan telah terakomodasi. Dasar penilaian usulan mengacu
kepada kriteria berikut:
Penetapan usulan yang didanai dilakukan atas dasar ranking nilai rataan dari 2 (dua) a.
reviewer,
Nilai b. Passing Grade didasarkan pada partisipasi aktif keterlibatan PT, berdasar atas jumlah
dan kualitas proposal PKM tahun sebelumnya,
Dari partisipasi aktif tersebut, PT dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu PT Kategori I, c.
PT Kategori II dan PT Kategori III
PT Kategori I, jika jumlah proposal ≥100 dan persentase proposal yang didanai ≥25% i.
PT Kategori II, jika jumlah proposal ≥40 tetapi kurang dari 100 dan persentase proposal ii.
yang didanai ≥10%
PT Kategori III, jika jumlah proposal ≤40 dan persentase proposal yang didanai ≤10% iii.
Sedangkan nilai d. passing grade untuk setiap kelompok PT adalah sebagai berikut:
X i. untuk PT Kategori I
0,9 ii. *X untuk PT Kategori II
0,8 iii. *X untuk PT Kategori III
Nilai Passing grade tersebut sangat tergantung dari penilaian usulan PKM yang dilakukan
berdasar kriteria mutu sesuai bidang masing-masing PKM dengan format penilaian
usulan sebagai berikut:
4 EVALUASI DAN
PELAPORAN PKM-P,
PKM-T, PKM-K, PKM-M18 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
evaluasi dan pelaporan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
PKM PENELITIAN Kode :
PT Penilai : 1.
2.
FORMULIR PENILAIAN
USUL KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Judul Kegiatan :
Penulis Utama :
Anggota 1 :
Anggota 2 : ANGGARAN BIAYA
Anggota 3 : Proposal (Rp.) Reviewer (Rp.)
Anggota 4 :
Dosen Pendamping :
KRITERIA PENILAIAN
NO. KRITERIA Bobot Skor
NILAI
(Bobot x Skor)
1 Kreativitas
Gagasan (orisinalitas, unik dan ber manfaat) 15
Perumusan Masalah (fokus dan atraktif ) 15
Tinjauan Pustaka (state of the art) 10
2 Kesesuaian Metode Penelitian 20
3 Potensi Program:
Kontribusi Perkembangan Ilmu dan Teknologi 15
Potensi Publikasi Artikel Ilmiah/HKI 10
Potensi Komersialisasi 5
4 Penjadwalan Kegiatan dan Personalia:
Lengkap, Jelas, Waktu, dan Perso na lianya
Sesuai
5
5 Penyusunan Anggaran Biaya:
Lengkap, Rinci, Wajar dan Jelas Peruntukan nya 5
T O T A L 100
Skor yang diberikan : 1, 2 , 3, 5, 6, 7
Komentar Penilai :
………………, …………………….200-
Penilai
………………………………………….pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 19
evaluasi dan pelaporan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
PKM PENERAPAN TEKNOLOGI Kode :
PT Penilai : 1.
2.
FORMULIR PENILAIAN
USUL KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Judul Kegiatan :
Penulis Utama :
Anggota 1 :
Anggota 2 : ANGGARAN BIAYA
Anggota 3 : Proposal (Rp.) Reviewer (Rp.)
Anggota 4 :
Dosen Pendamping :
KRITERIA PENILAIAN
NO. KRITERIA Bobot Skor
NILAI
(Bobot x Skor)
1 Kreativitas
Perumusan Masalah 10
TInjauan Pustaka / Kondisi Eksisting 10
Ketepatan Solusi (fokus dan atraktif ) 25
2 Komitmen Kemitraan 10
3 Potensi Program:
Manfaat bagi Mitra Usaha 25
Potensi Paten /HKI 10
4 Penjadwalan Kegiatan dan Personalia:
Lengkap, Jelas, Waktu, dan Perso na lianya
Sesuai
5
5 Penyusunan Anggaran Biaya:
Lengkap, Rinci, Wajar dan Jelas Peruntukan nya 5
T O T A L 100
Skor yang diberikan : 1, 2 , 3, 5, 6, 7
Komentar Penilai :
………………, …………………….200-
Penilai
………………………………………….20 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
evaluasi dan pelaporan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
PKM KEWIRAUSAHAAN Kode :
PT Penilai : 1.
2.
FORMULIR PENILAIAN
USUL KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Judul Kegiatan :
Penulis Utama :
Anggota 1 :
Anggota 2 : ANGGARAN BIAYA
Anggota 3 : Proposal (Rp.) Reviewer (Rp.)
Anggota 4 :
Dosen Pendamping :
KRITERIA PENILAIAN
NO. KRITERIA Bobot Skor
NILAI
(Bobot x Skor)
1 Kreativitas
Gagasan (unik dan ber manfaat) 20
Keunggulan Produk dan Jasa 5
2 Kebutuhan Masyarakat 20
3 Potensi Program:
Potensi Perolehan Profit 20
Keberlanjutan Usaha 25
4 Penjadwalan Kegiatan dan Personalia:
Lengkap, Jelas, Waktu, dan Perso na lianya
Sesuai
5
5 Penyusunan Anggaran Biaya:
Lengkap, Rinci, Wajar dan Jelas Peruntukan nya 5
T O T A L 100
Skor yang diberikan : 1, 2 , 3, 5, 6, 7
Komentar Penilai :
………………, …………………….200-
Penilai
………………………………………….pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 21
evaluasi dan pelaporan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
PKM - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Kode :
PT Penilai : 1.
2.
FORMULIR PENILAIAN
USUL KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Judul Kegiatan :
Penulis Utama :
Anggota 1 :
Anggota 2 : ANGGARAN BIAYA
Anggota 3 : Proposal (Rp.) Reviewer (Rp.)
Anggota 4 :
Dosen Pendamping :
KRITERIA PENILAIAN
NO. KRITERIA Bobot Skor
NILAI
(Bobot x Skor)
1 Kreativitas
Perumusan Masalah 10
Ketepatan Solusi (fokus dan atraktif ) 25
2 Ketepatan Masyarakat Sasaran 15
3 Potensi Program:
Manfaat untuk Masyarakat 25
Evaluasi Pelaksanaan Program 15
4 Penjadwalan Kegiatan dan Personalia:
Lengkap, Jelas, Waktu, dan Perso na lianya
Sesuai
5
5 Penyusunan Anggaran Biaya:
Lengkap, Rinci, Wajar dan Jelas Peruntukan nya 5
T O T A L 100
Skor yang diberikan : 1, 2 , 3, 5, 6, 7
Komentar Penilai :
………………, …………………….200-
Penilai
………………………………………….22 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
evaluasi dan pelaporan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
Tahap Penilaian Proses Pelaksanaan 4.2.
Bagi usulan PKM yang didanai, kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program akan
dilakukan pada pertengahan jangka waktu pelaksanaan program. Kegiatan pemantauan dan
evaluasi ini dilakukan dengan tata kelola sebagai berikut:
DP2M bersama tim pakar membahas distribusi penugasan untuk seluruh pelaksana PKM a.
dengan memperhatikan PT pengusul yang direview saat penilaian tahap proposal,
DP2M secara resmi memberitahukan nama pemantau atau tim dan jadwal pemantauan b.
dan evaluasi kepada seluruh kelompok mahasiswa PT pelaksana PKM melalui Pimpinan
PT Bidang Kemahasiswaan,
Pemantau atau Tim Pemantau DP2M memberitahukan kehadiran dan penugasan nya c.
secara resmi kepada Pimpinan PT Bidang Kemahasiswaan atau yang mewakili nya,
Pemantau menyampaikan tata cara pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kepada d.
seluruh mahasiswa pelaksana PKM bahwa waktu presentasi setiap kelompok ditetapkan
selama 15 menit dan diskusi 15 menit,
Sebelum presentasi dimulai, seluruh kelompok mahasiswa pelaksana wajib menyerah kan e.
Laporan Kemajuan Pekerjaan, sesuai kerangka tulis yang ditetapkan, compact disc berisi
bahan tayangan, dan dilampiri dengan LogBook yang memuat Indikator Keberhasilan
Jangka Pendek (IKJP),
Mengingat tidak dilaksanakannya kunjungan lapangan, mahasiswa diminta menyiap kan f.
dan menyampaikan foto-foto kegiatan lapangan dan produk yang dihasilkan,
Penyusunan jadwal presentasi diserahkan sepenuhnya kepada PT yang bersangkut an g.
dengan mempertimbangkan efisiensi dan kewajaran waktu. Presentasi dimulai pukul
08.00 waktu setempat dan berakhir 17.00. Perpanjangan waktu pelaksanaan monev
di luar batas waktu tersebut, diperkenankan sejauh memperoleh kesepakatan semua
pihak,
Hasil penilaian pemantau bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat, selanjutnya h.
ditanda tanga ni Pimpinan PT Bidang Kemahasiswaan atau yang ditunjuk mewakilinya.
Nilai usulan, pemantauan dan evaluasi menjadi komponen penentu keikutsertaan kelompok
mahasiswa sebagai peserta PIMNAS. Sebagaimana halnya dalam penetapan usulan yang
didanai, peserta PIMNAS juga ditentukan melalui pertimbangan mutu dan pemerataan.
Kriteria penetapan peserta PIMNAS adalah sebagai berikut:
a. Penilaian peserta PIMNAS didasarkan pada mutu proposal (nilai usulan) dan mutu hasil
pelaksanaan PKM (nilai pemantauan dan evaluasi)
b. Nlpp = F1
*NP + F2
*NM
Dimana:
Nlpp = Nilai calon peserta PIMNAS
NP = Nilai Proposal (nilai usulan)
NM = Nilai MONEV (nilai pemantauan dan evaluasi)
Rasio F1 : F2 = 45 : 55pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 23
evaluasi dan pelaporan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
c. Nilai passing grade ditetapkan berdasar kelompok PT, sebagai berikut:
X untuk PT Kategori I
0,9*X untuk PT Kategori II
0,8*X untuk PT Kategori III
Nilai Passing grade tersebut sangat tergantung mutu proposal, mutu hasil pelaksanaan
PKM, dan pagu peserta PIMNAS dalam DIPA DP2M
Struktur Laporan Kemajuan A.
Laporan Kemajuan dibuat maksimum 10 (sepuluh) halaman dengan spasi 1,5, menggunakan
huruf tipe times new roman style dan font 12. Struktur dasar laporan kemajuan adalah
sebagai berikut:
Target Luaran 1.
Metode 2.
Ketercapaian Target Luaran (dinilai berdasar LogBook dan IKJP) 3.
Permasalahan dan Penyelesaiannya 4.
Administratif a)
Teknis b)
Organisasi Pelaksana c)
Keuangan d)
Lain-lain e)
Penggunaan Biaya 5.
Dokumentasi Kegiatan 6.
Format Penilaian Proses Pelaksanaan B.
Pada saat pemantauan, setiap pakar atau kelompok pakar wajib melakukan penilaian dengan
memberi skor pada setiap item penilaian secara objektif sesuai format masing- masing bidang
PKM sebagai berikut.24 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
evaluasi dan pelaporan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
HASIL PENILAIAN PROSES PELAKSANAAN PKM-P
TAHUN ----
Perguruan Tinggi :
Fakultas/Program Studi :
Ketua Pelaksana :
Jumlah anggota : orang
Judul Program :
Biaya Pelaksanaan : Rp
No Item Penilaian Bobot Skor
Nilai
(Bobot x Skor)
1. Target Luaran
(kesesuaian luaran dan permasalahan)
10
2. Metode
(keberhasilan metode)
10
3. Ketercapaian Target Luaran
(kesesuaian dengan LogBook dan IKJP)
20
4. Kesesuaian pelaksanaan
(Waktu pelaksanaan, bahan dan alat serta
metode yang digunakan, personalia, biaya)
10
5. Kekompakan Tim Pelaksana
(kerjasama, pembagian tugas)
10
6. Peranan Pembimbing
(mengoreksi usulan, memantau pelaksanaan,
melayani konsultasi)
15
7. Potensi Khusus
(Peluang Paten, Peluang Komersial)
25
TOTAL 100
………………….. , ………………200-
Pemantau,
………………………………….
Skor yang diberikan : 1, 2 , 3, 5, 6, 7
Komentar Pemantaupedoman program kreativitas mahasiswa 2010 25
evaluasi dan pelaporan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
HASIL PENILAIAN PROSES PELAKSANAAN PKM-T
TAHUN ----
Perguruan Tinggi :
Fakultas/Program Studi :
Ketua Pelaksana :
Jumlah anggota : orang
Judul Program :
Biaya Pelaksanaan : Rp
No Item Penilaian Bobot Skor
Nilai
(Bobot x Skor)
1. Target Luaran
(kesesuaian luaran dan permasalahan)
10
2. Metode
(keberhasilan metode)
10
3. Ketercapaian Target Luaran
(kesesuaian dengan LogBook dan IKJP)
20
4. Kesesuaian pelaksanaan
(Waktu pelaksanaan, bahan dan alat serta
metode yang digunakan, personalia, biaya)
10
5. Kekompakan Tim Pelaksana
(kerjasama, pembagian tugas)
10
6. Peranan Pembimbing
(mengoreksi usulan, memantau pelaksanaan,
melayani konsultasi)
15
7. Potensi Khusus
(Peluang Paten, Peluang Komersial,
Kemanfaatan bagi Mitra)
25
TOTAL 100
………………….. , ………………200-
Pemantau,
………………………………….
Skor yang diberikan : 1, 2 , 3, 5, 6, 7
Komentar Pemantau26 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
evaluasi dan pelaporan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
HASIL PENILAIAN PROSES PELAKSANAAN PKM-K
TAHUN ----
Perguruan Tinggi :
Fakultas/Program Studi :
Ketua Pelaksana :
Jumlah anggota : orang
Judul Program :
Biaya Pelaksanaan : Rp
No Item Penilaian Bobot Skor
Nilai
(Bobot x Skor)
1. Target Luaran
(kesesuaian luaran dan permasalahan)
10
2. Metode
(keberhasilan metode)
10
3. Ketercapaian Target Luaran
(kesesuaian dengan LogBook dan IKJP)
20
4. Kesesuaian pelaksanaan
(Waktu pelaksanaan, bahan dan alat serta
metode yang digunakan, personalia, biaya)
10
5. Kekompakan Tim Pelaksana
(kerjasama, pembagian tugas)
10
6. Peranan Pembimbing
(mengoreksi usulan, memantau pelaksanaan,
melayani konsultasi)
15
7. Potensi Khusus
(Peluang Paten, Peluang Komersial, Peluang
Keberlanjutan Bisnis (PKMK))
25
TOTAL 100
………………….. , ………………200-
Pemantau,
………………………………….
Skor yang diberikan : 1, 2 , 3, 5, 6, 7
Komentar Pemantaupedoman program kreativitas mahasiswa 2010 27
evaluasi dan pelaporan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
HASIL PENILAIAN PROSES PELAKSANAAN PKM-M
TAHUN ----
Perguruan Tinggi :
Fakultas/Program Studi :
Ketua Pelaksana :
Jumlah anggota : orang
Judul Program :
Biaya Pelaksanaan : Rp
No Item Penilaian Bobot Skor
Nilai
(Bobot x Skor)
1. Target Luaran
(kesesuaian luaran dan permasalahan)
10
2. Metode
(keberhasilan metode)
10
3. Ketercapaian Target Luaran
(kesesuaian dengan LogBook dan IKJP)
20
4. Kesesuaian pelaksanaan
(Waktu pelaksanaan, bahan dan alat serta
metode yang digunakan, personalia, biaya)
10
5. Kekompakan Tim Pelaksana
(kerjasama, pembagian tugas)
10
6. Peranan Pembimbing
(mengoreksi usulan, memantau pelaksanaan,
melayani konsultasi)
15
7. Potensi Khusus
(Peluang Paten, Peluang Komersial, Peluang
Keberlanjutan Bisnis (PKMK))
25
TOTAL 100
………………….. , ………………200-
Pemantau,
………………………………….
Skor yang diberikan : 1, 2 , 3, 5, 6, 7
Komentar Pemantau28 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
evaluasi dan pelaporan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
Tahap Penilaian di Forum PIMNAS 4.3.
Pada akhir pelaksanaan program, tiap kelompok pelaksana PKM diwajibkan me nyampai kan
Laporan Akhir disertai rincian laporan penggunaan keuangan program kepada DP2M melalui
Pembantu atau Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/Ketua Sekolah
Tinggi perguruan tinggi yang bersangkutan. Evaluasi laporan akhir dilakukan untuk menilai
keberhasilan program yang didanai dan menjadi komponen penilaian dalam penetapan
pemenang PIMNAS.
Laporan Akhir PKM 4.3.1.
Laporan Akhir PKM ditetapkan maksimum 10 (sepuluh) halaman, spasi 1, times new roman
style dan font 12. Laporan Akhir mengikuti format kulit muka, halaman pengesah an laporan
akhir dan struktur berikut:pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 29
evaluasi dan pelaporan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
Format Kulit Muka Laporan Akhir a.
FORMAT KULIT MUKA LAPORAN AKHIR PKM
(Plastik Transparan, ukuran A-4)
PKM-P warna Putih
PKM-T warna Biru
PKM-K warna Kuning
PKM-M warna Merah
LAPORAN AKHIR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . *
JUDUL KEGIATAN
Oleh:
_______________________ (Nama Ketua Kelompok, Penulis Utama)
_______________________ (Nama-nama Anggota Kelompok)
_______________________ (Penulisan Nama Ketua maupun Anggota harus
_______________________ menyertakan NIM dan tahun angkatan)
NAMA PERGURUAN TINGGI
KOTA
TAHUN
* Tulis sesuai proposal: PKMP, PKMT, PKMK, atau PKMM
logo
perguruan
tinggi30 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
evaluasi dan pelaporan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
Format Halaman Pengesahan Laporan Akhir b.
FORMAT HALAMAN PENGESAHAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
LAPORAN AKHIR
Judul Kegiatan : 1.
Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P ( ) PKM-K 2.
(Pilih salah satu) ( ) PKM-T ( ) PKM-M
Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian 3.
(Pilih salah satu) ( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa
( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan
Ketua Pelaksana Kegiatan/Penulis Utama 4.
Nama Lengkap : a.
NIM : b.
Jurusan : c.
Universitas/Institut/Politeknik : d.
Alamat Rumah dan No Tel./HP : e.
Alamat email : f.
Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : orang 5.
Dosen Pendamping 6.
Nama Lengkap dan Gelar : a.
NIP : b.
Alamat Rumah dan No Tel./HP : c.
Biaya Kegiatan Total : 7.
Dikti : Rp a.
Sumber lain (sebutkan . . . ) : Rp b.
Jangka Waktu Pelaksanaan : . . . . . bulan 8.
__________, ______________ Menyetujui
Ketua Jurusan/Program Studi/Departemen/ Ketua Pelaksana Kegiatan Pembimbing Unit
Kegiatan mahasiswa
(__________________________) (_________________________)
NIP. NIM.
Pembantu atau Wakil Rektor Bidang Dosen Pendamping
Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/
Ketua Sekolah Tinggi,
(__________________________) (_________________________)
NIP. NIP. pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 31
evaluasi dan pelaporan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
Struktur Laporan Akhir c.
Laporan akhir PKM disusun sesuai struktur berikut:
Halaman
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN i
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang Masalah
Perumusan Masalah
Tujuan Program
Luaran yang Diharapkan
Kegunaan Program
II TINJAUAN PUSTAKA (untuk PKM-P dan PKM-T)
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA (untuk PKM-K)
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN (untuk PKM-M)
III METODE PENDEKATAN
IV PELAKSANAAN PROGRAM
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Tahapan Pelaksanaan/Jadwal Faktual Pelaksanaan
Instrumen Pelaksanaan
Rancangan dan Realisasi Biaya
V HASIL DAN PEMBAHASAN
VI KESIMPULAN DAN SARAN
VII DAFTAR PUSTAKA (untuk PKMP dan PKMT)
LAMPIRAN
PENJELASAN STRUKTUR LAPORAN AKHIR PKM
Abstrak berisi tidak lebih dari 250 kata dan merupakan intisari seluruh
tulisan yang meliputi latar belakang, tujuan, metode dan hasil. Di
bawah abstrak disertakan 3-5 kata kunci (key words)
Pendahuluan merupakan gambaran umum dari observasi awal dan fenomena
mengenai topik yang diangkat. Latar belakang, rumusan masalah,
tujuan kegiatan (penelitian, pengabdian, atau yang lainnya) serta
manfaat untuk waktu yang akan datang (lihat sistematika usulan
PKM )
Tinjauan Pustaka,
Gam bar an Umum
Ren ca na Usaha,
Gambaran Umum
Masyarakat Sasaran
lihat penjelasan usulan PKM32 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
evaluasi dan pelaporan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
Metode Pendekatan lihat Metode Pelaksanaan Program di sistematika usulan PKM
Pelaksanaan cukup jelas
Hasil dan
Pembahasan
Hasil menjelaskan tentang apa saja yang diperoleh dari observasi.
Data dapat diringkas dalam bentuk tabel dan gambar. Pembahasan
umumnya berisi uraian dan analisis berkaitan dengan temuan-
temuan dari observasi yang telah dilakukan, terutama dalam
konteks yang berhubungan dengan apa yang pernah dilakukan
oleh orang lain. Interpretasi dan ketajaman analisis dari penulis
terhadap hasil yang diperoleh dikemukakan di sini, termasuk
pembahasan tentang pertanyaanpertanyaan yang timbul dari
hasil observasi serta dugaan ilmiah yang dapat bermanfaat untuk
kelanjutan bagi penelitian/kegiatan mendatang. Pemecahan
masalah yang berhasil dilakukan, perbedaan dan persamaan
dari hasil pengamatan terhadap informasi yang ditemukan
dalam berbagai pustaka (penelitian/kegiatan ter dahulu) perlu
mendapatkan catatan disini.
Kesimpulan dan
Saran
merupakan bagian akhir tulisan yang membawa pembaca keluar
dari pembahasan. Secara umum kesimpulan menunjukkan jawaban
atas tujuan yang telah dikemukakan dalam pendahuluan
Daftar Pustaka lihat sistematika usulan PKM
Catatan : Jumlah halaman Laporan akhir maksimal 25 (dua puluh lima)
Dalam Laporan Akhir PKM, pelaksana diwajibkan disamping menyerahkan laporan dalam
bentuk cetakan (hardcopy), dan softcopy dalam CD dengan format file Microsoft Word (doc)
dan Adobe Acrobat Reader (pdf), juga foto dan gambar pada direktori terpisah dalam CD.
Format gambar yang disarankan adalah.tiff .pdf atau jpg. Foto bisa berasal dari kamera digital
atau hasil digitasi menggunakan scanner. Semua file disimpan dalam sebuah folder/direktori
dengan nama folder/direktori mengikuti aturan penamaan sebagai berikut :
PKMX-nn-NamaPT-NamaDepanKetua-Judul_3_kata_Pertama
dengan X : kode untuk PKM (P/T/K/M) nn : tahun anggaran
pendanaan kegiatan NamaPT : Nama singkatan perguruan tinggi
yang biasa digunakan Contoh:
PKMP-06-UNDIP-Bambang-Optimasi Proses Separasi---
PKMK-06-UNY-Hermawan-Sistem Deteksi Tanpa---
Untuk setiap file yang disertakan, usahakan untuk memberi nama yang meng gambarkan isi
dari file tersebut. pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 33
evaluasi dan pelaporan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
Kriteria Penilaian Laporan Akhir dan Pimnas 4.3.2.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa nilai Laporan Akhir menjadi bagian penting
nilai total kinerja kelompok mahasiswa PKM pada saat PIMNAS. Pada tahap penilaian ini,
nilai usulan dan nilai pemantauan-evaluasi sama sekali tidak diperhitung kan. Kedua nilai
termaksud telah digunakan dalam proses penetapan keiikutsertaan dalam PIMNAS. Nilai
Laporan Akhir (30%) dan nilai presentasi di kelas PIMNAS (70%) menjadi hasil kinerja kelompok
dan merupakan nilai akhir penentu 3 (tiga) kelompok terbaik di kelas. Sedangkan gabungan
kedua nilai tersebut dengan nilai poster dan gelar produk akan menentukan posisi 3 (tiga)
ranking terbaik PIMNAS.34 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
evaluasi dan pelaporan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
KRITERIA PENILAIAN LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
No Kriteria Bobot Skor
Nilai
(Bobot x Skor)
1 Kreativitas:
Orisinalitas a.
Keunikan b.
Inovasi c.
Kemanfaatan d.
Kemandirian e.
40
2 Kesesuaian dengan Usulan:
Metode pelaksanaan f.
program
Luaran g.
10
3 Kegunaan Hasil:
Kontribusi untuk khalayak h.
sasaran sesuai bidang PKM
25
4 Penulisan Laporan
Ringkasan i.
Pendahuluan j.
Metode pelaksanaan k.
program
Hasil pelaksanaan dan l.
pembahasan
Kesimpulan dan saran m.
Daftar Pustaka (untuk n.
PKMP dan PKMT)
Lampiran o.
25
T O T A L 100
NILAI LAPORAN AKHIR 30%
Skor yang diberikan : 1, 2, 3, 5, 6 dan 7 --------------------------, ------------------------200-
Komentar Penilai Penilai
................................................pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 35
evaluasi dan pelaporan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
KRITERIA PENILAIAN PRESENTASI PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA DALAM
PIMNAS
No Kriteria Bobot Skor
Nilai
(Bobot x Skor)
1 Hasil:
a. Kreativitas
b. Kegunaan sesuai bidang PKM
- Kontribusi bagi perkembangan ilmu
dan teknologi bagi PKM-P
- Kontribusi terhadap penyelesaian
masalah yang dihadapi masyarakat
serta potensi paten bagi PKM-T
- Perolehan profit dan keberlanjutan
usaha bagi PKM-K
- Kontribusi untuk meningkatkan nilai
tambah di masyarakat bagi PKM-M
c. Ketajaman analisis
40
2 Tulisan dan Presentasi:
a. Sistematika penulisan
b. Cara presentasi (sikap, sistematika)
c. Alat bantu (audio-visual)
d. Ketepatan waktu
30
3 Diskusi:
a. Cara menjawab
b. Ketepatan jawaban
c. Kerja sama kelompok
30
T O T A L 100
NILAI PRESENTASI PIMNAS 70%
Skor yang diberikan : 1, 2, 3, 5, 6 dan 7 --------------------------, ------------------------200-
Komentar Penilai Penilai
............................................................36 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
evaluasi dan pelaporan PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M
DP2M DIKTI
PERGURUAN TINGGI
PIMNAS
PENGAJUAN USUL PKM
PR III
PROPOSAL
TANPA
PERBAIKAN PROPOSAL DENGAN PERBAIKAN
MAHASISWA, DOSEN PENDAMPING
SELEKSI / EVALUASI USUL PKM
HASIL EVALUASI JUMLAH
JUDUL YANG DIDANAI
PERJANJIAN PELAKSANAAN
KEGIATAN / KONTRAK
(DP2M dengan PR III)
PELAKSANAAN KEGIATAN
MONITORING PELAKSANAAN PKM
LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PKM
EVALUASI HASIL MONITORING
REKOMENDASI KE PIMNAS
PENGUMUMAN
ENTRY DATA PROPOSAL
DANA 100 %
BULAN
8 - 10
11
12 - 1
1
1 - 4 / 5
3 / 4
5
7
Agenda Tahunan PKM 4.3.3.
PKM merupakan acara rutin tahunan DP2M dengan tahapan proses yang disesuaikan terbit
dan cairnya dana DIPA. Oleh karena itu, tingkat ketergantungan kinerja PKM dan PIMNAS
terhadap kedua kondisi tersebut sangat tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan kinerja PKM dan
PIMNAS tidak maksimal. Dalam upaya mereduksi tingkat kerentan an mutu penyelenggaraan
PKM dan PIMNAS terhadap situasi dan kondisi DIPA, maka siklus tahunan PKM yang telah
menjadi salah satu agenda penting DP2M, ditetapkan dan disampaikan kepada semua pihak
yang berkepentingan. Dengan demikian, masing-masing PT dapat menyusun strategi serta
pendayagunaan fasilitas atau sumber dayanya secara maksimal.
Aliran tahapan proses PKM sampai ke penyelenggaraan PIMNAS dapat disimak melalui skema
berikut ini:pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 37
PKM-Artikel Ilmiah (PKM-AI) 5.1.
Penjelasan Umum 5.1.1.
Berbeda dengan keempat jenis PKM lain yang melibatkan pelaksanaan kegiatan fisik di
laboratorium ataupun lapangan, PKM-AI tidak mengenal adanya kegiatan semacam itu. Jika
dalam keempat jenis PKM lain, kelompok mahasiswa mengajukan usulan kegiatan ke DP2M,
maka untuk PKM-AI kelompok mahasiswa cukup menyampaikan karya tulis dalam bentuk
artikel ilmiah. Karya tersebut ditulis mengacu pada kegiatan yang telah selesai dilakukan
kelompok mahasiswa yang sama. Kelompok penulis yang artikel ilmiahnya dinilai baik dan
layak, akan memperoleh insentif dana tunai sebesar Rp 3 juta,- dan artikelnya menjadi bahan
publikasi dalam Jurnal Kreativitas Mahasiswa.
PKM-AI bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menuangkan
pemikiran dan hasil-hasil kegiatan ilmiah yang telah dilakukan ke dalam bentuk sebuah artikel
ilmiah sesuai kriteria standar penulisan jurnal ilmiah. Dengan demikian program ini diharapkan
mampu mengantarkan mahasiswa kepada keterampilan atau kemahiran menulis. Melalui
kemahiran tersebut mahasiswa secara runut mampu menguraikan suatu permasalahan
sehingga mendorong perlunya usaha penyelesaian atau pencarian solusi dengan tujuan
tertentu, kaitannya dengan usaha2
yang mungkin telah dilakukan orang lain. Di samping itu
mahasiswa juga mampu memilih teknik dan landasan metode penyelesaian masalah disertai
dengan kemampuan menguraikan landasan teori yang terkait dengan permasalahan yang
dibahas, serta ketajaman pembahasan dan menganalisis hasil yang diperoleh, yang akhirnya
bermuara pada penyimpulan upaya penyelesaian masalah yang telah dilakukan.
Dampak lain yang ingin dicapai melalui program ini ialah adanya diseminasi hasil kegiatan
mahasiswa yang mampu memberikan kontribusi terhadap kemajuan ilmu dan teknologi atau
manfaat lain bagi masyarakat. Hal ini akan tercapai khususnya apabila artikel yang dinilai baik
dapat diterbitkan dalam salah satu jurnal ilmiah di bidangnya yang terbit di tanah air. Berkaitan
dengan harapan ini, pihak DP2M Ditjen Dikti juga merencanakan untuk meng-upload artikel
PKM-AI yang baik untuk diletakkan di situs web Dikti.
Ada tiga karakter utama PKM-AI, yaitu: a) tidak ada usulan pembiayaan; b) usulan berupa
artikel ilmiah siap terbit yang mengikuti kelaziman kaidah penulisan suatu jurnal ilmiah;
c) sumber penulisan artikel ilmiah tersebut adalah kegiatan yang telah selesai dilakukan
kelompok mahasiswa penulis artikel. Karakter terakhir ini sekaligus menunjukkan bahwa
sumber penulisan merupakan kegiatan, bukan laporan.
Dalam PKM, kreativitas dan kerja sama tim merupakan dua unsur yang diprioritaskan. Oleh
karena itu, sejak dimulainya implementasi PKM-I tahun 2006 dan PKM-AI 2009, penulisan
5 FORMAT DAN STRUKTUR
USULAN PKM-KARYA
TULIS38 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
format dan struktur usulan pkm-karya tulis
mahasiswa tunggal dalam rangka Skripsi atau Tugas Akhir tidak diperkenankan lagi karena
tidak adanya unsur kerja sama tim. Batas penyerahan artikel PKM-AI di DP2M adalah bulan
Maret setiap tahun berjalan. Sebagaimana pembidangan dalam 4 (empat) PKM lain, PKM-AI
menganut pembagian bidang yang sama.
Persyaratan Dan Petunjuk Penulisan PKM-AI 5.1.2.
Persyaratan Administratif 5.1.2.1.
Peserta PKM-AI adalah kelompok mahasiswa yang aktif dan terdaftar mengikuti program a)
pendidikan S1 atau Diploma. Mahasiswa pengusul dapat berasal dari berbagai program
studi yang berbeda atau dari satu program studi yang sama, tergantung pada bidang
kegiatan yang telah selesai dilaksanakan, namun masih dalam satu perguruan tinggi
yang sama. Keanggotaan mahasiswa disarankan berasal dari minimal 2 (dua) angkatan
yang berbeda.
Seorang mahasiswa diperkenankan masuk ke dalam kelompok pengusul PKM-AI yang b)
berbeda (lebih dari satu kelompok PKM-AI). Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa
artikel PKM-AI ditulis dari sumber kegiatan yang telah selesai dan kemungkinan seorang
mahasiswa turut menyelesaikan beberapa kegiatan dalam kelompok yang berbeda.
Meskipun demikian, mengingat alokasi waktu yang terbatas, harapan terjadinya
penyebaran dana secara seimbang, dan terlibatnya sebanyak mungkin mahasiswa, maka
seorang mahasiswa hanya dibenarkan mengirimkan sebanyak-banyaknya 2 (dua) artikel
PKM-AI, satu sebagai ketua, satu sebagai anggota kelompok, atau kedua-duanya sebagai
anggota kelompok.
Seorang dosen pembimbing diperkenankan membimbing lebih dari satu kelompok c)
pengusul PKM-AI, sesuai dengan statusnya saat pembimbingan kegiatan yang telah
selesai dilakukan, maksimum 5 (lima) kelompok.
Naskah diserahkan dalam bentuk d) hardcopy siap terbit (camera ready) serta soft copy
dalam CD dengan format Microsoft Word (doc) dan Adobe Acrobat Reader (pdf). Foto dan
gambar kalau perlu disimpan dalam direktori terpisah (sebagai cadangan) dalam CD.
Format gambar yang disarankan adalah JPG, untuk foto bisa berasal dari kamera digital
atau hasil digitasi menggunakan scanner. Semua file disimpan dalam sebuah folder/
direktori dengan nama folder/direktori mengikuti aturan penamaan sebagai berikut :
PKM-AI-nn-NamaPT-NamaDepanKetua-Judul_3_Kata_Pertama
dengan nn : tahun anggaran pendanaan kegiatan NamaPT :
Nama singkatan perguruan tinggi yang biasa
digunakan Contoh:
PKM-AI-06-UNIBRAW-Wahyudi-Pengaruh Suhu dan Tekanan-----
PKM-AI-06-UMS-Agung-Ketahanan Masyarakat Terhadap-----
Untuk setiap file yang disertakan, usahakan untuk memberi nama yang menggambarkan isi
dari file tersebut. format dan struktur usulan pkm-karya tulis
pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 39
Persyaratan Penulisan 5.1.2.2.
Tulisan/naskah bersumber dari karya mahasiswa pada bidang akademik seperti Praktek a)
Lapang, Kuliah Kerja Nyata, Magang, Penelitian (bagi mahasiswa yang membentuk
Kelompok Studi/Riset misalnya), Studi Kasus Kelompok dalam rangka Tugas Khusus Mata
Kuliah tertentu, serta kegiatan lain seperti PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M dan Penelitian
Inovatif terkait dengan kegiatan Program IM HERE atau sejenisnya. Karya tersebut telah
dilaksanakan kelompok mahasiswa yang menuliskannya. Jumlah anggota kelompok 3
s/d 5 orang dan merupakan mahasiswa program S1 atau Diploma yang masih aktif.
Setiap artikel wajib menyertakan Surat Pernyataan Sumber Penulisan yang diacu dan b)
ditandatangani oleh Ketua Kelompok (tanpa meterai) dan Ketua Program Studi.
Naskah belum pernah diterbitkan/dipublikasikan sebelumnya (naskah yang pernah c)
diterbitkan di suatu jurnal dan naskah yang pernah memenangkan suatu lomba penulisan
ilmiah tidak berhak lagi diajukan sebagai artikel PKM-AI).
Naskah ditulis menggunakan aplikasi pengolah kata d) Microsoft Word. Untuk penyerahan
akhir disertai juga dengan format Adobe Acrobat.
Naskah ditulis minimal 8 (delapan) dan maksimal 10 (sepuluh) halaman termasuk abstrak, e)
daftar pustaka, dan lampiran. Usulan PKM-AI dengan jumlah halaman yang tidak sesuai
dengan ketentuan tersebut dinyatakan gugur.
Bahasa Indonesia yang digunakan hendaknya baku dengan tata bahasa dan ejaan yang f )
disempurnakan, sederhana, jelas, satu kesatuan, mengutamakan istilah yang mudah
dimengerti, tidak menggunakan singkatan seperti “tdk”, “tsb”, “yg”, “dgn”, “sbb”, “dll”.
Petunjuk Penulisan/Pengetikan 5.1.2.3.
Naskah diketik 1 (satu) spasi pada kertas berukuran A4 dengan font 12, 1. roman time style,
jarak pengetikan 4 cm dari samping kiri, 3 cm dari samping kanan, 3 cm dari batas atas,
dan 3 cm dari batas bawah.
Cara penulisan Bab dan Subbab tidak menggunakan sistem numeral, artinya tidak ada 2.
penomoran Bab dan Sub-bab. Penulisan bab baru mengikuti bab sebelumnya dengan
jarak 3 spasi antara judul bab dengan baris terakhir bab sebelumnya (tidak berganti
halaman baru).
Judul artikel diketik menggunakan huruf besar (kapital) dengan 3. font style bold (cetak
tebal) dengan posisi di tengah tanpa digarisbawahi.
Judul Bab diketik menggunakan huruf besar (kapital) dengan 4. font style bold (cetak tebal)
dimulai dari sebelah kiri tanpa digaris-bawahi.
Judul Subbab ditulis dengan 5. font style bold (cetak tebal), dimulai dari sebelah kiri,
huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar (kapital), kecuali kata-kata tugas,
seperti preposisi (“di”, “ke”, “dari”, “yang”, “antara”, “pada”, “untuk”, “tentang”, “dengan”); kata
sambung (“dan”, “atau”, “sejak”, “setelah”, “karena”).
Judul Anak Subbab ditulis dengan 6. font style italic (cetak miring) dimulai dari sebelah kiri,
huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar (kapital), kecuali kata-kata tugas,
seperti preposisi (“di”, “ke”, “dari”, “yang”, “antara”, “pada”, “untuk”, “tentang”, “dengan”); kata
sambung (“dan”, “atau”, “sejak”, “setelah”, “karena”).
Jarak pengetikan antara Bab dan Subbab 2,5 spasi, antara Subbab dan kalimat dibawahnya 7.
2 spasi.
Alinea baru diketik menjorok ke dalam (diberi 8. indentation) sebanyak 7-8 karakter (sekitar 40 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
format dan struktur usulan pkm-karya tulis
1,25 cm).
Abstrak dan Daftar Pustaka diketik 1 spasi. Khusus abstrak ditulis menggunakan 9. font style
italic (cetak miring). Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggeris.
Nama-nama penulis beserta alamat institusinya diketik tepat di bawah judul artikel 10.
dengan jarak 1,5 spasi.
Bagian kelengkapan administratif yang meliputi halaman judul, nama/daftar anggota 11.
kelompok, halaman pengesahan serta kata pengantar apabila ada, diberi nomor
halaman menggunakan angka romawi kecil dan diketik di sebelah kanan bawah (i, ii, dan
seterusnya).
Bagian utama (naskah artikel) diberi nomor halaman menggunakan angka arab yang 12.
dimulai dengan nomor halaman 1 (satu) dan diketik di sebelah kanan atas dengan jarak
3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas.
Tabel diberi judul dengan penomoran tabel sesuai dengan urutan kemunculannya dalam 13.
naskah. Judul tabel ditulis di atas tabel dengan nomor tabel menggunakan angka arab.
Gambar baik dalam bentuk grafik maupun foto diberi judul dengan penomoran gambar 14.
sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah. Judul gambar ditulis di bawah
gambar dengan nomor gambar menggunakan angka arab.
Hindari penggunaan warna dalam gambar, gunakan teknik 15. grey-scale untuk mengemulasi
warna dalam foto atau diagram, dan gunakan pattern/pola untuk menggantikan warna
dalam grafik garis ataupun diagram.
Format dan Struktur Penulisan 5.1.3.
Di luar kriteria format dan struktur yang tercantum dalam Pedoman PKM 2009, penulis diijinkan
mengikuti format dan struktur yang berbeda sepanjang masih mengacu pada kriteria yang
sama sebuah jurnal ilmiah yang memiliki ISSN. Dalam kasus yang demikian, penulis diwajibkan
untuk melampirkan sebuah kopi artikel dari jurnal yang diacu tersebut sebagai bukti. format dan struktur usulan pkm-karya tulis
pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 41
Format Kulit Muka a.
Format PKM-AI diwajibkan mengikuti contoh berikut:
FORMAT KULIT MUKA USULAN PKM-AI, PKM-GT
PKM-AI warna Hijau muda
PKM-GT warna Coklat
(ukuran A-4)
logo
perguruan
tinggi
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
…………………………………………………………………………
BIDANG KEGIATAN:*
PKM . . . . . . . . . . . . .

Diusulkan oleh:
__________________ (Nama Ketua Kelompok)
__________________ (Nama-nama Anggota Kelompok)
__________________ (Penulisan Nama Ketua maupun Anggota harus
__________________ menyertakan NIM dan tahun angkatan)
NAMA PERGURUAN TINGGI
KOTA
TAHUN
* Pilih salah satu bidang kegiatan (PKM-AI, PKM-GT)
logo
perguruan
tinggi42 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
format dan struktur usulan pkm-karya tulis
Format Halaman Pengesahan b.
FORMAT HALAMAN PENGESAHAN USUL
PKM-AI DAN PKM-GT
Judul Kegiatan : 1.
Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( ) PKM-GT 2.
(Pilih salah satu)
Ketua Pelaksana Kegiatan 3.
a. Nama Lengkap :
b. NIM :
c. Jurusan :
d. Universitas/Institut/Politeknik :
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP :
f. Alamat email :
Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : orang 4.
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIP :
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :
__________, ______________
Menyetujui
Ketua Jurusan/Program Studi/Departemen/ Ketua Pelaksana Kegiatan
Pembimbing Unit Kegiatan mahasiswa
(__________________________) (_________________________)
NIP. NIM.
Pembantu atau Wakil Rektor Bidang Dosen Pendamping
Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/
Ketua Sekolah Tinggi,
(__________________________) (_________________________)
NIP. NIP. format dan struktur usulan pkm-karya tulis
pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 43
Struktur Usulan PKM-AI c.
Struktur usulan PKM-AI terdiri dari komponen - komponen berikut:
JUDUL I.
NAMA PENULIS (termasuk alamat/nama institusi) II.
ABSTRAK III. (Latar belakang,Tujuan, Metode, Hasil, Kesimpulan, Key words)
PENDAHULUAN ( IV. Persoalan yang mendasari pelaksanaan, Uraian dasar-dasar keilmuan
yang mendukung, Kemutakhiran substansi pekerjaan)
TUJUAN ( V. Menemukan teknik/konsep/metode sebagai jawab atas persoalan)
METODE ( VI. Kesesuaian dengan persoalan yang akan diselesaikan, Pengembangan metode
baru, Penggunaan metode yang sudah ada)
HASIL DAN PEMBAHASAN ( VII. Kumpulan dan kejelasan penampilan data, Proses/teknik
pengolahan data, Ketajaman analisis dan sintesis data, Perbandingan hasil dengan
hipotesis atau hasil sejenis sebelumnya)
KESIMPULAN ( VIII. Tingkat ketercapaian hasil dengan tujuan)
DAFTAR PUSTAKA ( IX. Ditulis sesuai dengan peraturan model Harvard atau Vancouver,
Sesuai dengan uraian sitasi, Kemutakhiran pustaka)
PENJELASAN STRUKTUR PKM-AI
JUDUL Judul tulisan hendaknya menggambarkan isi pokok tulisan secara
ringkas dan jelas
NAMA PENULIS Nama-nama penulis dituliskan tepat dibawah judul, disertai
dengan alamat institusi penulis, serta catatan kaki untuk penulis
korespondensi
ABSTRAK Abstrak berisi tidak lebih dari 250 kata dan merupakan intisari seluruh
tulisan yang meliputi: latar belakang, tujuan, metode, hasil dan
kesimpulan. Di bawah abstrak disertakan 3-5 kata kunci (key words).
Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggeris.44 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
format dan struktur usulan pkm-karya tulis
PENDAHULUAN Pendahuluan merupakan gambaran umum dari observasi awal dan
fenomena mengenai topik yang diangkat. Latar belakang, rumusan,
tujuan dari kegiatan (penelitian, pengabdian, atau yang lainnya)
serta manfaat untuk waktu yang akan datang ditunjukkan dalam
pendahuluan. Dengan merujuk dari berbagai sumber pustaka,
pandangan singkat dari para penulis/peneliti lain yang pernah
melakukan pembahasan topik terkait dapat dikemukakan di sini
untuk menerangkan kemutakhiran substansi pekerjaan
METODE Judul dari bab ini untuk kegiatan penelitian dapat diganti dengan
Metode Penelitian atau Bahan dan Metode, namun dapat diberi judul
lain bergantung pada kegiatan dan metodologi yang telah dilakukan
sehingga penulis diberi kebebasan untuk memberi judul lain seperti
Pendekatan Teoritik atau Konsideran Percobaan. Secara umum, metode
berisi tentang bagaimana observasi dilakukan termasuk waktu, lama,
dan tempat dilakukannya observasi, bahan dan alat yang digunakan,
metode untuk memperoleh data/informasi, serta cara pengolahan
data dan analisis yang dilakukan. Metode harus dijelaskan secara
lengkap agar peneliti lain dapat melakukan uji coba ulang. Acuan
(referensi) diberikan pada metode yang kurang dikenal.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Bagian ini menjelaskan tentang apa saja yang diperoleh dari
observasi. Data dapat diringkas dalam bentuk tabel dan gambar.
Tidak ada spekulasi dan interpretasi dalam bagian ini, yang ada
hanya fakta. Umumnya berisi uraian dan analisis berkaitan dengan
temuan-temuan dari observasi yang telah dilakukan, terutama dalam
konteks yang berhubungan dengan apa yang pernah dilakukan oleh
orang lain. Interpretasi dan ketajaman analisis dari penulis terhadap
hasil yang diperoleh dikemukakan di sini, termasuk pembahasan
tentang pertanyaan2
yang timbul dari hasil observasi serta dugaan
ilmiah yang dapat bermanfaat untuk kelanjutan bagi penelitian
mendatang. Pemecahan masalah yang berhasil dilakukan, perbedaan
dan persamaan dari hasil pengamatan terhadap informasi yang
ditemukan dalam berbagai pustaka (penelitian terdahulu) perlu
mendapatkan catatan disini.
KESIMPULAN Kesimpulan merupakan bagian akhir tulisan yang membawa pembaca
keluar dari pembahasan. Secara umum kesimpulan menunjukkan
jawaban atas tujuan yang telah dikemukakan dalam pendahuluan
Ucapan Terima
Kasih
Apabila memang ada pihak yang telah membantu dalam kegiatan
yang dilakukan, maka ucapan terima kasih dapat disampaikan di
sini. format dan struktur usulan pkm-karya tulis
pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 45
DAFTAR PUSTAKA Daftar pustaka berisi informasi tentang sumber pustaka yang telah
dirujuk dalam tubuh tulisan. Untuk setiap pustaka yang dirujuk dalam
naskah harus muncul dalam daftar pustaka, begitu juga sebaliknya
setiap pustaka yang muncul dalam daftar pustaka harus pernah
dirujuk dalam tubuh tulisan. Format perujukan pustaka untuk PKM
selain PKM-AI mengikuti cara Harvard. Khusus PKM-AI, penulisan
pustaka mengikuti cara Vancouver.
Penulisan Daftar Pustaka Sistem Harvard (author-date style)
Sistem Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan
berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun
yang sama ditulis dengan cara menambahkan huruf a, b, atau c dan seterusnya tepat di
belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam daftar pustaka maupun sitasi dalam naskah
tulisan). Alamat Internet ditulis menggunakan huruf italic. Terdapat banyak varian dari sistem
Harvard yang digunakan dalam berbagai jurnal di dunia.
Contoh :
Buller H, Hoggart K. 1994a. New drugs for acute respiratory distress syndrome.
New England J Med 337(6): 435-439.
Buller H, Hoggart K. 1994b. The social integration of British home owners into
rench rural communities. J Rural Studies 10(2):197–210.
Dower M. 1977. Planning aspects of second homes. di dalam Coppock JT (ed.),
Second Homes: Curse or Blessing? Oxford: Pergamon Pr. Hlm 210–237.
Grinspoon L, Bakalar JB. 1993. Marijuana: the Forbidden Medicine. London: Yale
Univ Press.
Palmer FR. 1986. Mood and Modality. Cambridge: Cambridge Univ Press.
Contoh melakukan perujukan sumber pustaka dalam naskah tulisan :
“Smith (1983) menemukan bahwa tumbuhan pengikat N dapat diinfeksi oleh
beberapa spesies Rhizobium yang berbeda”.
“Integrasi vertikal sistem rantai pasokan dapat menghemat total biaya distribusi
antara 15% sampai 25 % (Smith, 1949, Bond et al., 1955, Jones dan Green, 1963).”
“Walaupun keberadaan Rhizobium normalnya mampu meningkatkan
pertumbuhan kacangkacangan (Nguyen, 1987), namun telah didapat pula hasil
yang berbeda bahkan berlawanan (Washington, 1999).”
Penulisan Daftar Pustaka Sistem Vancouver (author-number style)
Sistem Vancouver menggunakan cara penomoran (pemberikan angka) yang berurutan untuk
menunjukkan rujukan pustaka (sitasi). Dalam daftar pustaka, pemunculan sumber rujukan
dilakukan secara berurut menggunakan nomor sesuai kemunculannya sebagai sitasi dalam 46 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
format dan struktur usulan pkm-karya tulis
naskah tulisan, sehingga memudahkan pembaca untuk menemukannya dibandingkan dengan
cara pengurutan secara alfabetis menggunakan nama penulis seperti dalam sistem Harvard.
Sistem ini beserta variasinya banyak digunakan di bidang kedokteran dan kesehatan.
Contoh :
Prabowo GJ, Priyanto E. New drugs for acute respiratory distress syndrome due (1)
to avian virus. N Ind J Med. 2005;337:435-9.
Grinspoon L, Bakalar JB. (2) Marijuana: the Forbidden Medicine. London: Yale Univ Pr;
1993.
Feinberg TE, Farah MJ, editors. (3) Behavioural Neurology and Neuropsychology. Ed
ke2. New York: McGraw-Hill; 1997.
Grimes EW. A use of freeze-dried bone in Endodontics. (4) J Endod 1994; 20: 355-6.
Morse SS. Factors in the emergence of infectious disease. (5) Emerg Infect Dis
[serial online] 1995 Jan-Mar; 1(1):[24 screens]. Available from: URL: http://www/
cdc/gov/ncidoc/EID/eid.htm. Accessed December 25, 1999.
Amerongen AVN, Michels LFE, Roukema PA, Veerman ECI. 1986. Ludah dan (6)
kelenjar ludah arti bagi kesehatan gigi. Rafiah Arbyono dan Sutatmi Suryo.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Pr; 1992. hlm 1-42.
Salim S. Pengaruh humiditas dan waktu penyimpanan serta cara curing terhadap (7)
sifat fisik, kimia dan mekanik akrilik basis gigi tiruan. Disertasi. Surabaya:
Pascasarjana Universitas Airlangga; 1995. hlm 8-21.
Contoh melakukan perujukan sumber pustaka dalam naskah tulisan :
“Uraian tentang dampak dari meluasnya flu burung telah disampaikan oleh
penulis dalam publikasi yang lain (1). Beberapa penulis lain juga telah membahas
secara luas terkait dengan masalah sosial yang berkaitan dengan fenomena
tersebut, terutama Lane (2,3) dan Lewis (4). Hasil penelitian dari beberapa sumber
menunjukkan bahwa penggunaan obat flu konvensional dalam kasus flu burung
dapat berakibat fatal (1,4,5) bahkan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan
kematian mendadak (3,6).
Dua sumber bacaan berikut dapat digunakan untuk membantu penguasaan
teknik penulisan:
Gunawan AW, Achmadi SS, Arianti L. 2004. Pedoman Penyajian Karya Ilmiah.
Bogor:IPBPr.http://abacus.bates.edu/~ganderso/biology/resources/writing/
HTWgeneral.html
Jadwal PKM-AI dan PKM-GT 5.1.4.
Baik jadwal tahunan PKM-AI maupun PKM-GT ditetapkan sejalan dan tidak tumpang
tindih dengan jadwal 4 (empat) PKM lainnya, sehingga seluruh proses diharapkan dapat
berlangsung secara maksimal.format dan struktur usulan pkm-karya tulis
pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 47
No Kegiatan Waktu
1 Sosialisasi dan Pemberitahuan Program JANUARI
2 Penyusunan Karya Tulis JAN – MAR
3 Batas Penyerahan Karya Tulis 31 MARET
4 Tahap Seleksi Administratif APRIL
5 Tahap Penilaian Karya Tulis MEI
6 Tahap Pengumuman Penilaian Karya Tulis
Untuk dipublikasikan di Jurnal Kreativitas Mahasiswa •
Presentasi di PIMNAS •
JUNI
7 Presentasi PKM dan PKM-GT di PIMNAS JULI
8 Publikasi PKM-AI di Jurnal Kreativitas Mahasiswa AGUSTUS
Penilaian PKM-AI 5.1.5.
Artikel PKM-AI dinilai sebagaimana halnya suatu karya ilmiah yang akan dipublikasikan melalui
Jurnal Ilmiah. Dipenuhinya kriteria struktur artikel, kebahasaan ilmiah dan isi tulisan yang
baik menjadi tolok ukur terpilih tidaknya karya tulis PKM-AI untuk dipublikasikan sekaligus
memperoleh apresiasi DP2M.
Format penilaian artikel PKM-AI disusun sebagai berikut:48 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
format dan struktur usulan pkm-karya tulis
Format Penilaian PKM-AI
PKM-AI ID - PKMI :
Penilai
1.
2.
Judul Kegiatan :
Bidang Ilmu :
Penulis Utama :
Anggota 1 :
Anggota 2 :
Perguruan Tinggi :
No KRITERIA Bobot Skor
NILAI
(Bobot x Skor)
1 JUDUL
kesesuaian isi dan judul artikel
5
2 ABSTRAK
Latar belakang, Tujuan, Metode,
Hasil, Kesimpulan, Key words
10
3 PENDAHULUAN
Persoalan yang mendasari
pelaksanaan
Uraian dasar2 keilmuan yang
mendukung
Kemutakhiran substansi pekerjaan
10
4 TUJUAN
Menemukan teknik/konsep/metode
sebagai jawab atas persoalan
5
5 METODE
Kesesuaian dengan persoalan yang
akan diselesaikan, Pengembangan
metode baru, Penggunaan metode
yang sudah ada
25format dan struktur usulan pkm-karya tulis
pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 49
6 HASIL DAN PEMBAHASAN
Kumpulan dan kejelasan penampilan
data
Proses/teknik pengolahan data,
Ketajam an analisis dan sintesis
data,Perbandingan hasil dengan
hipotesis atau hasil sejenis
sebelumnya
30
7 KESIMPULAN
Tingkat ketercapaian hasil dengan
tujuan
10
8 DAFTAR PUSTAKA
Ditulis sesuai dengan peraturan
model Harvard atau Vancouver,
Sesuai dengan uraian sitasi,
Kemutakhiran pustaka
5
TOTAL 100
Skor yang diberikan : 1, 2, 3, 5, 6, dan 7
Komentar:
PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT) 5.2.
Penjelasan Umum 5.2.1.
Program Kreativitas Mahasiswa-Gagasan Tertulis (PKM-GT) merupakan salah satu komponen
utama PKM-Karya Tulis. PKM-GT merupakan jelmaan logis dari Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa
(KKTM) setelah diintegrasikan ke dalam program PKM. Bergabungnya KKTM ke dalam PKM
memberi konsekuensi tidak terselenggaranya jenjang kompetisi antar wilayah sebagaimana
terjadi sebelumnya. Demikian pula pada pembidangan KKTM yang diklasifikasikan secara
spesifik ke dalam lingkungan hidup, INTIM, IPA, IPS, Pendidikan dan Seni, ditiadakan. Meskipun
demikian, reviewer PKM-GT akan dibagi menurut bidang ilmu (IPA/IPS/PENDIDIKAN dan SENI)
dengan sistem kejuaraan tetap tanpa mempertimbangkan bidang ilmu. Oleh karena fokus
perhatian pada program PKM adalah kreativitas, sehingga pembatasan-pembatasan atas
dasar tema ataupun bidang keilmuan menjadi tidak signifikan.
PKM-GT merupakan wahana mahasiswa dalam berlatih menuliskan ide-ide kreatif sebagai
respons intelektual atas persoalan-persoalan aktual yang dihadapi masyarakat. Ide tersebut
seyogyanya unik, kreatif dan bermanfaat sehingga idealisasi kampus sebagai pusat solusi
dapat menjadi kenyataan. Sebagai intelektual muda, mahasiswa umumnya cenderung pandai
------------------,----------------------------200-
Penilai,
------------------------------------------------------50 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
format dan struktur usulan pkm-karya tulis
mengungkapkan fakta-fakta sosial, namun melalui PKM-GT, level nalar mahasiswa tidak
hanya dituntut sampai sebatas mengekspos fakta tetapi justru harus mampu memberi atau
menawarkan solusi.
Sebagai salah satu PKM yang ditampilkan dalam PIMNAS, maka tata tertib dan segala sesuatu
yang terkait pada persyaratan presentasi diatur tersendiri di dalam Pedoman PIMNAS 2009.
Persyaratan dan Petunjuk Penulisan PKM-GT 5.2.2.
Persyaratan Administratif 5.2.2.1.
Peserta PKM-GT adalah kelompok mahasiswa yang sedang aktif dan terdaftar mengikuti a)
program pendidikan S1 atau Diploma. Mahasiswa pengusul dapat ber asal dari berbagai
program studi yang berbeda atau dari satu program studi yang sama, tergantung pada
bidang kegiatan yang telah selesai dilaksanakan, namun masih dalam satu perguruan
tinggi yang sama. Keanggotaan mahasiswa disarankan berasal dari minimal 2 (dua)
angkatan yang berbeda.
Seorang mahasiswa diperkenankan masuk ke dalam kelompok pengusul PKM-GT yang b)
berbeda (lebih dari satu kelompok PKM-GT). Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa
artikel PKM-GT dapat ditulis dari berbagai sumber informasi atau inspirasi. Meskipun
demikian, mengingat alokasi waktu yang terbatas, harapan terjadinya penyebaran
dana secara seimbang, dan terlibatnya sebanyak mungkin mahasiswa, maka seorang
mahasiswa hanya dibenarkan mengirimkan sebanyak-banyaknya 2 (dua) artikel PKM-
GT, satu sebagai ketua, satu sebagai anggota, atau kedua-duanya sebagai anggota
kelompok.
Seorang dosen diperkenankan membimbing lebih dari satu kelompok pengusul PKM- c)
GT, dengan jumlah maksimal 5 (lima) kelompok.
Naskah diserahkan dalam bentuk d) hardcopy siap terbit (camera ready) serta soft copy
dalam CD dengan format Microsoft Word (doc) dan Adobe Acrobat Reader (pdf). Foto dan
gambar kalau perlu disimpan dalam direktori terpisah (sebagai cadangan) dalam CD.
Format gambar yang disarankan adalah JPG, untuk foto bisa berasal dari kamera digital
atau hasil digitasi menggunakan scanner. Semua file disimpan dalam sebuah folder/
direktori dengan nama folder/direktori mengikuti aturan penamaan sebagai berikut :
PKM-GT-nn-NamaPT-NamaDepanKetua-Judul_3_Kata_Pertama
dengan nn : tahun anggaran pendanaan kegiatan NamaPT : Nama singkatan
perguruan tinggi yang biasa digunakan Contoh:
PKM-GT-06-UNIBRAW-Wahyudi-Pengaruh Suhu dan Tekanan-----
PKM-GT-06-UMS-Agung-Ketahanan Masyarakat Terhadap-----
Untuk setiap file yang disertakan, usahakan untuk memberi nama yang meng- e)
gambarkan isi dari file tersebut. format dan struktur usulan pkm-karya tulis
pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 51
Sifat dan Isi Tulisan 5.2.2.2.
Sifat dan isi tulisan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
Kreatif dan Objektif 1.
Tulisan berisi gagasan kreatif yang menawarkan solusi suatu permasalahan yang a.
berkembang di masyarakat.
Tulisan tidak bersifat emosional atau tidak subjektif. b.
Tulisan didukung data dan/atau informasi terpercaya. c.
Bersifat asli (bukan karya jiplakan) dan menjauhi duplikasi. d.
Logis dan Sistematis 2.
Tiap langkah penulisan dirancang secara sistematis dan runtut. a.
Pada dasarnya karya tulis ilmiah memuat unsur-unsur identifikasi masalah, analisis- b.
sintesis, kesimpulan dan sedapat mungkin memuat saran-saran.
Isi tulisan berdasarkan telaah pustaka 3.
Materi Karya Tulis 4.
Materi yang ditulis tidak harus sejalan dengan bidang ilmu yang sedang ditekuni para
penulis/mahasiswa. Kesempatan ini diberikan kepada mahasiswa yang memiliki ide
kreatif dan mampu menuangkannya dalam bentuk tulisan, walaupun yang bersangkutan
tidak sedang belajar secara formal di bidang tersebut. Materi karya tulis merupakan isu
mutakhir atau aktual.
Petunjuk Penulisan/Pengetikan 5.2.2.3.
Petunjuk penulisan/pengetikan PKM-GT dan tata bahasa yang digunakan mengikuti ketentuan
yang ditetapkan untuk artikel PKM-AI. Jumlah halaman artikel PKM-GT ditetapkan sebanyak-
banyaknya 15 (lima belas) termasuk daftar pustaka.
Rambu-Rambu Penulisan 5.2.3.
Sistematika Penulisan 5.2.3.1.
Sistematika penulisan hendaknya berisi rancangan yang teratur sebagai berikut .
1. Bagian Awal
a. Halaman Judul
Judul diketik dengan huruf besar, hendaknya ekspresif, sesuai dan tepat dengan 1)
masalah yang ditulis dan tidak membuka peluang untuk penafsiran ganda.
Nama penulis dan nomor induk mahasiswa ditulis dengan jelas 2)
Perguruan tinggi asal ditulis dengan jelas. 3)
Tahun penulisan 4)
Kulit Muka luar menggunakan plastik transparan berwarna biru muda 5)
b. Lembar Pengesahan
Lembar pengesahan memuat judul, nama penulis, dan nomor induk. 1)
Lembar pengesahan ditandatangani Dosen Pembimbing, dan Pembantu Rektor/ 2)
Ketua/ Direktur Bidang Kemahasiswaan lengkap dengan stempel perguruan
tinggi.52 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
format dan struktur usulan pkm-karya tulis
Lembar pengesahan diberi tanggal sesuai dengan tanggal pengesahan. 3)
c. Kata Pengantar dari penulis
Daftar Isi dan daftar lain yang diperlukan seperti daftar gambar, daftar tabel, dan daftar d.
lampiran.
Ringkasan (bukan abstrak) karya tulis disusun maksimum 1 (satu) halaman yang e.
mencerminkan isi keseluruhan karya tulis, mulai dari latar belakang, tujuan, landasan
teori yang mendukung, metoda penulisan, pembahasan, kesimpulan dan rekomendasi.
2. Bagian Inti
Pendahuluan a.
Bagian Pendahuluan berisi hal-hal sebagai berikut:
1) latar belakang yang berisi uraian tentang alasan mengangkat gagasan men jadi
karya tulis (dilengkapi dengan data atau informasi yang men dukung),
2) tujuan dan manfaat yang ingin dicapai.
Gagasan b.
Uraikan tentang:
Kondisi kekinian pencetus gagasan (diperoleh dari bahan bacaan, wawan cara, 1)
observasi, imajinasi yang relevan),
Solusi yang pernah ditawarkan atau diterapkan sebelumnya untuk mem perbaiki 2)
keadaan pencetus gagasan,
Seberapa jauh kondisi kekinian pencetus gagasan dapat diperbaiki melalui 3)
gagasan yang diajukan,
Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu meng imple men tasi kan 4)
gagasan dan uraian peran atau kontribusi masing-masingnya,
Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk mengimplemen ta si kan 5)
gagasan sehingga tujuan atau perbaikan yang diharapkan dapat ter capai,
c. Kesimpulan
1) Gagasan yang diajukan,
2) Teknik implementasi yang akan dilakukan,
3) Prediksi hasil yang akan diperoleh (manfaat dan dampak gagasan)

3. Bagian Akhir
Daftar Pustaka ditulis untuk memberi informasi sehingga pembaca dapat dengan a.
mudah menemukan sumber yang disebutkan. Penulisan daftar pustaka mengikuti
ketentuan seperti dalam uraian artikel PKM-AI.
Daftar Riwayat Hidup (biodata atau b. curriculum vitae) peserta mencakup:
nama lengkap, •
tempat dan tanggal lahir, •
karya-karya ilmiah yang pernah dibuat, •
penghargaan-penghargaan ilmiah yang pernah diraih. •
Lampiran jika diperlukan, seperti: foto/dukumentasi, data dan informasi lainnya yang c.
mendukung isi tulisan.format dan struktur usulan pkm-karya tulis
pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 53
Penilaian dan Penghargaan 5.2.4.
Kriteria Penilaian 5.2.4.1.
Penilaian artikel PKM-GT dilakukan dengan mempertimbangkan kreativitas (rasionalitas,
keunikan, dan manfaat) tulisan, kelayakan implementasi dan dampak yang ditimbulkan nya.
Penilaian artikel PKM-GT dilakukan dengan mengikuti format berikut:
Format Penilaian Karya Tulis a.
No. Kriteria Penilaian Bobot Skor
Nilai
(Bobot x Skor)
1 Format Makalah:
Tata tulis: ukuran kertas, tipografi, 
kerapihan ketik, tata letak, jumlah
halaman
Penggunaan Bahasa Indonesia yang 
baik dan benar
Kesesuaian dengan format penulisan 
yang tercancum di panduan
15
2 Gagasan:
Kreativitas gagasan 
Kelayakan implementasi 
40
4 Sumber informasi:
Kesesuaian sumber informasi dengan 
gagasan yang ditawarkan
Akurasi dan aktualisasi informasi 
25
5 Kesimpulan
Prediksi hasil implementasi gagasan 
20
TOTAL 100
NILAI ARTIKEL 60%
Skor yang diberikan : 1, 2, 3, 5, 6, 7 ---------------------------------------200-
Komentar Penilai,
---------------------------------------------54 pedoman program kreativitas mahasiswa 2010
format dan struktur usulan pkm-karya tulis
Format Penilaian Presentasi di PIMNAS b.
No. Kriteria Penilaian Bobot Skor
Nilai
Bobot x Skor
1 Pemaparan :
Sistematika penyajian dan isi 
Kemutakhiran alat bantu 
Penggunaan bahasa yang baku 
Cara dan sikap presentasi 
Ketepatan waktu 
20
2 Gagasan:
Kreativitas gagasan (keunikan, 
manfaat dan dampak)
Kelayakan implementasi 
50
3 Diskusi:
Tingkat pemahaman gagasan 
Kontribusi anggota tim  30
TOTAL 100
NILAI PRESENTASI 40%
Skor yang diberikan: 1, 2, 3, 5, 6, 7 ---------------------------------------200-
Komentar Penilai
---------------- ----------------------------
Berdasarkan hasil penilaian, artikel PKM-GT akan dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) ketegori,
yaitu :
Tidak lolos seleksi : bagi proposal yang nilainya lebih rendah dari batas minimum untuk 1)
dinyatakan lolos seleksi. Batas nilai minimal ini sangat tergantung dari mutu artikel PKM-
GT yang dnilai secara keseluruhan,
Lolos seleksi tapi tidak diundang ke PIMNAS : bagi proposal yang nilainya melebihi atau 2)
sama dengan batas minimal lolos seleksi akan tetapi nilainya masih di bawah batas nilai
minimal untuk diikutsertakan ke PIMNAS. Proposal yang masuk kategori ini akan diberi
insentif sebesar Rp 3 (tiga) juta,-
Lolos seleksi dan diikutsertakan di PIMNAS : bagi proposal yang nilainya lebih dari batas 3)
minimal nilai lolos seleksi dan nilai lolos ke PIMNAS. Proposal yang masuk kategori ini
disamping diikutsertakan ke PIMNAS juga akan diberikan insentif sebesar Rp 3 (tiga)
juta,- format dan struktur usulan pkm-karya tulis
pedoman program kreativitas mahasiswa 2010 55
Bobot Penilaian PKM-GT 5.2.4.2.
Nilai Total Artikel PKM-GT terdiri dari 2 (dua) bagian dengan bobot berbeda, yaitu 60% untuk
Nilai Artikel dan 40% Nilai Presentasi di PIMNAS. Nilai penentu kelompok maha siswa PKM-
GT ke Pimnas adalah Nilai Artikel. Nilai Total Artikel hanya akan diperoleh jika artikel PKM-GT
dipresentasikan di Pimnas.
NILAI TOTAL ARTIKEL PKM-GT = (60% x Nilai Artikel) + (40% x Nilai Presentasi)