Powered By Blogger

magelang

magelang
jalan-jalan truz

Rabu, 04 November 2009

resensi buku1

Dalam kesusastraan, teori ktirik sastra kiri (genetik) biasanya diterapkan pada bidang khusus, yakni karya sastra dalam bentuknya yang masih umum.walaupun demikian meode inilah yang paling mutakhir dalam bidang ilmu-ilmu kemanusiaan, khususnya sosiologi sastra.
Kritik sastra telah mengembangkan suatu metode evaluasi yang baru (sehingga) tidak lagi bersifat lokal seperti negara Perancis dan Inggris, namun penelitian dalam perkembagan kritik sastra mempunyai kecendrungan yang asli dari jaman dahulu sampai sekarang. Tujuh kecendrungan itu adalah (1) kritik sastra Marxisme, (2) kritik sastra Psikoanalisis (3) Kritik Linguistik (4) kritik sastra Eksistensialisme(5) kritik formalisme baru (6) kritik srukturalisme (7) kritik mitos.Diantara kecendrungan itu, kritik Marxisme menjadi yang paling berkembang. Kritik tersebut berkembang luas pada abad ke-19. Hal ini disebabkan teori Marxis yang digunakan untuk berbagai kepentingan, mulai dari cara memberikan penjelasan fenomena sosial dalam sastra, lalu ada yang menggunakannya sebagai “senjata” dalam menghadapi berbagai polemik.Kritik sastra ini bermula dari hipotesis yang mengatakan bahwa hampir semua sifat yang mengalir dalam tubuh manusia budaya yang semua sifat kecenderungannya merupakan sistem pribadi di dalam upaya memberi jawaban bermakna dari situasi tertentu; dan cenderung pula menunjukkan upaya yang bersifat penyeimbangan antara dirinya dengan objek yang berada di dalam lingkungan sosialnya. Cikal –bakal Kritik Sastra KiriDalam hubungan logis, buku ini mencoba untuk memisahkan antara sosiologi isi dan sosiologi struktural. Perbedaan itu meliputi beberapa hal, di antaranya (1) suatu karya sastra dianggap merefleksikan kesadaran kelompok social, dan (2) mereka berbeda dalam hal melihat kepentingan elemen-elemen novel yang bertalian dengan kesadaran kelompok sosialnya. Dalam hal ini sosiologi isi dianggap lebih penting karena digunakan untuk membahas karya-karya sastra biografis, sedangkan kritik sastra kiri (genetik) lebih efektif digunakan untuk membahas hubungan social karya besar yang muncul di dalam dunia kesusastraan itu sendiri. Kritik sastra bermula dari hipotesis yag mengatakan hampir semua sifat kecendrungan manusia budaya sekaligus nerupakan sistem pribadi di dalam upaya memberi jawaban bermakna dari situasi tertentu; dan yang cenderung pula menunjukkan upaya yang bersifat penyeimbangan antara dirinya dengan objek yang berada di dalam lingkungan sosialnya. Adapun dalam buku ini menyebutkan bahwa kritik Marxis hanya menggunakan “Sosiologi sastra” yang mengkaji novel-novel dipublikasikan dan apakah karya-karya itu menyebutkan kelas pekerja? Namun, juga menyeret teks-teks sastra ke dalam bentuk ,gaya, dan makna. Namun ini juga berarti bentuk penyerapan bentuk, gaya,dan makna tersebut sebaai bentuk sejarah tertentu (Ealeto, 2002:4) hal.125Ciri-ciri Konseptual Kritik Sastra KiriUntuk memahami ciri-ciri konseptual pendekatan kritik sastra kiri diperlukan pemahaman latar belakang epistemologis (pemunculan) teori strukturalisme-genetik Goldmann. Dalam hubungan ini, beberapa komentar mengenai hal itu dapat direnungkan, antara lain seperti dikemukakan Eagleton, Umar Junu sebagai berikut.Eagleton mengatakan bahwa pendekatan strukturalisme-genetik menempati posisi antara strukturalisme yang ahistoris dan historis di satu pihak dan posisi antara dektum engels dan Hegelian (dialektika) di pihak yang lainnya. Umar junus juag mengatakan bahwa Goldmann menggunakan konsep dialektika yang bersumber dari Engels dan Hegelian. Lalu adanya pengaruh Marxisme pada pandangan teoretik Goldmann (Junus, 1982:42).
Buku ini membahas ciri-ciri metodisnya yang dilakukan dengan maksud untuk menegaskan strukturalisme-genetik dengan kejelasan ciri konseptualnya. Hal ini dapat dibayangkan untuk aplikasi kalangan besar. Ciri ini berangkat dari sifat pembawaan pada teori pendekatan genetika itu sendiri yang berangkat dari gagasan untuk mengembankan model yang menyebutkan bahwa ada kecendrungan manusia menstrukturasikan diri sebagai cara menjawab situasi sosial.Buku ini lebih menekankan pada teori Goldmann dengan cakupan telaah yang mempengaruhi pandangannya. Dengan latar belakang teori Goldmann maka diketahui tipikalitas, ciri-ciri, serta pandangan-pandangannya tentang karya besar. Kelemahan dari kritik sastra genetik adalah pada upaya penggagasnya untuk melihat unsur intrinsik novel, yang disebutnya dengan struktur bermakna (significant). Hal ini dimaksudkan untuk mengisi kekurangan sosiologi sastra isi yang umumnya hanya merenggut isi novel begitu saja, tanpa usaha untuk menempatka novel sebagai karya seni yang ada gilirannya adalah karya sastra. Buku yang sarat akan isi dari ide Golmann yang mengungkap hubungan antar structural-genetisnya dengan pemikiran Marxis,membuat suatu kemajuan dalam bidang kritik sastra mutakhir, klasik dengan bebas. Hal ini didukung oleh adanya batasan data empiris yang jelas, yakni data empiris yang dianggap sebagai unsure penyumbang kepada struktur dan yang dapat disispkan ke dalam suatu karyabesar. Kedua struktur yang menurut pandangan sosiologi sastra lain dilihat berbeda namun Goldmann memandangnya sama, setidaknya berhubungan secara sistematis. Dari hasil pengamatan, nampaknya buku ini layak dimiliki oleh pemerhati ktirik sastra lalu para mahasiswa dan dosen yang ingin memperkaya khasanah ragam kritik sastra mutakhir pada jaman modern ini.
Rendy PribadiJUSUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAUNIVERSITAS NEGERI JAKARTA2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar