Powered By Blogger

magelang

magelang
jalan-jalan truz

Rabu, 04 November 2009

resensi buku 4

Judul buku: ANALISIS WACANA (dari LInguistik sampai Dekonstruksi)Pengarang : Aminuddin,Faruk H.T, Kris Budiman, I dewa Putu Wijana, Melani Budianta Penerbit : kanalTahu terbit : cetakan pertama, Desember 2002Tabal halaman: 231 halaman Kota : yogyakarta
Wacana memang belum menjadi istilah yang popular bagi kebanyakan rakyat Indonesia. Dalam buku analisis wacana karangan aminuddin, dkk. Popularitas inilah yang mengangkat suatu permasalahan agar bias dikenal oleh masyarakat luas. Sangat dibutuhka upaya penjelasan yang komprehensif, yang tidak Cuma didasarkan atas salah satu atau beberapapengertian tentangnya, melainkan terutama sekali yang dapat meliputi proses perkembangbiakan.Dalam buku analisis wacana oleh aminuddin dkk, yang berisi beberapa tulisan yang mengkaji pengertian wacana menurut pandangan para ahli, misalnya Faruk H.T yang mengkaji konsep dan analisis wacana Bakhtinian. Studi Bakhtian mencoba membangun sintesis antara Marxisme dengan formalism di atas dengan menawarkan apa yang disebut sebagai poetika sosiologis. Bakhtin lebih memahami wacana sebagai tuturan seperti yang sudah dikemukakkan. Pertama wacana linier adalah wacana yang memandang wacana lain.kedua wacana piktural adalah wacana yang secara tangkas dan halus dapat menerobos wacana lai, baik dalam bentuk komentar maupun ejek-ejekan. Ketiga Bakhtin mmbagi wacana menjadi dua jenis, yaitu wacana bersuara tunggal dan bersuara ganda. Berbagai jenis wacana diatas tidaklah sepenuhnya terpisah satu sama lain. Setiap nuturan dapat mengandung cirri-ciri yang mengarah pada berbaga kemungkinan di atas. Yang membedakan tuturan yang satu dengan yang lainnya terutama sekali adalah perbedaan proporsi antara ciri yang lain.Adapun konsep wacana menurut Althusser yang berangkat dari gagasan Marx mengenai hubungan antara produksi dengan reproduksi. Menurut Marx, kata Althusser, sebuah formasi social yag tidak mereproduksi yang tidak akan bertahan selama setahu. Althusser kemudian menerjemahkan secara panjang lebar pengetian dari pernyataan Marx di atas.Dari berbagai pangertian wacana yang ada dalam berbagai analisis buku wacana ini, pembaca cihimbau agar mengerti tentang wacana yang melahirkan ideologi yang mendominasi. Pembaca diharuskan kritis agar dapat melakukan perlawanan terhadap wacana terselubung dan merugikan orang banyak. Buku yang diwajibkan untuk dimiliki kalangan “pendongkrak” hegemoni dan kelompok yang bersifat rasial ini. Tetapi aspek linguistic juga harus dikuasai sebelum menelaah wacana. Contoh-contoh yang berdasarkan linguistic dan pariwara menjadikan buku ini lebih bernilai karena tidak hanya menyajikan teori melainkan sebagai sebuah contoh yang mendukung adanya teori.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar