Powered By Blogger

magelang

magelang
jalan-jalan truz

Sabtu, 28 November 2009

fonologi bahasa Bali

Fonologi Bahasa Bali1. Fonem1.1 Fonem Segmental Secara umum pada bahasa Bali terdapat enam vokal dan 18 konsonan. Fonem vokal dan konsonan itu adalah sebagai berikut:1) Fonem vokal: /i/, /e/, /ə/, /a/, /o/, dan /u/2) Fonem konsonan: /b/, /c/, /d/, /g/, /h/, /j/, /k/, /l/, /m/, /n/, /p/, /r/, /s/, /t/, /w/, /ŋ/, /y/, dan /ń/Dari fonem-fonem di atas, jelaslah bahwa terdapat antara bahasa Indonesia dengan bahasa Bali, yakni perbedaan antara jumlah fonem vokal dan konsonan. Bahasa Indonesia memiliki 10 fonem vokal, sedangkan bahasa Bali hanya memiliki enam fonem vokal. Fonem vokal yang tidak terdapat pada bahasa Bali adalah /I/ pada kata /baik/, /ε/ pada kata /bebek/, /U/ pada kata /gubuk/, dan ב// pada kata /obat/, sedangkan fonem konsonan dalam bahasa Indonesia terdapat 20 konsonan dan bahasa Bali hanya terdapat 18 fonem konsonan. Fonem-fonem konsonan yang tidak terdapat pada bahasa Bali adalah /f/ dan /z/. Bahasa Bali tidak memiliki fonem diftong (belum ditemukan).1.2 Distribusi Fonem Vokal Bahasa BaliFonem Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir Arti/i/




/e/





/a/


/ə/



/u/




/o/ /ilih//igel//iruk/



/ema//ece//engok/




/angin//abut//agem/

/əndih//ənsap//əlus/


/ukir//undit/
/ulah/


/okə//ońə//osək/

/alih//balik//arit/


/balek/
/mereng//enden/



/kətan//panah//kasar/

/səbat//məsam//pəras/



/ancuk//amuk//ikut/


/polos//legong//bocor/


/sugi//umbi//sandi/



/rame//bade/
/senbel/





/rasə//marə//kijə/



/biu//abu//siu/


/keto//roko//kəmo/ ‘kipas’‘tari’‘menggali lubang’‘kecil/‘cari’‘balik’‘sabit’‘cuci muka’‘umbi’‘mujarab’‘lupa’‘nama mata uang’‘enggak’‘belek’, ‘tempat air’‘miring’‘nanti’‘ramai’‘wadah pengusungan mayat’‘lampu’‘angin’‘cabut’‘sikap’‘beras untuk jajan’‘panah’‘kasar’‘nyala’‘lupa’‘buka’‘duka’‘masam’‘peras’‘rasa’‘baru’‘ke mana’‘ukir’‘memikul hanya berisi bagian belakang’‘usir’‘jolok’‘amuk’‘ekor’‘pisang’‘abu’‘seribu’‘anak’‘habis’‘panas’‘polos’‘sejenis larian’‘bocor’‘begitu’‘rokok’‘ke sana’
1.3 Distribusi Fonem Konsonan Bahasa BaliFonem Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir Arti/p/



/b/



/m/



/w/


/t/




/d/



/n/



/s/



/r



/l/


/c/


/j/


/ń/


/k/



/g/



/ŋ/



/y/


/h/ /palas//payung//pikun/


/bantən//base//bənəh/


/marə//mokoh//mulə/


/wayang//wiku//wedang/\

/tui/
/tiuk//tilu/



/dadoŋ//dəkah//dui/


/nasi//nikə//naŋka/


/susu//suləh//subəŋ/


/ras//ruwət//ruŋu


/laris//larə/


/cawan//capung//ciciŋ/

/jagut//jaran//jail/

/ńahalaŋ//ńuńur//ńapńap/

/kacə//komak//kuməl/


/gadaŋ//gətih//gancaŋ/


/ŋon//ŋud//ŋaap/


/yuyu//yasə//yəh/

/hariti//harimurti/
/təpas//kuping//kaput/


/lubak//babak/
/səbət/


/simə//ləmah//samah/


/awak//awag//bawak/

/utah/
/katik//patuh/


/adəp//aduk//tidoŋ/


/anu//inih//anak/


/usap//isap//aŋsap/


/marə//arak//barak/


/ maliŋ//malu/


/acaŋ//bacut//kaciŋ/

/ajak//bajaŋ//aji/

/ańar//ańud//ńańad/

/kakə//kuku//jukut/


/bagus//bagi//sigi/


/aŋin//diŋin//laŋit/


/yuyu//ayu//uyut/
/sahas/


/aləp//dapdap//kilap/



/ayub//saub/


/tanəm//sələm//padəm/






/jait//daat//saat/


/aad//ubad//gobed/


/duren//kərəŋ//alon/


/baləs//samas//gəməs/


/kasar//gətar//lumbar/

/gatəl//tampəl//maəl/











/pəkak//pətak//katak/


/latig/ /gəbug/ /urug/


/gamaŋ//rampiŋ//panciŋ/




/patih//idih//upah/ ‘lepas’, ‘cerai’‘payung’‘pelupa’‘lantai’‘telinga’‘bungkus’‘kalem’‘pohon dadap’‘halilintar’‘sajen’‘sirih’‘betul’‘musang’‘luka terkelupas kulit’‘duka’‘terganggu’‘selip’‘baru’‘gemuk’‘permulaan’‘adat’‘siang’‘lebat’‘tanam’‘hitam’‘mati’‘wayang’‘pendeta’‘air hangat’‘badan’‘ngawur’‘pendek’‘pohon turi sungguh-sungguh’‘pisau’‘kotoran telinga’‘kotoran yang dimuntahkan’‘tangkai’‘sama’‘jahit’‘musim’‘sungguh-sungguh’‘nenek’‘batuk’‘duri’‘jual’‘aduk’‘bukan’‘surut’‘obat’‘patut’‘nasi’‘itu’‘nangka’‘anu’‘irit’‘orang/anak’‘durian’‘kuat’‘pelan’‘susu’‘lampu’‘subang’‘sapu’‘isap’‘lupa’‘lebat’‘400’‘ganas’‘rasa’‘ruwet’‘Perhatian’‘baru’‘arak’‘merah’‘kasar’‘jelas’‘lepas’‘laris’‘sakit’‘pencuri’‘dulu’‘gatal’‘sumbat’‘mahal’‘cawang’,cangkir’‘capung’‘anjing’‘ranting’‘cabut’‘kancing’‘dagu’‘kuda’‘jahil’‘ajak’‘muda/bujangan’‘harga,bapak’‘mengkilap’‘menarik’‘mengigau’‘baru’‘hanyut’‘lumpur’‘kaca’‘sejenis kacang’‘kotor’‘kakak’‘kuku’‘sayur’‘kakek’‘petak’‘katak’‘hijau’‘darah’‘cepat’‘bagus’‘bagi’‘sumbu’‘pukul kayu’‘Pukul’ ‘timbul’ ‘heran’‘muda’‘perih’‘angin’‘dingin’‘langit’‘setan,gegabah’‘ramping’‘kail’‘kepiting’‘jasa’‘air’‘ketam’‘cantik’‘ribut’‘nama dewa’‘nama dewa’‘segera’‘panakawan’‘minta’‘upah’
1.4 Gugus Konsonan Bahasa Bali Dalam buku Struktur Bahasa Bali (1981), terdapat 19 gugus konsonan pada bahasa Bali, antara lain:1) /tr/ /potret/ ‘potret’2) /dr/ /indrakil/ ‘indrakila’3) /sr/ /srat-sret/ ‘bunyi bergesek’4) /jr/ /jrat/jrit/ ‘berteriak-teriak’5) /cr/ /kecrat-kecrit/ ‘bunyi ludah’6) /kr/ /krag-krug/ ‘bunyi guruh’7) /pr/ /keprat-keprit/ ‘bunyi ludah’8) /gr/ /grad-grudug/ ‘bunyi guruh’9 / pl/ /keplag-keplug’ ‘bunyi bedil’10) /tpl/ /tplapak/ ‘telapak tangan/kaki’11) /dl/ /dlunduŋ/ ‘sejenis pohon’12) /cl/ /cləgak-cləgək/ ‘bunyi orang yang kehausan’13) /jl/ /jlajah/ ‘datangi’14) /kl/ /kləntang/ ‘bunyi benda keras yang beradu’15) /gl/ /glalak-gluluk/ ‘berguling-guling’16) /nl/ /nlandas-nlondos/ ‘sesuatu yang sering keluar’17) /ńr/ /nyretso/ ‘tergelincir’18) /ŋr/ /ŋrurut/ ‘menggelinding’19) /nr/ /nrawong-nruwung/ ‘keadaan yang tak keruan-keruanDari data di atas dapat kita ambil beberapa kesimpulan dan perbedaan yang terdapat antara bahasa Bali dengan bahasa Indonesia dalam distribusi kata-katanya:1) Bahasa Bali tidak memiliki fonem /a/ posisi pada posisi akhir, tetapi pada umumnya fonem akhir /a/ berubah menjadi fonem /ə/, misalnya kata /rasa/ menjadi /rasə/. Hal itu berbeda dengan yang terdapat pada bahasa Indonesia, antara fonem /a/ dan /ə/ didistribusikan pada kata yang berbeda.2) Selain fonem vokal /a/, ada juga fonem-fonem konsonan yang tidak terdapat pada posisi akhir pada bahasa Bali, yaitu fonem /w/, /y/, /j/, /c/, dan /ń/. Fonem-fonem tersebut memiliki dengan kesamaan yang ada pada bahasa Indonesia. Maksudnya, bahasa Indonesia juga tidak memiliki kelima fonem tersebut pada posisi akhir kata.3) Ada beberapa kata pada bahasa Bali yang susunan fonemnya terbalik dengan bahasa Indonesia, seperti kata /bacut/ pada bahasa Bali, /cabut/ pada bahasa Indonesia, dan /usap/ pada bahasa Bali, sedangkan bahasa Indonesia adalah /sapu/.4) Bahasa Bali tidak memiliki fonem glotal /?/. Biasanya kata-kata yang dibaca glotal pada bahasa Indonesia dibaca /k/ atau fonemnya dihilangkan pada bahasa Bali, misalnya kata /pəkak/ pada bahasa Indonesia dibaca /pəka?/, tetapi pada bahasa Bali dibaca /pəkak/. Contoh lain, kata /kakək/ pada bahasa Indonesia dibaca /kakə?/, sedangkan pada bahasa Bali fonem /k/ hilang atau luluh, dan dibaca /kakə/.5) Fonem /h/ pada posisi tengah jarang terdapat pada bahasa Bali. Biasanya kata-kata yang menggunakan fonem /h/ pada bahasa Indonesia, luluh pada bahasa Bali. Contoh: /jahit/ menjadi /jait/, dan /mahal/ menjadi /maəl/.6) Fonem yang banyak terdapat pada gugus konsonan bahasa Bali adalah /l/ dan /r/. Kedua konsonan tersebut terdapat pada semua bentuk gugus konsonan bahasa Bali (lihal data gugus konsonan di atas). Hal tersebut berbeda dengan bahasa Indonesia yang gugus konsonannya tidak hanya terdapat secara umum pada fonem /l/ dan /r/, tetapi terdapat fonem /h/ paduannya seperti /kh/ pada kata /khusus/ dan /sh/ pada kata /shalat/ . Variasi-variasia. Variasi AlternasiDalam fonem-fonem bentuk bahasa yang belum banyak dipengaruhi oleh bahasa lain, seperti telah diuraikan di atas ternyata tidak kita jumpai adanya fonem /f/, tetapi bila kita dengarkan percakapan para pelajar, mereka sudah biasa mengucapkan fonem /f/ sehingga mempengaruhi pemutaran bentuk bahasa. Oleh karena itu, kadang-kadang terjadilah variasi alternasi dalam kata-kata seperti :/pelәm/ ‘film’/felәm/ ‘film’
b. Variasi AlofonisDari kesatuan bentuk linguistik : /celeŋ/ ‘babi’ /bebek/ ‘itik’ /dende/ ‘dendeng’Bila terjadi proses morfologis denan sufiks -ne, -e, akan terjadi harmonisasi. /celeŋe/ ‘babi’ /bebeke/ ‘itik’ /dendeŋe/ ‘dendeng’ Sekaligus dalam dua kata terakhir itu terjadi netralisasi, yaitu netralnya atau batalnya perbedaan fonem /ә/ dan /a/ pada distribusi akhir bila kata yang bersangkutan mendapat sufiks -ne. Gejala netralisasi dalam bentuk bahasa semacam itu berlaku bagi semua kata yang berakhir dengan fonem /ә/, yang mengalami proses morfologi dengan sufiks -ne. Pada gejala harmonisasi seperti dalam kata-kata itu pun ternyata terjadi variasi alofonis ; pada kata dasar, misalnya /cELE/ → /celeŋe/ /bEbEk/ → /bebeke/ Perhatikan pula gejala harmonisasi dan variasi alofonis dalam kata-kata berikut./bel/ → /bElAnIn/ ‘dibela’/sel/ → /sElAne/ ‘ketela’/lEak/ (leake), ‘leak’; ‘hantu’ (leakIn) ‘dihantui’ (leakaŋ) ‘jadikan leak’
Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.1. Bunyi /E/ pada distribusi tengah, baik yang terbuka maupun yang tertutup, bila kata yang bersangkutan mendapat sufiks -e, -ne, -e, dan -in, akan terjadi variasi alofonis, yaitu menjadi /e/.2. Bahwa bunyi /e/ pada suku terbuka mengalami variasi alofonis menjadi /E/ bila kata bersangkutan mendapat sufiks -ne dan –in.
Struktur Pembagian susunan vokal bahasa Bali didasarkan pada :1. Naik turunnya lidahvokal atas : i, uvokal tengah : e, ә, ovokal bawah : a
2. Maju mundurnya lidahvokal depan : i, e, avokal tengah : ∂vokal belakang : u dan o
3. Memundar tidaknya bibirvokal bundar : u, ovokal tak bundar : i, e, aUntuk jelasnya, susunan vokal itu tampak pada bagan sebagai berikut.
depan tengah belakangi u atas
e o tengah a ә bawah
tak bundar bundar
Susunan Konsonan Bahasa Bali Susunan konsonan bahasa Bali didasarkan pada :1. daerah artikulasi2. daerah halangan3. bergetar tidaknya selaput suara
Penggolongan Konsonan Seperti halnya penggolongan vokal, konsonan pun digolongkan berdasarkan pembentukan bunyi ucapannya. Oleh karena itu, konsonan dapat dibagi atas dua macam :1. Konsonan yang dibentuk berdasarkan pengucapan yang mengalami hambatan sepenuhnya;2. Konsonan yang dibentuk berdasarkan pengucapan yang mengalami hambatan tidak penuh, yang dapat diperinci lagi sebagai berikut.a. Konsonan geseran (spirant). Konsonan ini dibentuk dengan pengucapan yang menimbulkan geseran udara dengan daerah artikulasi;b. Konsonan nasal, yaitu konsonan yang dibentuk dengan pengucapan akibat udara yang keluar sebagian melalui rongga hidung dan sebagian melalui rongga mulut; danc. Konsonan likuida yang dapat diperhalus menjadi:1. lateral; pembentukannya adalah penghalang lidah dengan ujung lidah menyentuh belakang gigi. Oleh karena itu, udara keluar melalui celah-celah kiri kanan lidah.2. getar; cara pembentukannya sama dengan lateral, cuma selebihnya terjadi karena getaran yang berulang kali.Untuk memperhalus pembagian lima di atas dapat pula dengan membagi berdasarkan daerah artikulasi.Dengan penggabungan dasar-dasar pembagian seperti dikendalikan di atas dapatlah dibuat dengan konsonan dengan tanda-tanda fonetiknya, yang disesuaikan dengan kebutuhan penandaan fonetik bentuk bunyi-bunyi bahasa Bali.

Labial Dental Palatal Velar Glotaltak bersuaraHambatbersuara p
b t
d c
j k
g tak bersuaraGeserbersuara
w s
y hNasal m n Lateral l Getar r
Gugus KonsonanPola Fonemis Struktur Morfem (Pola Penyuskua)V : a-da, a-nak, i-tu : ‘ada, anak, hitung’KV : te-ka, ma-i, ka-yah : ‘datang, kemari, mandi’VK : ba-ong, tu-ak, ba-ak : ‘leher, nira, rampok’KVK : ba-wak, ju-mah, ta-wah : ‘pendek, di rumah, aneh’KKV : se-tra, ma-tra, srat-sret : ‘kuburan, sedikit, bunyi yang diseret’KKVK : ke-plug, tam-pak : ‘tumbuk (tertumbuk), tamper/pukul’Fonem Suprasegmental Sampai saat ini belum ditemukan adanya fonem suprasegmental dalam bahasa Bali. Dalam bahasa Bali dialek Nusa Penida ada kata : /mani/ ‘besok’ /mani:/ ‘kapan saja (?)’
Pelambangan Bunyi dan Ejaan Pelambangan bunyi bahasa adalah sebagai berikut:a. Bunyi fonem vokal/i/ = Pelambangan bunyi vokal dalam BB ini selalu me- /e/ = rupakan pasangan dengan aksaran BB pada sub b /a/ = (fonem konsonan) di bawah /ə/ = /u/ = /o/ =b. Fonem KonsonanSebenarnya pelambangan fonem konsonan secara berdiri sendiri tidak ada dalam bahasa Bali sebab pelambanganya bersifat system suku kata (syllabic-system).Dalam bahasa Bali pelambangannya sebagai berikut: = ha = ka = na = ga = ca = ta = ra = pa = nga = pa = ba = da = sa = ya = wa = nya = la c. Ejaan yang berlaku dalam bahasa BaliEjaan yang berlaku dalam bahasa Bali ada dua jenis.1. Ejaan Bahsa Aksara Balia. Ejaan bahasa Bali aksara Bali ini berdasarkan hasil Pesamuhan Agung tahun 1957. dari hasil Pemasuhan Agung tersebut disusunlah ejaan bentuk bahasa dengan huruf Latin dan huruf Bali oleh I.G.K.Ranuh dan I.K. Subrata.b. Tahun 1963 diadakan lagi Pesamuhan Agung Kecil. Tujuannya memperbaharui ejaan bahasa Bali dengan huruf Bali dan penegasan-penegasan ejaan bahasa Bali dengan huruf Latin hasil Pesamuhan Agung tahun 1957. Setelah Pesamuhan Agung Kecil disusun “Pasang Sastra Bali Latin” oleh Md. Riken, guru SPGN Denpasar dalam bentuk stensilan.2. Ejaan Bahasa Bali dalam Huruf LatinPerkembangannya hampi mirip dengan ejaan bahasa Bali huruf Bali seperti telajh diuraikan di atas. Perbedaan Ejaan bahasa Bali dengan huruf Latin berkembang lebih jauh kagi dengan adanya Ejaan Yang Disempurnakan, Ejaan bahasa Bali dengan huruf Latin yang sekarang berlaku bisa dilihat dalam buku Loka Karya Ejaan Bahasa Daerah, di Jakarta 22-23 Maret 1973. Ejaan yang Diusulkan1. Supaya ejaan bahasa Bali dengan huruf Latin betul-betul “fonemis” dan konsisten.2. Ejaan bahasa Bali dengan huruf Balia. agar betul-betul berdasarkan kenyataan pengucapan masyarakat. Jangan sampai ada ‘aksara’ yang dalam kenyataan tidak pernah diucapkan seperti : (bh), (t), (gh), (dh), (th), dan sebagainya.b. Penulisan morfem dalam struktur kalimat supaya memudahkan bagi pembaca, yaitu dibuat sama dengan ejaan bahasa Bali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar