Powered By Blogger

magelang

magelang
jalan-jalan truz

Sabtu, 28 November 2009

morfologi bahasa Bali

MORFOLOGI BAHASA BALII. AFIKSASI Dalam bahasa Bali terdapat empat bentuk afiks. Bentuk-bentuk afiks itu sama dengan bentuk afiks yang dimiliki bahasa Indonesia, yaituBahasa Bali Bahasa IndonesiaPrefiks PrefiksKonfiks KonfiksInfiks InfiksSufiks Sufiks
Keempat afiks bahasa Bali di atas akan dijelaskan lebih lengkap secara satu per satu. Di bawah ini penjelasan keempat afiks tersebut.1. Prefiks (Awalan) Dalam Bahasa Bali memiliki 17 macam prefiks. Ketujuh belas macam prefiks terdiri atas prefiks yang sering digunakan (produktif), prefiks yang kurang produktif, dan prefiks yang jarang digunakan.1) Prefiks yang sering digunakan (produktif)Jenis Prefiks Kata Dasar Kata Dasar + Prefiks Artia- katihsibakbungkul akatihasibakabungkul selembarsebagiansebuahka- tunjeltugelsibak katunjelkatugelkasibak dibakardipotongdibelahsa- umahdadosdurung saumahsadadossadurung serumahsebisanyasebelumpa- nampelwarahngawi penampelpewarahpengawi alat untuk menutuppengumumanpengarangma- jalankeberkatakon majalanmakebermakatakon Berjalanterbangbertanyapi- oraholastresna piorahpiolaspitresna pemberitahuanpertolonganbantuanm- bacabucubangun macamucumengunang membacamemojokkanmembangunn- tunu nunu Membakarň (ny) sampatsatesabit nyampatnyatenyabit menyapumembuat satemembelah kecil-kecilŋ (ng) karanggulgulabutigeluyakendepengsaporah Ngarangngulgulngabutngigelnguyakngendepangngengsapangngorahang mengarangmengguruimencabulmenarimenginjak/menggumulimerendahkanmelupakanmemberitahu
2) Prefiks yang kurang produktifJenis Prefiks Kata Dasar Kata Dasar + Prefiks Artipra- mangkinkanggo pramangkinprakanggo seketikapemuka masyarakatpara- sametonpamiarsa para sametonpara pamiarsa para keluargapara pendengarpari- polahwangde pari polahpari wangde kelakuandiundurkanmaka- jalarandasar maka jalaranmaka dasar yang menyebabkanyang menjadi dasarpati- kaplugdetik patikaplugpatidelik saling seruduksaling mendelikkuma- lipanlindung kumalipankumalindung seperti lipanseperti belutupa- carajiwa upacaraupajiwa upacaramata pencaharian
3) Prefiks yang jarang digunakanJenis Prefiks Kata Dasar Kata Dasar + Prefiks Artinir-/nis- kaladon niskalanirdon tidak nyatatidak bergunasu- sila Susila kelakuan baikswa- dayakarya swadayaswakarya swadayabekerja sendiri
2. Konfiks Bahasa Bali hanya memiliki 3 macam konfiks dan sangat kurang produktif digunakan. Konfiks-konfiks itu adalah:Jenis Konfiks Kata Dasar Kata Dasar + Konfiks Artipa--an genahtadtad pagenahanpanadtadan rumahalat menjinjingma--an Gregotcangkrim magregotanmacangkriman saratbernyanyi cangkrimma--an ririh maririhan memperdayakan

3. Infiks Dalam bahasa Bali, infiks itu tidak produktif. Hal itu sama dengan bahasa Indonesia yang hanya beberapa kata mengalami proses infiks ini. Jumlah infiks dalam bahasa Bali hanya dua, yaitu:Jenis Infiks Kata Dasar Kata Dasar + Infiks Arti-um- guyusanggup gumuyusumanggup besenda guraumenyanggupi-in- sambung sinambung bersambung 4. Sufiks Berbeda dengan bahasa Indonesia, bahasa Bali memiliki jumlah sufiks yang lebih banyak. Bahasa Indonesia hanya memiliki 3 sufiks asli, sedangkan bahasa Bali memiliki empat sufiks, yaitu:Jenis Sufiks Kata Dasar Kata Dasar + Sufiks Arti-an gedecerik gedeancerikan lebih besarlebih kecil-a jemaktugel jemakatugela diambildipotong-in cerikgede cerikingedein kecilkanbesarkan-ang jemaktugel jemakangtugelang ambilkanpotongkan
A. Proses Morfofonemik dalam Bahasa Bali Proses morfologi pada bahasa Bali yang dijelaskan adalah mengenai prefiksasi. Proses tersebut menyangkut pada prefiks (N) yang terdiri atas empat macam:m- : maca ngamacaang ‘membacakan’ mucu ngamucuang ‘memojokkan’n- : nunu nganunuang ‘membakarkan’ nugel nganugelang ‘memotongkan’ny : nyate nganyateang ‘membuatkan sate’ nyagur nganyagurang ‘memukulkan’ ng : dalam hubungan anggota prefiks (N-) ini (ng) tidak mengalami proses morfofonemik
B. Distribusi Tiap Imbuhan1) Prefiks a- dipergunakan hanya pada kata bantu bilangan sibak asibak ‘sebelah’ bungkul abungkul ‘sebuah’ ka- dipergunakan pada kata kerja (memiliki arti di- pada bahasa Indonesia) tugel katugel ‘dipotong’ sibak kasibak ‘di sebelah’ sa- dipergunakan pada kata benda umah saumah ‘serumah’ dados sadados ‘sebisa’ pa- dipergunakan pada kata benda kawi pangawi ‘pengarang’ warah pawarah ‘pengumuman’ ma- dipergunakan pada kata benda takon matakon ‘pertanyaan’ dipergunakan pada kata kerja jalan majalan ‘berjalan’ dipergunakan pada kata sifat barak mabarakan ‘diberi merah’ dipergunakan pada kata keadaan gantung magantung ‘digantung’ pi- dipergunakan pada kata keadaan tuduh pituduh ‘kehendak (Tuhan) m- dipergunakan pada kata kerja baca maca ‘membaca’ n- dipergunakan pada kata kerja tunu nunu ‘membakar’ ny- dipergunakan pada kata kerja sebit nyebit ‘membelah’ ng- dipergunakan pada kata kerja yasa ngayasaang ‘mendo’akan’ dipergunakan pada kata keadaan lacur ngalacurang ‘bertambah miskin’
2) Konfiks pa--an dipergunakan pada kata benda genah pagenahan ‘rumah’ ma--an dipergunakan pada sifat gregot magregotan ‘sarat sekali’ ma--in dipergunakan pada kata kerja ririh maririhin ‘memperdayakan’
3) Sufiks -an dipergunakan pada kata sifat gede gedean ‘lebih besar’ dipergunakan pada kata benda batu batuan ‘berisi batu’ -a dipergunakan pada kata kerja jemak jemaka ‘diambil’ -in dipergunakan pada kata kerja jagur jagurin ‘dipukuli’ dipergunakan pada kata benda batu batuin ‘diisi batu’ dipergunakan pada kata sifat putih putihin ‘diberi putih’ -ang dipergunakan pada kata kerja bejek bejekang ‘diaduk’ dipergunakan pada kata sifat barak barakang ‘merahkan’ dipergunakan pada kata bilangan kutus kutusang ‘bagi’ -e dipergunakan pada kata kerja tusuk tusuke ‘ditusuk’ dipergunakan pada kata benda tembok temboke ‘tembok’
C. Fungsi Tiap Imbuhana. Prefiks1. a- bentuk kata benda dari kata kerja :tugel → atugel ‘sepotong’2. ka- membentuk kata kerja pasif dari kata kerja intransitif :tunjel → katunjel ‘dibakar’3. sa- membentuk kata keadaan dari kata benda :umah → saumah ‘serumah’4. ma- membentuk kata kerja intransitif dari kata benda :jalan → majalan ‘berjalan’5. pa- membentuk kata benda dari kata kerja intransitif :tempel → panampel ‘penutup’6. pi- membentuk kata keadaan dari kata keadaan :olas → piolas ‘pertolongan’7. N-m- membentuk kata kerja transitif : patok → matok ‘mematok’n- membentuk kata kerja transitif : tunu → nunu ‘membakar’ membentuk kata kerja transitif dari kata benda : dacin → nacin ‘menimbang’ny- membentuk kata kerja transitif : jagur → nyagur ‘memukul’ membentuk kata kerja transitif dari kata benda : sampat → nyampat ‘menyapu’ng- membentuk kata kerja transitif : karang → ngarang ‘mengarang’ membentuk kata kerja transitif dari kata benda (abstrak) : leyak → ngaleyak ‘menghantui’8. nga- membentuk kata kerja transitif dari kata keadaan :lacur → ngalacurang ‘bertambah miskin’membentuk kata kerja transitif dari kata kerja intransitif :ruruh → ngaruruh ‘mencari’membentuk kata kerja transitif dari kata benda (abstrak) :leyak → ngaleyakin ‘menghantui’
b. Konfiks1. pa-an membentuk kata benda dari kata kerja intransitif :tadtad → patadtadan ‘alat untuk (barang) yang dijinjing’2. ma-an membentuk kata kerja intransitif dari kata benda :cangkrim → macangkriman ‘memperdayakan’3. ma-in membentuk kata kerja intransitif dari kata keadaan :ririh → maririhin ‘memperdayakan’
c. Sufiks1. –an membentuk kata keadaan dari kata sifat : barak → barakan ‘lebih merah’ membentuk kata keadaan dari kata benda : bias → biasan ‘berisi pasir’ tetap membentuk kata keadaan : cerik → cerikan ‘lebih kecil’2. –a membentuk kata kerja pasif dari kata kerja aktif intransitif : jemak → jemaka ‘diambilnya’3. –in membentuk kata kerja pasif dari kata keadaan: cerik → cerikin ‘kecilkan’ membentuk kata kerja pasif dari kata sifat: barak → barakin ‘isi merah’ membentuk kata bilangan : enem → enemin ‘bagi enam-enam4. –ang membentuk kata kerja transitif dari kata kerja intransitif, membentuk kata kerja transitif dari kata keadaan : gede → gedeang ‘besarkan’ membentuk kata bilangan : kutus → kutusang ‘bagi delapan-delapan’5. –e membentuk kata benda dari kata keadaan : sakit → sakite ‘sakitnya’ membentuk kata benda dari kata benda : tembok → temboke ‘temboknya’ D. Arti Tiap Imbuhana. prefiks1. a- untuk menyatakan bagian atau ukuran : sibak → asibak ‘sebagian’2. ka- dikenai (pasif) : tugel → katugel ‘dipotong’3. sa- untuk menyatakan kesatuan : umah → saumah ‘serumah’4. pa- melakukan suatu pekerjaan seperti dikatakan oleh kata dasar : kawi → pangawi ‘pengawi’5. ma- melakukan pekerjaan seperti dikatakan kata dasar : jalan → majalan ‘berjalan’ menyatakan keadaan : berarakan → mabrakan ‘berhamburan’6. pi- berarti variasi : olas → piolas ‘pertolongan’7. N- dengan angota-anggotanya :m- melakukan pekerjaan seperti dikatakan kata dasar : baca → maca ‘membaca’n- melakukan pekerjan seperti dikatakan kata dasar : jagur → nyagur ‘memukul’ng- superlatif : lacur → nglacurang ‘bertambah miskin’ melakukan pekerjaan seperti yang dikatakan kata dasar : ruruh → ngruruh ‘mencari’8. nga- melakukan pekerjaan seperti dikatakan kata dasar : leyak → ngaleyak ‘menghantui’
b. konfiks1. –an perbandingan (superlatif) : gede → gedean ‘lebih besar’ menyatakan keadaan : batu → batuan ‘berbatu-batu’2. –a menyatakan : jemak → jemaka ‘diambil’3.-in menyatakan pasif : jagur → jagurin ‘dipukuli’ menyatakan membuat lebih : cerik → cerikin ‘dibuat lebih kecil’4. –ang menyatakan pekerjaaan seperti tersebut oleh kata dasar : bejek → bejekang ‘memeraskan’ membuat atau menjadikan lebih : barak → barakang ‘membuat lebih merah’5. –e menegaskan : tembok → temboke ‘tembok (itu)’
Sufiks –e ini mempunyai alomorf –ne, pada suku akhir yang terbka. Contoh : bapa+ne → bapane ‘ayah (itu)’
II REDUPLIKASI1. Tipe-tipe Reduplikasia. Reduplikasi utuh, misalnya, adeng-adeng ‘pelan-pelan’, ‘enggal-enggal’, ‘cepat-cepat’.b. Reduplikasi utuh dengan variasi vokal, misalnya, kilakilang-kileng ’menoleh perlahan-lahan ke sana ke mari’, kitak-kituk ‘menggeleng-geleng’c. Reduplikasi partial, misalnya : pada awal : tetajen ‘sabungan ayam’; sasantun ’sari’ dari sesajen.pada akhir : pakecos-cos ‘berlompatan’; pakenyit-nyit ‘berkelap-kelip’
2. Kombinasi Reduplikasi dengan Afiksa. Dengan prefiks, misalnya, sadados-dadosne ‘sejadi-jadinya’ paider-ider ‘batas yang mengelilingi’b. Dengan konfiks, misalnya, macecangkriman ‘bernyanyi lagu cangkrim’ (‘bayi’)c. Dengan sufiks, misalnya : gede-gedean ‘besar-besaran’jemak-jemaka ‘diambil berulang kali’
3. Kompositum1. Kompositum utuhKompositum utuh terdiri dari :a. Yang berkedudukan sejajar, tidak bias ditukar-tukarkan, misalnya : meme-bapa ‘ibu-bapa’nyama--braya ‘keluarga’b. Yang kedua menjelaskan yang pertama, misalnya : jebug arun ‘sejenis buah’galang kangin ‘dini hari’2. Kompositum lainKompositum lainnya dalam Bahasa Bali belum kami temukan atau untuk sementara dapat kami katakan bahwa kompositum Bahasa Bali yang mengalami perubahan fonologis, baik penyingkatan salah satu komponennya maupun perubahan fonem salah satu komponennya belum kami temukan (tidak ada).
KesimpulanPrefiks dalam morfologi bahasa Bali berfungsi membentuk kata kerja, kata benda, dan kata keadaan.Prefiks dalam morfologi Bahasa Indonesia berfungsi membentuk verba, adjektiva, nomina, dan numeralia. Prefiks Bahasa Indonesia Prefiks Bahasa Balime- (verba, adjektiva) a-ber- (verba, numeralia) ka-per- (verba) sa-ter- (verba, adjektiva) ma-ke- (verba, nomina, numeralia) pa-pe- (nomina) pi-se- (adjektiva, nomina) N- (m-, n-, ny-, ng-)pemer- (nomina) nga-
Konfiks dalam morfologi Bahasa Bali berfungsi membentuk kata benda dan kata kerja.Konfiks dalam morfologi Bahasa Indonesia berfungsi membentuk verba, adjektiva, nomina, adverbiaKonfiks Bahasa Indonesia Konfiks Bahasa Balimeng-i (verba, adjektiva) pa--andi-i (verba) ma--anme-kan (verba) ma--inmem-per (verba) ke-an (adjektiva, nomina) pe-an (nomina) ke-ter-an (nomina) perse-an (nomina) se-nya (adverbia) se-reduplikasi-nya (adverbia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar