BAB I
PENDAHULUAN
Kontak bahasa tidak dapat dipisahkan dari budaya yang terjadi. Weinreich (1953:5) menyebutkan bahwa pengaruh bahasa lain ke bahasa tertentu merupakan difusi dan akulturasi budaya. Hal ini terdapat pada pemungutan bahasa tertentu. Hal ini merupakan cirri keunikan bahasa.
Masalah pemungutan bahasa dengan tingkat kedwibahasaan masyarakat umumnya hanya mencakup kedwibahasaan. Setelaah menjadi pungutan (“barang jadi”), penutur ekabahasawan memanfaatkannya menjadi kata sehari-hari (Moeliono,1989:162; Samsuri,1980:58). Kondisi kemudian juga ditandai dengan bahasa Indonesia. Sebagai masyarakat yang multibahasa, alih kodeyang menghasilkan pemungutan itu berlangsung kehidupan berbangsa. Hal itu terlihat dengan cukup banyak dari berbagai bahasa, baik dari bahasa asing maupun bahasa daerah. Salah satunya berasal dari bahasa Arab.
Pengaruh bahasa asing terutama bahasa Arab tidak terlepas dari masuknya Agama Islam di Indonesia yang dibawa oleh para pedagang dari Gujarat pada abad ke-7. Hal ini terbukti dengan adanya tulisan Arab pada nisan makam Fatimah binti Maimun. Mereka mengembangkan bahasa Arab sekaligus menyebarkan Agama Islam.
Dalam segi fonologis dan lekskal banyak serapan dari bahasa Arab ke Indonesia. Seperti kata iman, yakin, kalimat, taat, dan pahala memperlihatkan adanya integrasi dalam bahasa Indonesia. secara morfologis bentuk kata iman,yakin,dan pahala menjadi bentuk keimanan,iman,dan amal-amal. Lalu bentuk leksikalnya, iman, kalimat,pahala,dan taat.
Disamping itu, secara morfologis tampak adanya integrasi pungutan bahasa Arab dengan bahasa Indonesia, yang terlihat dalam pungutan ahli-ahli,murid,murid, dan karib baid. Pungutan-pungutan itu secara morfologis memperlihatkan reduplikasi dan pemajemukan. Secara semantic, tampak adanya integrasi seperti Farisi dibangsakan pada/dihubungkan dengan Faris’ menjadi orang Faris;ahli at-taurat ‘penganut kitab taurat ‘ tidak mengalami perubahan makna, tetapi akan mengalami perubahan jika leksem ahli bergabung dengan leksem lain.seperti ahli waris
Namun dari sekian banyaknya bahasa Arab yang bisa diserap ke bahasa Indonesia, belum ada data secara kualitatif yang menunjukkan berapa jumlah pungutan laras keagamaan itu. Hal itu ditambah dengan belum adanya penelitian yang memadai baik dari kajian leksikal maupun maknanya.
Dalam hal ini yang akan dibicarakan adalah permasalahan pungutan bahasa Arab dalam laras keagamaan , yang ditinjau dari segi bentuk dan maknanya dalam bahasa Indonesia. Segi bentuk ini ditinjau dari jenis leksem pungutan:(1) leksem simpleks,(2) leksem kompleks,(3) leksem majemuk: majemuk kata dan frasa:yang meliputi pungutan kata,pungutan padu, dan pungutan sulih yang dikaitkan dengan bahasa modelnya. Tinjauan makna meliputi (1) perubahan wilayah makna: (a) perluasan makna,(b) penyempitan makna,(2) perubahan karena evaluasi atau konotasi:(a) ameliorasi dan (b) pejorasi,(3) perubahan karena makna majasi:(a) kiasan atau metafora, (b) metonomia dan sinekdoke.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Pada bab ini membahas mengenai teori kata dan leksem. Kata yang ada dalam buku ini mencoba menerangkan arti dari dan sebagai model dari kata simpleks, kata kompleks,dan majemuk katka. Disamping itu kata juga digunakan sebagai terjemahan word,seperti pada loandwords yang diindonesiakan menjadi pungutan kata.
Lalu ada leksem yang mengacu kepada kata atau frasa yang merupakan satuan bermakna yang didaftar di bawah entri kamus secara terpisah (that lexemes are the words and pharases that a dictionary would list under a separate entry ) (Lyons,1977:23). Leksem menurut Lyon (1977) dibagi menjadi, yakn leksem simpleks,leksem kompleks, dan leksem majemuk. Leksem simpleks adalah leksem pangkalnya tidak dapat diuraikan lagi. Contohnya adalah kata friend. Lalu leksem kompleks adalah leksem yang dapat diuraikan lagi, seperti kata friendly yang terdiri dari kata friend dan sufiks –ly. Lalu ada leksem majemuk yang terdiri dari dua pangkal leksem bebas. Misalnya,dalam leksem majemuk screwdriver dan blackbird terdapat kata screw dan driver. Kata
Didalam bahasa Arab hal tersebut sulit untuk dibedakan karena bahasa Arab bertolak dari bentuk verba perfeknya yang terdiri atas tiga konsonan. Maka dari itu dalam bahasa Arab lebih tepat digunakan istilah kata di dalam bahasa Arab. Misalnya kata ilmu sebagai bentuk infinitive dari akar ‘L-M merupakan kata simpleks. Jika kata itu dibubuhi prefix ta- pada pangkal –‘Lim dengan vocal panjang /i/ sehingga menjadi ta’Lim kata itu menjadi kata kompleks.
Dalam pemungutan ada dua tipe yang digunakan meliputi dua proses ,yaitu proses pemasukan dan proses penyulihan. Haugen (1950:212) menyebutkan bahwa proses pemasukan adalah pemungutan yang sama dengan model-yakni bahasa sumber-sehingga diterima oleh penutur sebagai milik bahasanya, sedangkan proses penyulihan adalah pemungutan yang menghasilkan model yang bukan berupa pemasukan, melainkan berupa pergantian pola yang sama dari bahasa pemungut. Berdasarkan proses pemungutan dibagi lagi menjadi (1) pungutan kata,(2) pungutan padu,dan pungutan sulih (3).
BAB III
ANALISIS PUNGUTAN KATA DARI SEGI BENTUK
Dari segi bentuknya, pungutan dibedakan menjadi tiga jenis,yaitu leksem simpleks,leksem majemuk,dan leksem kompleks. Pungutan kata yang berbentuk simpleks adalah pungutan yang terdiri atas sebuah pangkal (stem), tanpa diberi afiks yang dapat menjadi dasar pembentukan kata gramatikal atau pangkal yang lain yang memberikan bentuk kombinasi kata berikutnya. Dalam pungutan bahasa Arab, ternyata Leksem simpleks ada yang berasal dari kata leksem kompleks dan majemuk kata.
Pungutan Kata Berupa Leksem Simpleks yang Berasal dari Kata Simpleks Bahasa
Ada sejumlah kata yang berasal dari simpleks bahasa Arab, yakni kata yang tidak dibubuhi oleh afiks, baik afiks derivasional maupun afiks infleksional. Seperti contoh berikut:
1. Dalam pemberian mahar seorang calon laki-laki harus mempersiapkan dengan sebaik-baiknya.
2. Ada banyak zikir yang terdapat dalam masyarakat kita,namun hanya yang terdapat dalam Al-quran yang sesuai dengan ajaran Rosul.
3. Sa’I dilakukan tuiajuh kali dalam setiap ibadah haji.
Berdasarkan data di atas, terdapat pungutan kata simpleks yang berasal dari kata simpleks bahasa Arab, yaitu kata mahar, zikir,dan sa’i.
Kata mahar berasal dari infinitif MaHR ‘pemberian kepada istri ketika terjadi akad nikah’. Kata tersebut mengalami bentuk penyesuaian bunyi dengan penambahan bunyi vocal terbuka yang sama dengan bunyi vokal yang mendahuluinya di antara deret konsonan /hr/, yakni vokal /a/. Penambahan seperti ini disebut anaptiksis.
Leksem zikir merupakan leksem simpleks dipungut dari bahasa modelnya ZiKR. Kata itu mengalami perubahan dengan penambahan vokal /i/ dan /r/.
Leksem sa’I dipungut dari kata Sa’Y. Kata itu berakhir dengan bunyi luncuran /y/ . Namun dalam proses pemungutannya kata Sa’Y dipungut melalui perubahan bunyi luncuran /y/ dengan vokal /i/ dengan mempertahankan glotal sebelum vokal akhir itu.
Pungutan Kata Berupa Leksem Simpleks yang Berasal dari Kata Kompleks Bahasa Arab.
a. Berasal dari kata Kompleks: pangkal yang menggunakan Prefiks
(1) Kata Kompleks :Pangkal + Prefiks a-
Kata afdal berasal dari kompleks bahasa Arab aFDal. Kata itu mengalami infleksi dari FaDL dengan membubuhkan prefiks a- dan menambahkan vokal /a/ di antara konsonan /f/ dan /l/ dan leksem ini menjadi pemarkah yang bermakna adjektiva.
(2) Kata Kompleks : Pangkal + Prefiks mu-
Leksem Muslim berasal dari bahasa Arab muSLiM . Kata Muslim diturunkan dari verba imperfek. yuSLiM ‘(dia) menyelamatkan’ setelah menanggalkan prefiks pemarkah subjek yu- sehingga pangkalnya menjadi SLiM . Kemudian, dibubuhkan prefiks mu- ke pangkal SLiM sehingga menjadi muslim.
(3) Kata Kompleks: pangkal + Prefiks ma- dan mi-
Leksem simpleks pungutan kata yang berasal dari kata kompleks bahasa Arab yang terdiri dari atas pangkal dan prefiks ma- serta mi- dapat ditemukan dalam bentuk nomina lokatif, nomina temporal, dan partisipal pasif. Contoh berikut ini yang menggambarkan hal itu.
Leksem mahsyar berasal dari kata maHSyaR merupakan nomina lokatif yang diturunkan dari verba imperfek yaHSyur dengan mengganti verba imperfek ya- dengan prefiks ma(-). Di samping itu, terjadi pula penggantian vokal /u/ sebelum konsonan akar dengan vokal /a/.
Leksem mimbar merupakan contoh leksem simpleks yang dipungut dari miNBARtu lalu diturunkan dari verba imperfek yaNBiR naik atau tinggi. Pembentukannya dilakukan dengan mengganti prefiks ya- dengan mi- pada pangkal –NBiR , kemudian mengganti vokal sebelum konsonan terakhir dari /i/ menjadi /a/ sehingga menjadi miNBaR. Kata itu dipungut kedalam bahasa penerima menjadi mimbar, yang dalam hal ini perubahan konsonan nasal /n/ menjadi /m/ karena di dalam bahasa penerima konsonan nasal /n/ jika diikuti oleh konsonan bilabial bersuara /b/ akan mengalami penyesuaian dengan konsonan /n/.
(4) Kata Kompleks: Pangkal+Prefiks n-
Leksem infirad diturunkan dari verba inFaRaD terpisah dari ‘dengan akar F-R-D. Pembentukannya dilakukan dengan mengganti vokal /a/ pertama dengan /i/ dan /a/ yang kedua dengan vokal panjang/a/ sehingga terbentuk kata inFiRaD.
(5) Kata Kompleks: Pangkal +Prefiks ta-
Leksem takbir dipungut dari bahasa modelnya taKBiR yang diturunkan dari verba perfeknya yakni KaBbaR dan imperfek yuKaBbiR, taKBiR adalah bentuk intransitif KaBbar, yaKBuR ,KaBR.
(6) Kata kompleks: Pangkal + Prefiks sti-
leksem istidlal berasal dari nomina verbal: istiDLaL ‘menuntut kemampuan penghayatan’. Nomina verbal :istiDLaL diturunkan dari verba perfek istaDLaLL melalui perubahan prefiks sta¬- menjadi sti- ,i- sebelum sebelum prefiks itu hanya untuk memudahkkan pembacaan, dan penanggalan vokal di antara konsonan pertama dan kedua akar, kemudian pembubuhan vokal panjang /a/ di antara konsonan rangkap /ii/ sehingga terbentuk kata istiDLaL.
BAB IV
ANALISIS PUNGUTAN PADU DARI SEGI BENTUK
Berdasarkan bentuknya pungutan padu itu ada kalanya terdiri atas (1) pungutan kata dan pungutan sulih. (2) pungutan sulih dan pungutan kata, dan (3) pungutan kata,pungutan sulih,dan pungutan kata.
4.1 Pungutan Padu yang Terdiri atas Pungutan Kata dan Pungutan Sulih
Terdiri atas pungutan kata dan pungutan sulih berupa leksem simpleks, leksem majemuk, dan kata kompleks.
4.1.1 Pungutan Kata dan Pungutan Sulih Berbentuk Leksem Simpleks
Pungutan kata ini seperti pada kata hadis palsu. Hadis palsu berasal dari bahasa modelnya HaDis maWDu’. Pemungutan dilakukan dengan menyesuaikan fonem bahasa modelnya ke dalam bahasa penerima, yakni hadis. Kemudian, leksem keduanya, yaitu maWdu disulih ke dalam bahasa penerima menjadi palsu. Paduan itu menghasilkan salah satu jenis pungutan, yakni pungutan padu hadis palsu.
4.1.2. Pungutan Kata Berbentuk Leksem Simpleksdan Pungutan Sulih Berbentuk Kata Kompleks
Pungutan padu yang terdiri atas pungutan kata berupa leksem simpleks dan pungutan sulih berupa kata kompleks dapat kita perhatikan seperti berikut.
Contohnya adalah alam kegelapan di dalam bahasa modelnya adalah ‘alam az-zulumat ‘. Unsure pertama dipungut ke dalam bahasa penerima dengan menyesuaikan /?a/ dengan vocal /a/, sedangkan unsure yang kedua az-zulumat disulih ke dalam bahasa penerima menjadi kata kompleks kegelapan. Penggabungan leksem simpleks alam dengan kegelapan menghasilkan pungutan padu alam kegelapan.
4.1.3 Pungutan Kata Berbentuk Leksem Simpleks dan Pungutan Sulih Berbentuk Leksem Majemuk
Contoh dari pungutan ini adalah salat gerhana bulan. Pungutan padu salat gerhana bulan berasal dari bahasa modelnya SaLat al-KhuSyuF dan Salat al-KusuF. Di dalam pemungutannya,unsur pertama SaLat dipungut menjadi salat, sedangkan unsur kedua al-KhuSyuF dari akar Kh-Sy-F- dan al-KuSuF- dari akar K-S-F- disulih ke dalam bahasa penerimaan menjadi majemuk gerhana bulan.
4.1.4. Pungutan Kata Berbentuk Leksem Simpleks dan Pungutan Sulih Berbentuk Frasa
Contohnya adalah kata haji orang lain,Allah Maha Pengampun. Pada pungutan haji orang lain dipungut dari al-HaJJ lil-Gair ‘haji untuk orang lain’. Di dalam pemungutannya, unsure pertama al-hajj dipungut menjadi haji dengan melesapkan al dan salah satu konsonan rangkap/j/ serta menambahkan. Sementara itu, lil-gair ¬–kecuali preposisi li –disulih ke dalam bahasa penerima menjad orang lain. Frasa orang lain bergabung dengan leksem haji sehingga membentuk pungutan padu haji orang lain.
4.1.5 Pungutan Kata Berbentuk Leksem Simpleks dan Pungutan Sulih Berbentuk
Afiks
a. Pungutan Kata + Prefiks
Contohnya adalah kata menghasud dalam kata merupakan pungutan yang terdiri atas leksem pangkal hasud dan prefiks meng-.Leksem pangkal hasud dipungut dari adjektiva HaSuD sedangkan prefiks meng- merupakan prefiks bahasa penerima.
b. Pungutan Kata + sufiks
Leksem tahlilan dalam bahasa modelnya merupakan infinitive TaHLiL yang diturunkan dari verba pola II,yakni verba perfek HaLLaL, dan imperfek yuHaLliL. Kata taHLiL dipungut menjadi tahlil dengan penggantian vokal panjang /i/ dengan vokal pendek /i/
c. Pungutan Kata + Konfiks
Pungutan kerasulan terdiri atas leksem pangkal rasul dan konfiks ke-…-an. Pungutan pad padu itu di dalam bahasa modelnya adalah RiSaLah yang termasuk infinitive pola fi’alah. Jadi, pemungutannya ke dalam bahasa Indonesia melalui penyulihan dengan memanfaatkan leksem pungutan rasul di samping bentuk infinitifnya menggunakan afiks ke-…-an.
4.2. Pungutan Kata yang Terdiri atas Pungutan Sulih dan Pungutan Kata
4.2.1 Pungutan Sulih dan Pungutan Kata Berbentuk Leksem Simpleks
Seperti contoh pungutan padu Hari Kiamat dipungut dari yaum al-AkhiRah. Pemungutannya dilakukan melalui penyulihan leksem pertama, yakni yaum, ke dalam bahasa penerima menjadi hari. Leksem kedua dipungut melalui pungutan kata akhirat dengan penyesuaian vokal panjang /a/ dengan vokal /a/, sufiks –at menjadi –ah di samping penghilangan tandatakrif al. Leksem hari sebagai pungutan sulih merupakan leksem simpleks dan membentuk pungutan padu dengan akhirat yang juga leksem simpleks.
4.2.2 Pungutan Sulih Berbentuk Leksem Simpleks dan Pungutan Kata Berbentuk Kata Kompleks
Contonhya ada dalam pungutan kalimat masa jahiliyyah
4.2.3 Pungutan Sulih Berbentuk Leksem Simpleks dan Pungutan Kata Berbentuk Leksem Majemuk
4.2.4 Pungutan Sulih Berbentuk Kata Kompleks dan Pungutan Kata Berbentuk Leksem Simpleks
4.2.5 Pungutan Sulih dan Pungutan Kata Berbentuk Kata Kompleks
4.2.6 Pungutan Sulih Berbentuk Kata Kompleks dan Pungutan Kata Berbentuk Leksem Majemuk
4.2.7 Pungutan Sulih Berbentuk Leksem Majemuk dan Pungutan Kata Berbentuk Leksem Simpleks
4.2.8 Pungutan Sulih dan Pungutan Kata Berbentuk Leksem Majemuk
4.3 Pungutan Padu yang Terdiri atas Pungutan Kata, Pungutan Sulih, dan Pungutan Kata
BAB V
ANALISIS PUNGUTAN SULIH DARI SEGI BENTUK
5.1 Pungutan Terjemah
Dalam pungutan ini meliputi pungutan terjemah yang bahasa modelnya berbentuk kata simpleks, kata kompleks, majemuk kata, dan majemuk frasa.
5.1 Pungutan Terjemah Berbentuk Leksem simpleks
a. Leksem Simpleks yang Berasal dari Kata Simpleks
contohnya dalam leksem Tuhan,pahala,dan dosa.
b. Leksem Simpleks yang Berasal dari Kata Kompleks
Contoh leksem kawin,cerai,dan sumpah.
5.1.2 Pungutan Terjemah Berbentuk Kata Kompleks
a. Kata Kompleks yang berasal dari Kata Simpleks
Senin, 10 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar